"Aku menemukanmu" bisiknya di telinga ku.
Tubuh ku meremang mendengar suaranya yang menggema di telinga ku. Aku pasti sudah gila jika berpikir pemilik suara itu adalah sosok yang telah lama coba kulupakan namun aku mengenalnya dan terkadang ia memang bisa membuat ku gila...
Aku langsung berbalik, melepaskan belitan posesif nya di pinggang ku, dengan mata marah dan jantung yang berdegup tak karuan aku menatapnya, mencoba mengintimidasinya dengan ekspresi ku namun semua sia-sia karena bahkan tanpa mencoba, ia jauh lebih mengintimidasi bahkan saat ia hanya menatap ku.
"Aiden" geram ku "Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya ku nyaris frustasi.
"Menemui tunangan ku" jawabnya tenang seolah aku akan termakan kalimat manis nya.
Ia paati sudah gila jika berpikir aku akan menyambut tangannya dan membiarkan ia menuntunku kembali ke neraka.
"Kau sama sekali tidak masuk akal" ucapku marah "Lepaskan aku!" Geramku marah saat ia memenjarakan ku di antara dua tangannya yang berotot.
"Kau marah" ucapnya bak Dokter sakit jiwa yang melihat pasiennya.
"Dan kau gila" bisik ku marah.
Aiden tak marah, ia tersenyum miring seolah tengah menertawai amarah ku.
"Apa kau tak merindukan aku, Aimee?" Tanyanya "Aku memberikan mu cukup banyak wakti untuk menyendiri, kau seharusnya berterimakasih aku tak segera menarik paksa dirimu pulang begitu aku tau kau kabur dari rumah"
"Apa urusan mu?" Tanya ku "Tinggalkan aku, kita sudah tak memiliki hubungan apapun, jika kau datang kesini karena perintah Ayah ku katakan padanya aku tak sudi pulang ke tempat dimana ia dan jalang nya tinggal"
"Ayah mu mencari mu" ucap Aiden dengan nada datar nya yang khas tapi aku tau ia berbicara jujur "Tapi aku tak datang kesini karena keinginan nya, aku menginginkan mu, karena itu aku kemari"
Aiden merapatkan tubuhnya ke tubuh ku dan aku bisa dengan sangat jelas merasakan hangat tubuhnya di tubuhku, nafas nya di wajah ku dan detak jantung nya di dada ku.
Aku tak pernah mengharapkan sesuatu selain sebuah keamanan dari Aiden, ia membuatku merasa tenang saat bersamanya, aku tau ia akan menjagaku dan aku berhenti melihatnya sebagai laki-laki saat aku mengetahui hubungan asmara nya.
Aku berusaha mendorong tubuhnya namun sia-sia, tubuh tegapnya seolah dibangun dari baja dan beton, aku mengingatnya sering menjadi tempat aku menangis saat Ayah memarahiku.
Kini aku hanya ingin ia menjauh semata-mata karena ia mengingatkan ku akan semua luka yang ingin ku tinggalkan.
"Mundur atau aku akan teriak" ancam ku.
Getaran di dada Aiden menggelitik ku, membangkitkan sesuatu yang janggal di dalam diriku, nafas ku memburu dan aku tau ini adalah ide buruk untuk mengancam Aiden.
Ia selalu memiliki rencana matang, dan bahkan jika ia gagal ia masih memiliki rencana lainnya yang membuat kegagalan tampak mustahil di dalam hidupnya.
Namun aku telah berjanji pada diriku untuk tak tunduk dan menjadi Aimee yang dulu, aku akan menjadi kegagalan pertama yang Aiden miliki di dalam hidupnya.
"Berteriaklah Aimee dan aku akan memberitahu semua orang bagaimana tunangan ku sedang berteriak dalam kenikmatan" ucap Aiden.
"Kau menjijikan" ucapku sekali lagi berusaha mendorong dada nya namun gagal "Aku tak ingin pulang, hidup ku disini, aku bahagia berada disini, lebih menenangkan dibanding saat aku kembali ke rumah Ayah ku"
Aku menatap matanya, aku tau Aiden selalu kalah dengan sisi lemah ku, ia akan membujuk ku saat aku menangis dan menuruti permintaan ku, jadi aku memanfaatkan sisi lembut itu untuk kemenangan ku.
"Kumohon, jika kau benar-benar masih menganggapku teman baik mu, tinggalkan aku, beritahu Ayah ku jika kau tak menemukan ku, aku akan sangat berterimakasih jika kau mau melakukannya" ucapku hampir mengiba.
Aku tak siap pulang, juga tak siap menghadapi semua kekacauan yang terjadi, aku telah kehilangan ibu ku dan... tunangan ku jadi, aku tak ingin kehilangan diriku.
Aiden menatapku dengan sorot matanya yang selalu berhasil membuatku hampir bertekuk lutut, namun aku tau, ia memilki banyak emosi serta rahasia disana, aku tak mau lagi terjebak dan terseret di dala permainan nya, bagiku semua sudah usai dan aku menawarkan perdamaian untuknya yang akan ku bayar untuk kebebasannya... juga kebebasan ku.
Jemarinya menyentuh dagu ku, mengangkat wajah ku hingga kini kami berhadapan, orang akan berpikir jika kami adalah 2 pasangan yang sedang di mabuk cinta namun kenyataannya, kami tak lebih dari 2 orang asing yang saling memainkan peran.
Ibu jarinya mengusap pipi ku lembut dan aku hampir terlena saat ia menunduk dan membuatku terpaksa harus menghirup oksigen yang ia hembuskan di wajah ku.
"Kau cantik Aimee" pujinya dengan nada sadis, bukannya terpesona aku malah takut "Sayang nya kau terlalu cantik untuk hanya sekedar menjadi teman baik ku, aku ingin kau pulang dan urus pernikahan kita"
-------
Yooooooooooooooo
❤
![](https://img.wattpad.com/cover/155019634-288-k3536.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE LIKE ME
RomanceHe is Mystery. He is Bastard. and i've found myself falling for him. and i promise he will never find someone like me. #### Aku merasa jijik mengetahui Kakak tiri ku adalah simpanan tunangan ku. Aku tak tau apa Aiden sudah mengetahui hal ini atau ti...