*Happy Reading*
Sudah seminggu sejak Jimin mengetahui keadaan Taehyung. Selama itu pula tak ada tanda-tanda Taehyung akan bangun. Kedua mata indah itu masih terpejam tenang. Sangat tenang sampai mereka takut mata itu tak akan menatap mereka lagi.
Benar kata Seokjin, tak ada yang berubah sekalipun Jimin atau siapapun tau. Semua masih sama dengan awalanya, Taehyung tak juga membuka matanya.
Hari demi hari berganti, keyakinan mereka akan Taehyung yang bangun mulai menipis. Bisa dikatakan hampir putus asa. Tak tau lagi bagimana caranya Taehyung bisa bangun kembali.
Setiap hari mereka selalu mengajak Taehyung berbicara. Menceritakan bagaimana hari mereka atau mengeluhkan sesuatu pada Taehyung. Kata dokter, itu bisa membantu Taehyung bangun kembali dengan bantuan orang-orang terdekat yang masih menginginkan Taehyung sadar.
Mereka paham, mungkin Taehyung hanya lelah. Taehyung masih ingin istirahat. Tapi mereka tak mengharapkan akan selama ini. Pada akhirnya mereka hanya takut Taehyung menyerah.
Pikiran takut itu yang juga akhir-akhir ini selalu menghantui pikiran Yoongi. Ia sudah mengenal Taehyung cukup lama. Sudah terbiasa dengan kehadiran Taehyung setiap harinya. Bisa dikatakan, Yoongi cukup dekat dengan Taehyung. Bahkan lebih dekat layaknya saudara.
Dulu, ketika Seokjin jarang pulang atau Seokjin sedang sibuk dengan cabang restorannya yang berada diluar kota, Taehyung selalu datang pada Yoongi, walau tak sesering datang pada Jimin. Taehyung akan datang langsung ketempat agensinya untuk mengganggunya atau kadang kala datang ke rumah Yoongi untuk menginap.
Selama ini Yoongi memang hidup sendiri. Keluarganya ada di desa. Jarang sekali keluarganya mengunjunginya di kota. Lebih sering Yoongi sendiri yang mengunjungi mereka di desa.
Tapi Yoongi tak pernah merasa sendiri. Ada teman-temannya yang selalu datang menemani nya. Lebih sering Taehyung yang selalu mengisi jadwal menemuinya. Itulah yang membuat Yoongi terbiasa dengan kehadiran Taehyung setiap harinya.
Yoongi tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa Taehyung. Kehidupannya sudah terbiasa dengan kehadiran Taehyung. Taehyung juga dianggapnya sebagai adik. Adik yang tak pernah Yoongi dapatkan sedari dulu.
Yoongi terkekeh, jika dulu Taehyung yang lebih sering menunjunginya. Kini berganti Yoongi yang sering mengunjungi Taehyung.
"Yoongi hyung,"
Yoongi tersentak merasakan seseorang menyentuh bahunya. Ia menoleh kearah samping dan menemukan Jimin berada disebelahnya, "Jimin?"
"Hyung baik-baik saja?"
Yoongi hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Jika baik-baik saja mengapa ada air mata dipipimu?"
Yoongi yang tersadar ada air mata dipipinya lantas mengusapnya cepat. Larut dalam memori bersama Taehyung membuatnya tanpa sadar meneteskan air mata. Jimin yang melihat itu sudah tertawa kecil.
"Hyung yang bilang sendiri untuk tidak menangis didepan Taehyung, sekarang kau sendiri yang mengingkari perkataanmu"
Yoongi berdehem singkat. Mengurangi rasa malu yang justru terlihat lucu dimata Jimin. Apalagi kini kedua pipinya sudah bersemu merah. Ketara sekali Yoongi sedang menahan malu.
Jimin beralih mendekati Taehyung. Mengusap surai Taehyung sudah menjadi kebiasaan saat ia mengunjungi Taehyung.
"Aku akan berganti menjaga Taehyung. Hyung pulanglah, lagipula Seokjin hyung mengatakan akan datang kesini setelah urusan restorannya selesai"
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS (End) (Revisi)
FanfictionKisah persahabatan antara Taehyung dan Jimin yang diwarnai konflik kesalahpahaman. Mempertanyakan kepercayaan satu sama lain. Kebenaran yang disembunyikan menambah rumit permasalahan di antara mereka. Taehyung yang ingin kembali seperti dulu atau Ji...