Bab 28.Jauh dimata,Dekat dengan doa

499 32 0
                                    

Out of Sight,Near to Prayer//
I Miss You so much.
----
Hari berganti hari,bulan sudah berganti bulan,,janinku si baby twins semakin berkembang tapi checkup terakhir bulan lalu masih belum terlihat jenis kelaminnya apa tapi yang terpenting adalah mereka berdua berkembang dengan sehat kedepannya.Dengan keadaan perut semakin besar,aku tetap terus menjalani kegiatan rutin di asrama seperti kegiatan Persit yang sebenarnya kalau sedang hamil besar seperti ini sudah pasti aku sangat lelah tapi untung saja Ibu Komandan dan Ibu yang lainnya memaklumi keadaanku yang dimana nanti ikut kelapangan tapi balik lagi ke rumah yang ditunjuk untuk berkumpul karna aku tidak kuat berdiri terlalu lama.

Dan semenjak sudah kenal dan akrab dengan dokter Yusna,benar adanya dia adalah istri Tentara dan suaminya satu letting dengan Mas Rei.Tapi yang menjadi pembicaraan Ibu-Ibu yang lain akhir-akhir ini adalah tentang dia yang ternyata tidak tinggal bersama disini dan aku tidak tau dan tidak ingin tau juga selanjutnya seperti apa karna memang aku jarang melihat dokter Yusna ikut kegiatan Persit selama ini.Jadi kufikir biarlah nanti dokter Yusna menjelaskan semuanya ke kami.

Hari ini diakhir bulan seperti biasanya ada kegiatan rutin di kesatuan kebetulan ada jadwal kunjungan Panglima Komandan maka dimana seluruh istri prajurit di Batalion ini wajib hadir sebelum dan saat hari kunjungan.Jadi sebelum harinya tiba,kami sudah mempersiapkan semuanya dimulai dari tempat dan keadaan lalu konsumsinya seperti apa serta hal lainnya yang harus dipersiapkan secara matang-matang agar saat Pangdam datang semuanya sudah tersusun rapi dan tidak ada persiapan yang kurang sedikitpun.Dan kali ini untuk mempersiapkan beberapa konsumsi-nya di rumahku sesuai perintah Ibu Komandan langsung karna aku dan ada dua Ibu disini sedang hamil besar jadi lebih baik stay di rumah saja tapi tetap kerja bersama juga.

“dek ini lebih bagus sepertinya warna biru ya”kataku memperlihatkan bunga hiasan yang sudah disusun kepada istrinya junior Mas Rei.

“siap Mbak tapi kalau dicampur pink bagus juga Mbak”katanya lagi menaruh bunga warna pink-nya,aku pun memperhatikan sebagai hiasan didepan aula nantinya jadi harus menarik.

“oh yasudah dilanjut ya saya mau ambil cemilan dulu”kataku membereskan barang sebentar lalu sudah beranjak menuju dapur untuk mengambil kue yang sudah matang dari oven.

Selesai urusan dapur,aku pun membawa cookies yang sengaja ku buat untuk Ibu-Ibu yang sedang beres-beres di rumah saat ini..Ketika aku sudah bergabung dengan yang lainnya sedang merangkai bunga lagi,tiba-tiba dokter Yusna hari ini hadir dengan memakai seragam lengkap sama dengan yang lainnya.Tapi dilihat dari wajahnya tampak ada yang berbeda entah hanya perasaanku saja atau memang ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi karna sesama Perempuan aku turut merasakan kalau dia sedang sedih.

“izin Mbak Khaliza,masih ingat sayakan?”dokter Yusna mendekatiku begitu aku duduk sendirian tetap sambil merangkai hiasan lainnya.

“masih dong dokter Yusna,kalau sama saya jangan formal bu dokter panggil saya Ica aja kan kita seumuran ya”kataku tersenyum,diapun mengangguk juga sambil ikutan membantuku disaat Ibu-Ibu yang lain diruang depan masih mengurus konsumsi yang baru saja datang.

“panggil saya Ina juga ya biar semakin akrab,oh iya btw Kanya kemana Ca?”dia memperhatikan sekitar ruangan.

“oh Kanya masih sekolah baru pulang siang nanti”jawabku dan dia hanya mengangguk.Kamipun melanjutkan menghias yang hanya sisa sedikit karna setelah dari sini aku yang kebetulan ada Ina jadinya kami berdua bergotong kardus berisi hiasan ke aula depan ya meskipun agak banyak tapi aku juga perlu jalan sebentar agar seimbang dengan lamanya duduk tadi.

Entah karna Yusna baru terlihat di kegiatan hari ini atau memang Ibu lainnya sangat penasaran sampai Yusna dibicarakan persis didepan kami,tapi dengan cepat aku ber-‘kode’ lewat mata bahwa ‘kita harus diam saja’ karna apa yang mereka lakukan saat ini semata-mata hanya ingin akrab saja tapi memang caranya mereka sebetulnya salah..Aku dapat melihat ketegarannya lagi dan lagi lewat tatapan matanya itu tapi aku juga yakin setelah ini Yusna pasti akan menceritakan semuanya,my feelings say like that although I also do not know whether or not it is.Benar saja ketika acara kegiatan sudah selesai pada siang hari,Yusna mampir lagi ke rumahku yang katanya ingin ngobrol berduaan.

K H A L I Z A || CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang