BAB 5

964 154 8
                                    

Attention!

Chapter ini lebih panjang dari chapter sebelumnya.

Enjoy
.
.
.

Seperti biasa, tanah dan pohon dipenuhi oleh salju-salju yang telah menumpuk. Padahal setiap hari sudah dibersihkan, namun salju itu nampak gemar sekali memenuhi tanah.

Dengan pakaian lelaki milik Narnian, Eva berlari kecil sembari menghembuskan embun dari mulut.

Para wanita sedari dahulu tak diizinkan mengenakan celana. Entah karena apa, tapi itu merupakan kebijakan dari ratu Helena pertama. Hanya Eva yang diizinkan secara dirinya merupakan salah satu dari entitas agung dibawah Aslan.

Netra emerald mengerling melihat tenda merah. Lantas bibirnya menyunggingkan senyum. "Reus! Good morning!"

Menyapa sang kepala suku Centaur yang tentu saja membalas dengan dengusan kesal. Membuat Eva terkikik kecil lalu melanjutkan lari pagi yang indah.

Sudah beberapa hari berlalu sejak ia tinggal di perkemahan Aslan ini. Di awal-awal ia lari pagi, Oreius senantiasa memarahinya.

Katanya Eva berisik. Suara kakinya yang menapak pada salju itu bisa mengganggu istirahat Aslan. Tapi itu semua cuma kata Oreius.

Nyatanya, Aslan sendiri tidak pernah menegurnya. Hal itu justru membuat Eva berfikir bahwa Oreius ingin berteman dengan Eva, namun tidak tahu bagaimana caranya berbaur dengannya.

Karenanya Eva dengan spesial akan selalu memanggilnya setiap bertemu. Yang justru membuat sang empu mendengus kesal setiap melihatnya.

Kembali pada Eva yang tengah berhenti  didepan sungai dengan nafas terengah-engah setelah berlari cukup jauh.

Alisnya mengernyit menatap rumput hijau yang muncul disekitar sepatunya.

Ia mengedarkan pandangan, lalu menatap kearah sungai yang mulai mencair dan mengalir. Kurva dicetak dibibir. Lantas kaki dibawa kencang kembali berlari menuju tenda merah.

"ASLAN! ASLAN!!!"

Oreius sang penjaga tenda pun mendelik kesal padanya.

"Eva! Harus berapa kali aku menegurmu agar teguranku bisa masuk ke telingamu dan menetap di kepalamu, HAH?!"

Hoho. Lihat ini. Muncul sudah kebiasaan Oreius yang mengomel layaknya ibu-ibu di pasar yang tak dapat diskon.

Eva suka sekali melihat orang mengomel padanya. Menurutnya itu lucu. Tapi jangan bilang-bilang. Ini rahasia kita.

Eva menahan diri, lalu pura-pura memutar bola matanya malas. Dia menaruh jari telunjuknya didepan bibir, menyuruh Oreius berhenti.

"Syuuut! Kau ini! Aku mau memberi kabar pada Aslan bahwa salju sudah mencair!"

Belum sempat Oreius membalas, Eva sudah lebih dulu menyibak kain tenda didepannya dengan cepat yang membuat Aslan menatapnya heran.

"Aslan! Saljunya mencair!"

Dibalas anggukan dan senyuman dari sang singa Agung.

"Mereka akan tiba sebentar lagi."

Netra emerald melebar. Nampak binar dimatanya. Lalu kepala merah mengangguk cepat.

"Astaga! Aku harus siap-siap! Tidak boleh mempermalukan diriku sebagai penyihir hebat! Aku pergi dulu Aslan, permisi."

Ia pamit dan berlalu menuju tenda. Kini matanya menatap gaun-gaun yang diberikan oleh seekor Faun kemarin.

High Witch of Narnia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang