Bab 16 : Ck!

5.8K 344 5
                                    

"Woi, Wira mabok ya?!" Gue mengembalikan hp ke Ken.

Nelepon lagi juga percuma. Gue ngomong A lah si Wira ngomong B. Ga nyambung banget! Mending cuekin ajalah, yang penting gue udah bilang apa yang mau gue bilang ke dia. Terserah apa tanggapan dia. Yang jelas, dia harus tau gue ga mau diikutin lagi sama temen-temennya yang suka ganggu ini.

Terutama Ken yang udah kayak kaptennya!

Ck, emang sih gue tau kalau mereka berempat itu kayak se-geng ga terpisahkan. Sahabatan yang dibayar dengan harga mati. Solid dan setia kawan, sampai-sampai hobi mereka nyaris mirip. Suka gonta-ganti pacar!

Tapi lucu juga kan kalau mereka nurut aja Wira nyuruh apa? Huff... Aneh bener sih hobi orang bertampang ganteng?

"Mabok? Di Amrik masih siang, mana mungkin!" Bantah Ken tegas.

Gue langsung menyipitkan mata. Udah gue duga!

"Hell you! Katanya ga tau dia dimana, dan tadi lu sebut dia di Amrik?! Cih!"

Ken langsung menggaruk kulit kepalanya yang gue yakin ga gatel sama sekali. Halahhh, bilang aja dia kepergok bohongnya!

Ck!

"Jadi, dia kenapa?" Tanya Ken.

"Lu ga perlu tau. Sekarang gue mau nanya, tapi lu jawab jujur. Ga jujur, say goodbye sama pemuas nafsu lu itu!" Kata gue melirik 'miliknya' sambil mengacungkan pisau yang gue ambil di deket gue.

"Eitsss... Cewek tuh ga bagus ngacungin pisau kayak gitu! Kayak mau tawuran aja! Udah udah... Taro lagi. Ga baik itu..."

Pranggg... Gue sengaja memotong lime yang ada di meja dengan ganas. Dia kira gue bercanda? Ini tuh ga akan bercanda kalau berhubungan dengan uang senilai dua milyar!

"Masih syukur bukan parang!" Desis gue tanpa ampun.

"Ow wow! Oke oke... Jangan sadis-sadis!" Kata Ken sambil memandang ngeri pisau yang gue acungkan.

"Makanya jujur! Jadi, kenapa Wira yang bayar dua milyar itu ke gue? Alasannya apa!" Tuntut gue.

"Ish, Kes.. Lu ga punya pertanyaan yang lebih gampang? Yang lain aja kenapa sih?!"

Ken menunjukkan wajah memelas. Halaaahhh... Ga mempan! Mau Ken jungkir balik dan guling-guling di lantai pun, bahkan sampai mohon-mohon dan nangis darah, gue ga akan mengubah pertanyaan gue! Karena emang cuma pertanyaan ini yang bikin gue penasaran sampai pengen jambak rambut!

Alasan!

Gue butuh alasan untuk semua yang terjadi. GUE BUTUH ALASAN!

Buat apa Wira ngeluarin uang sebanyak itu buat gue?!

Juga kenapa dia sampe hajar Ken segala?!

Alasannya apa!

"Ga ada! Cepetan, atau ga usah parang. Gue ambil pisau tumpul aja biar lebih kerasa sakitnya pas gue iris-iris 'benda' kesayangan lu itu!" Ancam gue serius.

Ken melihat gue ngeri. Begitu juga Victor dan Julian yang duduk di sampingnya. Ha! Baru tau kalau cewek yang lu ikutin dan gangguin ini kejam?! Hidup gue bahkan jauh lebih kejam dari apa yang bakal gue lakuin kalau Ken ga jawab pertanyaan ini!

"Oke oke okeeee... Jadi... Wira itu aduhhh gimana bilangnya ya. Wira..."

Ken tuh bener-bener minta gue ambil pisau tumpul ya?! Ngomong aja bisa putus-putus dan bikin penasaran!

