18. Fact°•°•

1.9K 244 75
                                    

*Happy Reading*


Tak ada waktu lagi, Taehyung tak akan menyia-nyiakan sedikit waktunya. Tekadnya sudah bulat. Ia ingin segera memperbaiki hubungan persahabatannya dengan Jimin. Tak peduli bagimana anak itu akan terus menolaknya. Taehyung tidak akan menyerah.

Pagi ini, Taehyung kembali masuk sekolah. Berjalan riang disepanjang koridor menikmati suasana sekolah yang masih sepi. Beberapa kali ia menyapa murid lain walaupun tak mendapat balasan apapun.

Tujuannya tentu saja adalah kelasnya. Kelas yang telah menyimpan banyak kenangan suka dan duka selama berada di sekolah menengah atas ini.

Ah, jika membicarkan kelasnya, Taehyung selalu rindu dengan suasananya. Walau terkadang sangat berisik hingga ia seringkali mengungsi ke perpustakaan tapi dibalik itu, teman teman sekelas Taehyung punya rasa solidaritas yang tinggi. Misal jika ada siswa/i yang belum mengerjakan tugas maka siswa/i yang sudah mengerjakan dengan suka rela membantunya. Atau seperti kejadian tahun lalu dimana saat itu ada ulangan dadakan di jam ketiga. Hampir semua murid tidak siap ulangan jadi mereka semua memutuskan untuk kabur dan tidak mengikuti ulangan tersebut.

Itu jangan ditiru!

Jika mengingat moment yang telah Taehyung lewati bersama teman sekelasnya pasti membuatnya merasa senang. Tapi jika mengingat kesempatan untuk bisa mengulang moment itu Taehyung merasa sedih. Ia takut tak bisa bersama mereka lagi.

Tak terasa Taehyung sudah sampai didepan kelas. Hanya ada beberapa murid saja yang baru datang. Masih ada cukup banyak waktu untuk pelajaran pertama dimulai. Teman-teman sekelas Taehyung itu pasti akan datang jika waktu sudah hampir mepet.

Didekat jendela sana, Taehyung melihat Jimin sudah duduk dibangkunya. Senyum Taehyung langsung mengembang. Segera ia menghampiri Jimin.

"Hei, Jim! Selamat pagi"

"...."

Tak ada jawaban tapi tak masalah.

"Bagaimana kabarmu kawan?"

"...."

"Kuharap kau baik-baik saja"

Taehyung mulai menduduki tubuhnya disamping Jimin. Ditatapnya Jimin yang tak berkutik sedikitpun walau tau Taehyung ada disebelahnya.

"Kau tau kawan, kita jarang mengobrol bersama lagi. Kau terlalu sibuk dengan teman-teman barumu. Apa aku terlalu menyebalkan sampai kau memilih berteman dengan orang lain,"

"...." Walau Jimin tak memberi respon apapun, Taehyung tau anak itu pasti mendengarkannya.

Sejenak Taehyung menghela nafas sebelum mengalihkan pandangannya dari Jimin. Ada rasa sedih dan kecewa yang bercampur aduk melihat Jimin yang tidak memperhatikannya sama sekali.

"Kita tak bisa seperti terus. Kau tau, aku lelah Jim. Aku hanya ingin persahabatan kita kembali seperti dulu" setelah itu aku bisa pergi dengan tenang.

"Itu tidak akan terjadi!" akhirnya Jimin memberi respon juga.

"Kita tak bisa seperti dulu lagi Kim. Kau tak tau bagaimana aku merasa kecewa dikhianati sahabatnya sendiri" ucap Jimin sembari menatap Taehyung dalam. Mencoba memberitahukan seberapa kecewanya Jimin pada Taehyung.

Dimata itu, Taehyung tidak bisa melihat Jimin yang dulu. Jimin yang dulu selalu menatapnya penuh kasih sayang kini mata itu menatapnya dengan penuh kebencian.

"Kau tak tau permasalahan ini. Oke, aku akan jelaskan tapi kumohon percaya padaku. Aku tak mungkin mengkhianati sahabatku sendiri. Kau sahabatku, saudaraku"

FRIENDS (End) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang