*Happy Reading*
Tidak. Jimin tak ingin mempercayai penjelasan Seokjin. Tak ingin juga membenarkan perkataan teman-temannya. Seokjin telah menjelaskan semuanya. Semua yang tak ia ketahui yang dirahasiakan mereka. Semua sudah jelas baginya. Tak bisa Jimin elak sekalipun ia mau. Satu fakta itu cukup untuk bisa Jimin simpulkan.
Ia penyebab Taehyung kecelakaan.
Ia penyebab Taehyung koma.
"Tidak Jim. Taehyung melakukan itu untuk melindungimu. Tapi bukan berarti kau penyebab kecelakaan Taehyung"
Jimin ingin mempercayai ucapan Seokjin, tapi otaknya menyangkalnya. Fakta bahwa ia adalah penyebab Taehyung kecelakaan sudah tertanam kuat dibenaknya. Tak peduli seberapa kuat mereka menyangkal hal itu. Semua sangkalan mereka tak ada gunanya sebab Jimin sudah menanam kuat simpulannya.
Jimin bukan penyebab kecelakaan Taehyung.
Ini adalah takdir.
Tapi menurutnya ia adalah penyebabnya.
"Hiks.."
Satu isakan berhasil lolos dari pertahanan Jimin. Penjelasan Seokjin tak bisa membuatnya berfikir jernih. Segala pemikiran negatif berputar-putar diotaknya.
"A-aku penyebab T-taehyung kecelakaan hiks"
"Tidak Jim. Para saksi mengatakan Taehyung sendiri yang berlari untuk menyelamatkanmu. Jadi bukan berarti kau penyebabnya. Taehyung hanya ingin melindungimu"
Jimin kembali menolak penyataan itu. Mungkin memang benar ia bukan penyebabnya. Tapi jika saja Jimin bisa menghindari truk itu. Mungkin kecelakaan itu tak pernah terjadi. Mungkin keadaannya tak akan serumit ini. Dan ia juga tak akan menahan malu akan perkataannya pada Taehyung saat Taehyung sadar nanti. Semua penyesalan yang dulu pernah ia lakukan pada Taehyung semakin membuatnya sesak. Apalagi fakta baru bahwa secara tak langsung ia adalah penyebab kecelakaan Taehyung semakin membuatnya menjadi lebih buruk.
Seokjin menghampiri Jimin. Memeluknya layaknya ia memeluk Taehyung. Ia cukup mengerti sahabat adiknya itu pasti menyalahkan dirinya sendiri. Mengatakan ia penyebab Taehyung kecelakaan dan koma seperti ini.
Seokjin ikhlas, sungguh. Ia tak menyalahkan Jimin sama sekali. Walaupun sempat ada rasa kesal dan marah, tapi Seokjin tak menyalahkan Jimin. Ia hanya kesal dengan keadaan.
Mengapa harus adiknya yang menerima dan menanggung semua beban ini. Taehyung anak yang baik. Adiknya sangat ceria dan murah senyum. Walau terkadang Seokjin kesal jika adiknya terlihat baik-baik saja padahal tidak.
Tapi sungguh Seokjin tak menyalahkan Jimin. Ini adalah takdir. Tuhan sudah mengatur skenario ini. Semua sudah diatur sebagaimana mestinya. Dan ia yakin jika dari kejadian ini pasti ada hikmah yang bisa diambil. Sesuatu mungkin berubah dari kejadian ini, tapi Seokjin percaya itu adalah hal yang baik.
"M-maafkan aku hyung. T-taehyung.."
"Sst, sudah. Tak apa, aku sama sekali tak menyalahkanmu"
Jimin tak dapat membendung tangisannya lagi. Ia memeluk Seokjin erat sembari menggumamkan kata maaf. Seokjin pun berulangkali mengatakan itu bukan kesalahan Jimin. Sedangkan Chanyeol hanya bisa mengusap punggung Jimin lembut. Mencoba memberi ketenangan pada adiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/214489831-288-k353549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS (End) (Revisi)
FanficKisah persahabatan antara Taehyung dan Jimin yang diwarnai konflik kesalahpahaman. Mempertanyakan kepercayaan satu sama lain. Kebenaran yang disembunyikan menambah rumit permasalahan di antara mereka. Taehyung yang ingin kembali seperti dulu atau Ji...