Kesha POV
"Kess..."
Gue diam. Gue berasa ga kenal siapa orang yang ngajak gue bicara ini. Sama sekali ga kenal. Tapi dia kenal gue! Dia terus manggil gue tanpa henti dari saat gue membuka mata di pagi yang cerah sampai detik ini.
Masa bodo dengan orang itu. Yang jelas acara di tv lebih menarik!
Hei hei... Lihat! Sekarang kartunnya tentang empat orang ditambah seekor anjing yang bisa bicara! Bahahahaa... Masa iya anjing bisa berdiri dengan dua kaki dan jadi detektif gitu!
Ck... Bahahhaaa!
Haduhhhh haduhhhh perut gue sakit karena terlalu banyak tertawa. Apalagi saat melihat anjingnya ketakutan melihat hantu.
BAHAHAHAHHAAA!
Dasar anjing bodoh! Ngapain juga takut, heh?
"Kesha...."
Gue menoleh.
Sebenarnya cowok ini kenapa sih! Berisik banget dari tadi pagi. Udah gitu manggil-manggil mulu lagi! Apa dia temennya Gisel dan Janice ya? Oh iya juga. Mungkin cowok ini temennya Gisel dan Janice.
"Siapa lu?"
"Gue Wira."
Oh! Namanya Wira toh. Nama yang bagus.
"Temennya Gisel ya? Oh ohhh... Atau temennya Janice?"
"Ya..."
'Ya' itu maksudnya apa? Dia temen Gisel atau Janice nih? Kok ambigu sih jawabannya. Ck! Dasar cowok ...
"Lu mau sarapan apa?"
"Ga perlu."
"Lu ga laper? Yakin ga mau makan sesuatu?"
Gue menggeleng. Cowok ini perhatian sih, tapi gue ngerasa ga kenal sama sekali. Apa gue lupa? Eh ehhh.. Tapi maksud dia seperti ini apa? Orang tuh ga mungkin baik dengan tulus. Yah, kecuali Gisel dan Janice. Mereka kan udah punya segalanya, jadi buat apa memanfaatkan orang seperti gue.
Tapi orang ini?
"Kita kenal?" Tanya gue spontan.
"Ya, kita kenal."
"Kapan?"
"Waktu kita sekolah dasar."
Sekolah dasar? SEKOLAH DASAR??? Wow...
"Oh ya?"
"Lu lupa?"
"Enggak!"
Sejujurnya gue lupa. Tapi gue ga mau bilang lupa, gengsi dong! Cowok ini aja masih inget gue, masa gue lupain dia? Kasihan kan? Lagian ya, ga ada salahnya bohong kayak gini. Mana tau nanti seiring berjalannya waktu, gue jadi inget lagi.
Hm... Jadi emang iya gue pernah kenal sama cowok ini waktu sekolah dasar? Lama sekali. Sekarang aja umur gue udah berapa, malah udah kuliah pula. Tujuh sampai delapan tahunan pasti ada tuh!
"Benarkah?"
"Hm..."
Tok tok tok
Pintu terbuka lebar dan dua orang teman gue langsung berhambur masuk. Gue cuma bisa diem saat mereka sibuk menyapa dan menata bunga. Janice bahkan langsung mengupas apel, memberikannya kepada gue. Tapi gue ga mau apel!
"Kes?"
Gue menoleh ke arah Gisel.
"Lu..... Ga ngusir Wira?"
Ngusir cowok ini maksudnya? Buat apa diusir? Bukannya dia tamunya Gisel dan Janice? Bahkan dia temen kan? Dia aja kenal nama gue kok.
"Tapi... Kenapa lu ngusir Ken? Victor juga... Kenapa Wira ga lu usir?"
"Siapa Ken sama Victor?" Tanya gue bingung.
"Itu loh, yang kemarin masuk ke kamar ini terus lu histeris. Ga inget?"
Kapan itu? Memangnya ada kejadian seperti itu? Ah, Gisel pasti salah inget. Biasa, Gisel aja sering kelupaan bawa buku yang dia janjiin. Ck! Kebiasaan buruk deh. Kayaknya dia harus diterapi memori ingatannya.
"Mmm... Oke. Mungkin Wira doang yang bisa lu tolerir."
Gisel ngomong apa sih? Ckckck... Dasar aneh. Udah gitu, sekarang Gisel dan cowok itu sibuk bicara berdua. Yahh, terserah deh. Janice juga sibuk mengupas jeruk. Ck, Janice mau apa sih sebenarnya? Jadi pedagang buah ya?
Dasar punya temen kok lucu-lucu semua sih. Hahahaha...
Mata gue kembali melihat ke tv. Ah, sepertinya ada yang mengubah channelnya. Wah, kok berubah jadi berita ya? Tapi ga apa lah. Udah lama juga gue ga liat berita. Bosen juga nonton kartun, gitu-gitu aja. Mana tau dapet informasi penting, kayak pencopetan, perampokan, korupsi, perang, teknologi, atau....
"..... kasus pemerkosaan semakin marak terjadi, dan menyebabkan banyak gadis muda menjadi korban. Salah satunya adalah........"
Lagi!
Gue berasa ada di tempat gelap itu lagi. Sempit. Sendiri dan....
"AAAAAAAAAAAAAAARRGGGHHHHH PERGIIIIIII!!! Gakkkk! Gue ga mauuuu! Pergi brengsek! Pergi! Bajingan! Binatang!!! PERGIIII!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life without Love - 1 (Kesha)
RomantikGue ga butuh cinta, dan sejak hari itu gue terus kerja keras siang malam hanya demi ngelanjutin sekolah gue dan terus hidup! Walaupun gue tinggal lagi sama Mama gue yang udah ngejual gue, tapi ga ada tuh yang namanya uang buat kebutuhan sehari-hari...