"Wira mungkin suka sama lu," kata Julian ceplas-ceplos.

What?!

Ken natap Julian kayak mau ngebunuh, tapi gue juga natap Ken setajam pisau yang gue pegang sekarang! Gue yakin Ken mau nyuruh Julian tutup mulut. Ck! Awas saja kalo sampai terjadi, gue ga akan segan-segan ambil pisau tumpul dan melaksanakan niatan gue!

"Jul..." tegur Ken.

"Diem lu! Jul, jelasin. Atau lu bakal jadi korban setelah Ken!"

"Yah.. Gitu. You know, Wira dengan segala sikap dingin ga jelasnya, mungkin suka sama lu. Entah apa yang dia liat dari cewek biasa aja kayak lu."

A-apa???

"Tapi yang jelas... Lu bisa liat sendiri. Pas Ken bilang dengan sengaja kalau dia bayar dua milyar buat nyicipin tubuh lu... Dalam hitungan kurang dari sedetik, Ken ditonjok."

Jadi... Ken ditonjok karena....?

"Ke-kenapa?"

"Siapa yang tau. Dia bukan orang yang suka ngumbar perasaan. Ga suka curhat kayak cewek!"

"Lalu?"

"Yah... Bersyukur ajalah lu punya pahlawan yang ga mau disebut namanya. Dan sialnya, dia temen gue. Ck! Dan sekarang, tuh pahlawan pergi dan ninggalin amanat agung buat jagain gebetannya yang bahkan cuma pernah diajak ngomong sekali-dua kali. Dasar Wira!"

Julian... serius?

Ini sulit dipercaya!

Mungkin ga sih seorang Wira yang dingin dan sebeku es bisa suka sama gue yang keliatan aja engga? Hei, gue bahkan bukan cewek yang berlomba eksis!

Gue biasa aja!

Kalo diliat dari baju sampai tas, semua yang gue punya itu ga akan bisa nyaingin para deretan mantan mereka berempat!

Astaga... Gimana caranya Wira suka sama cewek kayak gue?! Bahkan anehnya, Wira ga pernah nyapa gue selama ini. Jadi.... Gimana mungkin dia bisa suka sama cewek yang bahkan ngobrol sama dia aja belum pernah?!

Ada gitu orang kayak Wira?

"Kayaknya temen lu itu punya gangguan jiwa deh." Kata gue menanggapi cerita Julian serius.

"Mungkin juga. Wira emang ga bisa dimengerti. Diem dan menghanyutkan, bahkan bisa suka sama orang yang ga pernah dia ajak ngobrol dengan bener." Timpal Victor yang sedari tadi diam ikut menyimak cerita.

"Heh! Gitu-gitu, Wira yang nyuruh kita tetep diem! Lupa apa lu pada?!" Kata Ken kesal.

Nah kan? Ken akhirnya ngaku sendiri! Makanya jangan suka bohong, apalagi bohong sama gue. Pasti bakal terbongkar, kalau ga sekarang yang suatu saat nanti pasti!

"Diem aja deh lu, daripada bener-bener gue kuliti 'itu' lu!" Kata gue tajam melirik Ken.

Ken kembali diam. Walau gue yakin seratus ratus ratus persen kalo dia menyumpah serapah dalam hati.

Ck, ternyata ganteng-ganteng tapi punya juga weak spot ya? Takut bener ancaman gue yang mau ngulitin? Padahal ga mungkin sih. Mereka kan cowok, mana sanggup gue nahan kalo mereka lari dan berontak? Dasar ga mikir!

"He, tapi gue bilang 'mungkin', jadi belum pasti." Julian menegaskan.

Ya ya ya... Kalaupun pasti, ga masalah. Biarinin aja! Asal itu ga menganggu hidup gue, ga masalah! Lagian apa yang diharapkan?

Gue juga suka dia balik?

GA MUNGKIN!

Bagi gue, hidup ini ga bituh cinta. Cukup gue bayar dua milyar itu kembali dan semua selesai.

Life without Love - 1 (Kesha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang