Bab 18 : Cih!

6K 319 3
                                    

"Kes..."

"Hm?"

Lama sekali Julian diam. Padahal dia yang manggil nama gue, tapi dia juga yang berhenti duluan. Ck! Kenapa sih dia?

Gue mematikan hp yang sedari tadi gue utak atik dan memasukkan ke dalam tas. Memutar badan gue menghadap Julian yang sibuk menyetir, dan memperhatikan dengan seksama wajahnya yang .... Ternyata, Julian mengerutkan dahinya seperti orang bingung!

Sebenarnya kenapa???

"Lu mau ngomong apa?" Tanya gue jengah dengan kesunyian mobil di lampu merah.

"Kes, lu mau ketemu sama Wira?" Tanya Julian tepat saat dia memberhentikan mobil di pinggiran jalan yang sepi.

Wira?

Ketemu?

Sejujurnya gue ga mau. Siapa juga yang mau ketemu sama Wira? Gue emang punya hutang dua milyar, tapi sekarang gue masih belum sanggup buat bayar semuanya. Jadi buat apa juga gue ketemu Wira? Lagipula, bukannya Wira juga lagi di Amrik sana?

Gue yakin Julian udah tau jawaban gue dengan sangat jelas. Dia kan peka sama situasi. Jadi tujuan Julian ngomong apa?

"You know... Wira suka sama lu, dan kayak Ken-Gisel, ga pernah tau perasaan satu sama yang lain. Lu..... ga pernah berniat buat deketin dia atau jadi pacarnya, maksud gue pacarnya Wira?" Tanya Julian sambil menatap gue lekat.

Sejujurnya itu bukan pertanyaan susah. Gue kira bakal sesusah ngerjain laporan dan tugas dari dosen. Jawabannya pun udah jelas dan gue bisa jawab dalam waktu secepatnya. Tapi TUJUAN Julian apa nanya gue kayak gini?!

Gue masih ga ngerti arah pembicaraan ini. Julian mau tau perasaan gue ke Wira gitu? Atau dia lagi nawarin gue buat pacaran sama Wira? Atau apa???

Gue natap Julian. Mencari-cari kerlingan jahil atau isengnya dia. Tapi masalahnya Julian ga pernah bersikap nyebelin kayak Ken. Jadi gue bener-bener ga dapet clue sama sekali dengan cuma natap dia!

Gue menghela nafas dalam. Berarti Julian emang serius nanya gue kayak gini.

"Sejujurnya gue ga mau. Hartanya emang terlalu bersinar dan dia juga punya tampang oke. Tapi engga.. Gue ga mau pacaran." Jawab gue sejujurnya.

"Sekalipun lu tau dia suka sama lu?"

"Ya." Jawab gue cepet.

Kali ini malah giliran Julian yang menghela nafas. Apaan sih dia? Emang jawaban gue ada yang bikin dia merasa salah?

"Lu apaan sih?!"

"Ngga..."

"Apanya yang engga?!" Desak gue sambil melotot ke arahnya.

Julian ingin melepaskan rem tangannya dan kembali menjalankan mobil, tapi langsung gue tahan. Gue harus tau apa tujuan dia ngomong kayak gini. HARUS! Apa perlu gue pake cara yang sama kayak waktu gue ngancem Ken??!

"Lu ga usah bohongin gue! Cepet ngomong atau ancaman ke Ken bakal berlaku buat lu juga?!" Ancam gue sungguhan.

"Yahhh... Jadi gini, Wira besok pulang. Ngurus cabang, paling seminggu. Dia pasti mau ketemu lu." Jawab Julian akhirnya.

Jujur... Gue syok!

"Wira..... Pulang????"

"Hm... Dia pulang dan berencana bawa lu pergi ke Amrik sama dia. Jadi gue mau tau perasaan lu gimana sama dia."

"WHAT??!"

Ini apaan sih! Gila ya ini?! Julian ga lucu sama sekali! Dasar playboy gila ga jelas! Tapi masalahnya mukanya ga ada tanda-tanda dia mau ketawa! Dia masih dengan muka serius menatap gue.

Damn! Seriusan ini?!

"Kalo gue saranin, mending lu ikut dia sekalipun lu ga ada rasa sama dia. Anggap aja lu cinta mati sama dia, dan temenin dia. Ga masalah lu manfaatin dia, toh hasilnya lu berdua sama-sama untung kan?"

Sama-sama untung, kata Julian?! Mana yang untung! Gue hidup berkelimpahan dan Wira mendapatkan gue gitu? Itu sama aja gue MENJUAL DIRI GUE! Gue ga semurahan itu karena buta dengan harta tujuh turunan yang ga akan habis!

"Heh! Lu gila ya hah?! Gue ga mau! Lu pikir gue apaan???" Bentak gue ga terima.

"Cuma saran aja."

"Saran ga bermutu!"

"Terserah lu."

"Mending lu anterin gue deh. Daripada gue kena omel boss. Gimana? Anggap aja gue ga mau tau dan ga peduli masalah ini. Titik!" Kata gue mengakhiri pembicaraan mengenai Wira.

"Oke. Tapi gue yakin lu pasti dicari dia dalam seminggu ini,"

"Thanks peringatan lu. Gue bakal sembunyi di kolong gelap dan kelam!"

"Lu ga bisa sembunyi dari dia..." Kata Julian pelan kemudian menjalankan kembali mobilnya.

Yah, dalam hati gue akui. Gue ga mungkin bisa sembunyi dari cowok yang punya koneksi dan uang sebanyak Wira. Dia bisa menemukan dan mengetahui siapapun hanya dengan menjentikkan jari. Jadi sia-sia aja gue sembunyi!

Tapi masalahnya, gue ga suka kalau sampai ada cowok kayak gitu! Selain bikin gue serem, Wira jadi terdengar seperti terlalu obsesif sama gue! Itu bener-bener bikin gue 'sedikit' takut.

Lagian, saran Julian juga ga membantu!

Gue ga mau pura-pura dalam hidup gue! Gue mau hidup gue yang sekarang lebih tenang ini bikin gue ga capek dan berusaha keras demi apapun yang gue ga bisa lihat di depan mata. Bukan terjebak dengan satu cowok yang gue yakin dengan jelas, cuma bakal ninggalin dan buang gue saat dia udah bosen sama gue.

Cih!

Yang jelas gue udah bilang prinsip gue dengan jelas. No sex... No love!

Life without Love - 1 (Kesha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang