Season 2 | Bab 6

384 58 0
                                    

"Dia ada di jangkauan mataku."
.
.
.
Enjoy

"Jangkauan matamu apanya! Dia hilang tuh." Gerutu Edmund menendang kerikil di sebelah kakinya. Eva mendesis sebal melihatnya.

Makhluk asing itu tadi sudah terbang entah kemana. Sihir penglihatan malam milik Eva tidak sampai melihat jarak yang begitu jauh. Mungkin maksimal hanya 500 meter.

"Maaf saja yah, aku sedang berusaha mencarinya sekarang. Kalau kau tidak mau, cari saja sendiri!" Eva berbalik mencari sendirian.

Edmund berdecak kesal lalu berjalan kearah yang berlawanan. "Awas kalau kau terkena masalah, jangan panggil namaku." Ucapan Eva terdengar sebelum dia hilang dibalik kegelapan.

"Siapa juga yang mau memanggilmu cih." Gumam Edmund. Dia sudah tidak mau perduli lagi pada gadis itu. Terserah padanya saja. Ini adalah wilayahnya, Edmund yakin bisa menyelesaikan semua masalah disini.

Lantas bagaimana dengan pencarian pegasus? Buah Toffee? Edmund menghentikan langkahnya.

Benar juga, dia mengajak Eva jauh-jauh begini untuk mencari pegasus agar mereka bisa sampai ke tempat legendaris pohon toffee. Tapi jangankan menemukan pegasus, mereka sudah berpisah karena ada masalah. Edmund menggelengkan kepalanya.

"Terserah deh. Mau itu pohon toffee, pegasus. Itu bukan urusanku. Yang penting wilayahku aman." Gumamnya mengangguk.

Tak begitu lama, banyak langkah kaki menuju kearahnya. Edmund memasang kuda-kuda dan menggenggam pedang di pinggangnya. Belum menariknya keluar dari sarung.

"Yang Mulia!"

"Yang Mulia Edmund!"

Teriakan-teriakan rakyatnya mencarinya terdengar dari arah langkah kaki itu. Edmund menghela napas lega dan menurunkan tangannya. Lantas berjalan cepat menuju rakyatnya.

"Aku disini." Hewan-hewan berbicara yang menjadi rakyatnya itu bernafas lega dan berjalan kearahnya sembari menenteng lentera.

"Saya pikir anda diculik makhluk itu juga." Salah satu rakyatnya berbicara. Diangguki oleh yang lainnya. Mereka berbincang sejenak. Edmund menjelaskan situasinya bagaimana makhluk itu berhasil kabur.

Setelahnya mereka memulai pencarian, Edmund menghitung mereka yang hanya ada  tujuh orang. Lantas membagi mereka menjadi empat bagian. Dua ke kanan, dua ke kiri, dua ke belakang dan terakhir Edmund dengan satu rakyatnya akan maju ke depan.

***

Eva berjalan sembari menghentakkan kaki sedikit menyalurkan rasa kesalnya. Dia masih kesal akan kegagalan rencana mereka.

Sebenarnya rencana mereka tadi hanya menyerang makhluk itu diam-diam dengan sihir Eva hingga pingsan. Lalu mereka akan mengikat makhluk itu dan mengintrogasinya setelah bangun.

Hanya saja, dia salah karena tidak mengetahui tingkatan sihir milik musuhnya. Beberapa makhluk di Narnia bisa kebal dengan sihir tingkat tinggi tergantung kekebalan tubuhnya.

Misalnya para merman yang terlahir dari sihir itu sendiri, mereka cenderung punya kekebalan sihir yang tinggi. Menggunakan sihir tingkat tinggi pada mereka pun hanya akan terasa seperti sihir tingkat rendah.

Berbeda dengan para hewan berbicara atau manusia yang tidak punya kekebalan sihir di tubuh mereka. Sekali terkena sihir tingkat tinggi, resiko kecilnya pingsan. Paling parah meninggal.

Makhluk yang tadi, mungkin setara dengan para merman. Atau lebih kuat mengingat makhluk itu tinggi dan gesit. Lalu dia juga punya sayap.

Mungkin karena itulah rencana mereka gagal. Musuhnya terlalu kuat makanya sihirnya tidak mempan. Eva melepas ikatan rambutnya kasar. Lalu mengacak rambutnya kesal.

High Witch of Narnia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang