19. Pain°•°•

1.8K 238 66
                                    

*Happy Reading*


"Tidak, Kumohon dengarkan aku dulu"

Taehyung frustasi menghentikan Jimin. Saat ini, ia sedang mengejar Jimin sampai ke toilet. Jika saja ia bisa memegang Jimin, sudah dari tadi ia menarik sahabatnya itu. Taehyung ingin berbicara tentang Jimin yang akan pergi ke kelab. Tapi seperti yang ia lihat, Jimin sama sekali tak ada niatan  mendengarkannya.

"Dengarkan aku sekali ini saja" mohon Taehyung.

"...."

"Jangan pergi ke kelab. Kau tau itu tidak benar 'kan"

"...."

"Jangan ikutin teman-teman barumu itu. Aku tak masalah kau berteman dengan Chanhee atau yang lainnya, tapi jangan mereka. Mereka bukan teman yang baik"

Ucapan Taehyung berhasil menarik perhatian Jimin. Setelah selesai mencuci tangannya, Jimin beralih menatap Taehyung.

"Kau siapa berani mengaturku?"

Deg

"A-aku sahabatmu Jim" lirih Taehyung.

"Benarkah? apa kau menganggapku seperti itu?"

Taehyung mengangguk kecil yang ditanggapi tawa remeh dari Jimin.

"Tapi aku tidak menganggapmu seperti itu."

Taehyum diam, membiarkan Jimin melanjutkan kalimatnya kendati hatinya sudah berdesir nyeri.

"Mana ada sahabat yang mengkhianati sahabatnya sendiri, menusuknya dari belakang. Kau itu sama saja dengan pengecut, pembual, penipu."

"Kau tak pantas menyebut dirimu sahabat. Kau hanya orang asing yang merusak hidupku. Jadi kumohon, berhenti mengikutiku atau mengatur hidupku"

Taehyung tau, Jimin memang tidak menganggap Taehyung sahabat lagi setelah insiden itu. Jimin membenci Taehyung, sangat benci malah. Tapi bisakah Jimin tidak menyakiti hati Taehyung terus menerus. Sekuat apapun ia menerima perkataan menyakitkan Jimin, Taehyung pasti memaafkannya. Tapi jika terus menerus , Taehyung juga sakit 'kan.

"A-aku melakukan ini demi kebaikanmu" lirih Taehyung. Air matanya bahkan sudah menetes entah sejak kapan. Kata-kata Jimin terlalu menyakitkan untuknya. Tapi sekuat hati Taehyung mencoba mengabaikannya. Taehyung hanya ingin Jimin tidak terjerumus pada hal yang tidak baik. Mengapa Jimin tak bisa melihat ketulusannya. 

"Demi kebaikanku? Cih"

"Dengar Kim Taehyung, satu-satunya hal yang terbaik untukku adalah melihatmu pergi dari hidupku selamanya"

Deg

Taehyung tak mengira Jimin akan mengatakan itu. Taehyung sudah kebal dengan perkataan menyakitkan Jimin sebelumnya, Taehyung akan mencoba menerima semua perkataan menyakitkan Jimin padanya, ia kuat, tapi ini adalah yang paling menyakitkan. Sangat menyakitkan melebihi rasa sakit yang ia rasakan saat tubuhnya menghantam truk dengan keras malam itu.

"K-kau ingin aku pergi?"

"Jika bisa, silahkan"

Taehyung diam. Ia menatap Jimin lekat mencoba memastikan Jimin tak sungguh-sungguh mengatakan hal menyakitkan itu padanya. Tapi Taehyung tak menemukan apapun, ia tak bisa melihat candaan diwajah Jimin. Jimin terlihat serius saat mengatakan hal itu.

Taehyung juga tak bisa melihat Jimin yang dulu lagi. Taehyung tak mengenal orang didepannya ini. Dia bukan Jimin temannya.

"Jika itu keinginanmu, a-akan aku k-kabulkan"

FRIENDS (End) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang