Bab 3.Kembali Terjadi

1.1K 70 2
                                    

Back To Happen//
----
Di hari Sabtu yang indah ini -semoga-,aku sudah memantapkan hati benar-benar untuk mendatangi rumah dinasnya Papa yang ternyata satu kota denganku saat ini yaitu sama-sama di  Jakarta tepatnya kalau dari apartemenku kira-kira 30 menit sampai.Makanya aku kaget ketika kemarin Mas Al dan Mas El cerita bahwa Papa selama tiga tahun sudah disini ia memata-mataiku,tidak berani menghampiriku langsung karna mereka juga berfikir waktunya aku kembali akan tiba nanti.Dan,kebetulan Papa sering ada kunjungan dan kegiatan dipusat yang tempatnya dekat rumah dinasnya Om Dito tapi anehnya aku tidak pernah menyadari bahwa Panglima yang selama ini mengisi acara,menyambut beberapa prajurit ketika saat itu aku sedang menemani Tante Dewi kegiatan aku tidak tau kalau itu adalah Papa karna semuanya sangat berbeda..

Aku kerumah Papa siang hari karna tadi pagi ada urusan sebentar dengan clien yang akan ada kerjasama untuk minggu depan diLombok.Ada perasaan lega namun sedikit mencengkam juga ketika aku dengan mengkuatkan hati berhasil berdiri didepan rumah dinasnya Papa.Tempat yang terasa asing sekali i mean suasananya ya karna kalau lingkungan hijau seperti ini sudah sering sekali ku pandang dan kurasakan sejak dilahirkan bahkan ketika menumpang dirumahnya Om Dito jadi intinya meskipun semua yang ada disini sudah sering kulihat,tapi suasananya-lah yang membuat perasaanku sangat asing saat sudah sampai disini.Rumah dinas Papa saat ini masih sama persis dengan rumah dinasnya ketika kami masih tinggal di Bandung.Ukurannya cukup luas meskipun yang menempati hanya dua orang saja,yang kulihat dari ruang tamu ini adalah kalau rumah dinas ini mempunyai empat kamar,taman depan yang luas,tak lupa semua disini pastinya bercat hijau pupus.

Yaallah baru aja rasanya kemarin kecewa dengan dua orang yang ada di hadapanku tapi hari ini aku ingin berdamai dengan mereka.Apa iya butuh waktu sepuluh tahun untuk Papa dan Mama berdamai dengan kesalahan mereka kepadaku selama ini?

"kenapa Ca?sepi ya rumahnya?"tanya Mama di sampingku yang masih membelai kepalaku pelan,aku hanya tersenyum kikuk ketika ketauan dari tadi melihat isi rumah dinasnya Papa yang memang sangat sepi.

"Ca,maafin Mama ya selama ini belum bisa menjadi Ibu yang baik untuk Ica tapi percayalah sayang selama tujuh tahun gak ada doa yang engga buat kamu,Mama slalu mendoakan kebaikan Ica meskipun Ica sudah terlanjur benci sama Mama"seandainya pun Mama juga tau,setiap harinya nama Mama dan Papa slalu kusebut dalam doa,tahan Ca!jangan nangis dulu!

"Mama gak nyangka kamu tumbuh menjadi anak yang baik,kamu cantik sekali nak pakai jilbab seperti ini Mama bangga punya anak seperti Khaliza"Mama sudah memelukku lagi dan air matanya terus mengalir,dulu ketika keluar dari rumah aku memang belum memakai Jilbab tapi perlahan dan pasti dengan diajari oleh Tante Dewi juga aku mulai belajar pakai jilbab sejak awal kuliah,karna aku ingin menutupi hatiku dulu baru menutupi aurat untuk memantaskan diri agar lebih baik lagi.

"Khal"..

Papa sudah memanggilku dengan nickname favoritenya dari dulu yang ternyata saat ini juga tapi kalau keadaan normalnya Papa tetap aja manggil ku dengan sebutan Ica,Papa inget nama aku aja aku udah sujud syukur apalagi Papa masih menganggap aku sebagai anaknya coba.

"maafin Papa ya kalau selama ini Papa belum bisa ngerti apa keinginan kamu,belum paham apa yang sebenarnya anak Papa yang bungsu ini ingin jadi apa,Papa merasa bersalah nak sebetulnya ketika kamu keluar rumah waktu itu",

"kalau kamu berfikiran Papa gak cari kamu waktu itu salah nak karna ketika Praka Angga memberi tau Papa kamu pergi bawa koper besar dan tas ransel maka malam itu Papa cari kamu disatu kota Bandung terus distasiun,kerumah teman dekat kamu tapi hasilnya nihil,meskipun Papa memang kecewa kamu gak mengikuti apa kemauan Papa tapi dengan kamu pergi dari rumah hati Papa hancur Khal"Papa yang selama ini kukenal adalah seorang prajurit tegas,berwibawa,dingin tapi ketika sudah menyangkut masalah anak dia mewek juga,dan aku baru menyadari akan hal itu ketika aku baru berusia 25 tahun saat ini.

K H A L I Z A || CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang