Di kantor Wira...
"LAPORAN MACAM APA ITU HAH?!! KATANYA KALIAN YANG TERBAIK, MASA MENEMUKAN ORANG SAJA TIDAK BISA! INI SUDAH SEMINGGU!!!!"
"Maaf Tuan, tapi kami benar-ben-...."
"TIDAK BECUS BEKERJA HAH??!"
"Maaf.. Kami akan mengusahakannya sekali lagi!"
"Aaarrghhh!!! BRENGSEK! Sana pergi dan cari lagi!"
Brakkkk....
"Ba-baik..."
Blamm...
"Sabar Wir.."
"Vic, lu ga usah nyuruh Wira sabar! Ini udah keterlaluan! Nyesel gue ga habisin tuh laknat! Brengsek brengsek BRENGSEKKKK!!! Bahkan orang suruhan gue juga masih belum nemuin jejak Kesha."
"Ga guna lu ngomong apapun. Si jalang itu lagi sekarat sekarang. Cewek-cewek barbar di kampus pada gunain kesempatan dia lengah buat habisin dia."
"GA CUKUP VIC!!! Dia itu seharusnya mati dan diperkosa setan neraka!"
Brakkk...
"WIRA!"
"Ada apa Jul?"
"Jul... Are you okay? Nih minum dulu."
"Ga perlu Vic. Wir, gue ga mau tau. Bunuh cewek jalang itu! Brengsek! Damn damn damn! Hentiin semua pencarian. Kesha udah gue temuin!"
"Wha-..."
"SEKARANG DIA DIMANA?! Jul! Kesha dimana??!"
"Huft... Brengseknya, sekarang Kesha ada di rumah duka."
DEG.
***
Wira POV
Deg.
"Julian! Gue ga suka candaan lu!" Harusnya makian itu keluar dari mulut gue, tapi engga. Gue masih diem mematung, menunggu Julian tertawa dan bilangnkalau dia bercanda.
Tapi engga...
"Damn it! Gue ga pernah bercanda masalah begini! Brengsek! Semua rencana kotor jalang itu! Laknat sialan! Anak buah gue nemuin Kesha di hutan dalam keadaan ga sadar! Dia ga makan dan ga minum! Dia hipotermia parah! Dia sakit dan semua karena laknat sialan itu!!!"
"What the......"
Gue cuma bisa terduduk lemas di sofa. Julian emang bukan orang yang suka bercanda, dan keterlaluan sekali kalo dia bercanda sekarang.
Tapi .... Ini ga mungkin kan?
Bukannya selama ini semua udah berjalan baik-baik aja? Bukannya semua udah lebih baik untuk saat ini? Tapi kenapa...
KENAPA?!
Mananya yang salah?
Gue udah berbaik hati membiarkan Danisa pergi. Gue merawat Kesha dengan baik sampai akhirnya dia kembali bekerja. Gue sayang dan gue cinta sama dia. Gue ada di negara dan kota yang sama... Dan hanya selepas malan malam, dia ga ada lagi dimana-mana!
Apa gue yang salah? Kenapa...? Kenapa harus .....
"BRENGSEKKKKKK!" Maki gue bersamaan dengan pecahnya kaca yang gue tinju.
Perih.... Sakit... Tapi kenyataan yang Julian bilang sungguh menghancurkan semua! Ga bisakah gue bahagia? Ga bisakah gue bahagia dengan cewek yang gue impikan sejak dulu?
Kes...
Bukannya lu udah janji sama gue? Bukannya kalo kita bersama sama dengan bahagia? Lu ga lupa kan?
Terus sekarang gimana caranya lu ataupun gue bahagia?!
"Wir..."
"Anter gue ke rumah duka, Jul..." Kata gue lirih. Rasanya gue ga sanggup nerima kenyataan ini semua.
"Gue ikut!" Gue hanya bisa menanggapi dengan anggukan.
"Pak Wir-..."
"Batalin semua pertemuan sampai seminggu ke depan. Ada urusan keluarga. Di sini ada P3K?" Jawab Victor menanggapi sekretaris gue.
Gue ga peduli dengan meeting atau apapun. Bahkan dengan luka di tangan gue... Semua terasa percuma. Kesha pergi dan itu artinya... hidup gue pun ga akan bahagia lagi.
Why Kes.... Why?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Life without Love - 1 (Kesha)
RomansGue ga butuh cinta, dan sejak hari itu gue terus kerja keras siang malam hanya demi ngelanjutin sekolah gue dan terus hidup! Walaupun gue tinggal lagi sama Mama gue yang udah ngejual gue, tapi ga ada tuh yang namanya uang buat kebutuhan sehari-hari...