Ruang Perawatan...
"Sorry... Kalau aja lu tau, ini semua karena gue. Semua berawal karena gue, dan nyatanya emang semua salah gue.
"Lu inget, saat pertama kali kita masuk kampus? Gue nyaris nabrak seorang anak kecil yang nyebrang jalan. Anak itu pingsan karena kaget, dan gue nyaris dipukul dan dihakimi massa karena dengan sombongnya gue mau ganti rugi dengan uang berapapun. Inget?
"Mungkin lu lupa. Tapi gue inget dengan jelas, lu yang nolong anak itu. Lu yang nenangin orang-orang itu. Dan lu yang negur gue di hadapan semua orang di jalanan demi gue ga dikeroyok massa. Lu maju paling depan untuk menengahi, bahkan nyaris kena amuk massa juga.
"Gue kira lu cuma mau cari muka, karena di dalam hidup gue, semua orang begitu. Terutama saat mereka tahu siapa nama belakang gue. Sayangnya lu berbeda dan itu membuat gue cukup kaget. Gue ngucapin terima kasih, tapi lu hanya bilang semua itu demi keadilan.
"Gue ga nyangka kita satu kampus... Gue ga nyangka kita satu jurusan... Bahkan gue ga nyangka lu lupa sama gue saat di kelas! Seakan gue ini ga terlihat sama sekali dan bukan seseorang yang penting untuk diingat. Saat itulah gue merasa... gue harus tahu siapa lu!
"Setelah gue minta seseorang menyelesiki siapa lu, gue hanya bisa tersenyum menahan kebahagiaan. Tapi lu tau apa? Kita udah kenal sebelum semua itu. Hahaha... Takdir seperti mempermainkan kita ya? Pasti lu bingung. Begini...
"Masih inget saat kamu tinggal di rumah yang satu kompleks dengan rumahku? Kita sering main bersama, tertawa dan malam-malam keluar bareng buat ngitung bintang?
"Gue inget. Bahkan sejelas gue membedakan kedelai dan keledai! Saat itu kita masih sekolah dasar. Semua terasa seperti permainan yang ga ada batas waktu. Pagi, kita berangkat sekolah dan main sampai lelah. Siang kita berjemur sampai gosong di terik matahari hanya untuk berenang atau main sepeda. Lalu sore kita berlomba mengelilingi kompleks. Malam, kita sneaking out!
"Ingat? Kita bener-bener bocah! Masa bodo ditegur karena ga belajar, dan masa bodo lupa makan. Kita bersama dan semua terasa menyenangkan! Bahkan kita berjanji ga akan pernah lupa kalau gue ditambah lu sama dengan bahagia. Hahahaa...
"Tapi.... Hanya sebentar, dan akhirnya lu pergi karena ga tahan dengan pemilik rumah itu. Senyum yang biasa lu kasih liat ke gue, tiba-tiba musnah. Maaf gue ga mencari lu, karena saat itu gue ga punya apapun!
"Jujur aja, gue merindukan lu. Selama bertahun-tahun, gue mencari 'bahagia' yang pernah gue rasain bareng lu.
"Tapi ternyata, gue ditambah lu ga sama lagi dengan bahagia. Lu malah jadi seperti ini. Semua salah gue. Masalah Danisa juga... Itu salah gue!
"Sorry....
"Sorry karena gue suka sama lu, Danisa malah mengincar lu!
"Sorry karena gue ga bisa berhenti ngeliat lu, Danisa ga berhenti ganggu lu!
"Sorry...
"Sorry Kes... Karena gue cinta sama lu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Life without Love - 1 (Kesha)
RomanceGue ga butuh cinta, dan sejak hari itu gue terus kerja keras siang malam hanya demi ngelanjutin sekolah gue dan terus hidup! Walaupun gue tinggal lagi sama Mama gue yang udah ngejual gue, tapi ga ada tuh yang namanya uang buat kebutuhan sehari-hari...