"Ayo kita bicara"
Aku menatap nya dengan air mata menggenang di mata ku, sudah sejauh ini dan baru hari ini dia hendak bicara.
"Kau tidak boleh melakukan ini Aimee, Ayah mu... kau tau bagaimana dia, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia mau, aku yakin kau tau itu"
"Memang nya kenapa kalau aku tau?" Tanya ku ketus.
Sebelum Aiden menjawab pertanyaan ku pintu kamar ku di gedor dari luar dan kami berdua melirik ke arah pintu, sangat yakin siapa yang tengah menggedor pintu. Ayah ku.
"Aku akan membuka nya" ucap nya.
Aku berdiri di tempat ku, memperhatikan pintu yang terbuka lalu di tutup dari luar.
Aiden melarang Ayah ku untuk melihat ku?
Aku duduk di atas tempat tidur ku untuk beberapa puluh menit, saat itu pikiran ku melayang jauh, saat Ibu ku mengantar ku ke sekolah, Ayah menggendong ku, Ibu mengobati luka ku, Ayah mengajak ku jalan-jalan... saat itu aku masih kecil, masih terlalu naive... aku tak tau jika di balik senyum Ibu ku ada luka yang ia sembunyikan begitupula Ayah ku, sifat hangat nya ternyata bukan cuma untuk ku melainkan juga untuk orang lain.
Rasa marah kembali menguasai ku, aku ingin kabur dan pergi sejauh-jauh nya, aku ingin mati...
Aku berjalan ke arah pintu dan memutar handle nya namun, yang terjadi adalh pintu tak juga terbuka.
Sial! Apa Aiden mengunci ku di kamar?
"Buka pintu nya Aiden!!"
Aku menggedor pintu kuat namun tak ada jawaban.
"AIDEN!!!"
Masih tak ada jawaban.
Aku frustasi, Aiden tau benar sifat ku, ia tau apa yang akan aku lakukan, sebenci apapun aku terhadap nya sekarang namun, aku tak bisa mengingkari fakta bahwa Aiden adalah orang setelah Ibu ku yang mengerti aku.
Dan itu semakin membuat ku membenci nya.
Kenapa sekarang?
Kenapa baru sekarang rasa benci itu muncul?!
Kenapa aku selama ini diam saja ia perlakukan seperri Ratu di depan umum namun, di belakang ia punya wanita lain.
Aku tak tau mengapa aku bisa begitu bodoh selama ini. Dan ini mengingatkan ku pada Ibu ku, beginikah perasaan nya? Inikah yang ia rasakan saat tau Ayah berselingkuh?
Aku tak mau menjadi seperti Ibu. Aku tak mau menghabiskan hidup ku bersama orang yang tak bisa membedakan mana cinta dan nafsu.
Aku menelpon nomer Aiden setelah beberapa kali mengabaikan telpon ku ia akhir nya mengirimi ku pesan.
Aiden : Aku akan ke kamar mu 10 menit lagi.
Aku menunggu dengan tidak sabar dan saat pintu terbuka aku langsung berdiri.
"Kenapa kau mengunci ku?" Tanya ku marah.
"Karena aku tau kau akan kabur" jawab nya tenang.
"Bukan urusan mu"
"Aku tuna-"
"Aku ingin membatalkan pertunangan" akhirnya kata-kata itu keluar.
Aiden menatap ku dalam untuk beberapa saat lalu berucap "Bukan kau yang mengambil keputusan" ucap nya.
Aku cukup terkejut mendengar jawaban nya, ia tak pernah berbicara ketus pada ku, ia mungkin sering bersikap dingin tapi ketus? Ini adalah pertama kali nya.
"Aku akan bicara pada Ayah"
Aiden menggeleng cepat "Tidak"
"Apa sebenarnya masalah mu?!" Tanya ku frustasi "Tunangan saja dengan pacar mu, kalau masalah nya uang aku akan memberikan nya pada mu-"
"Aku tidak butuh uang mu"
"Lalu apa yang kau butuhkan, kau cuma menyiksa diri sendiri, menyiksa ku, menyiksa pacar m-"
"Ada apa dengan mu?" Tanya Aiden, dari nada suara nya aku tau dia marah namun, ia menahan nya.
"Memang nya aku kenapa?!" Tanya ku balik "Tidak bisa kah kau lihat betapa rumit nya ini? Aku tak mau dengan mu lagi! Aku tak mau menghabiskan waktu dengan mu lagi, aku ingin megejar orang yang aku cinta, orang yang pantas ku nikahi!"
Aiden maju selangkah sebelum ia menatap mu intens dan tersenyum miring "Kenapa? Kenapa baru sekarang kau berpikiran seperti itu?"
"Karna baru sekarang otak ku bekerja! Selama ini aku terlalu naive!"
Aiden menggeleng lalu tersenyum sinis ke arah ku "Apa yang kau katakan Aimee? Kau bukan perempuan naive juga bukan perempuan bodoh, kau hanya melakukan apa yang harus kau lakukan"
Kemarahan ku memuncak aku mendekat ke arah nya dan untuk pertama kali nya dalam hidup ku aku menampar wajah nya. Keras. Sangat keras hingga tangan ku perih.
Waktu seolah berhenti. Aku ingin megatakan itu klise namun itulah yang terjadi. Aiden menatap ku datar, tak menunjukan ekspresi kesakitan atau marah.
"Pergi" ucap ku hampir seperti bisikan.
"Pergi dan jangan pernah kembali" ucap ku lagi.
------
Voment and i'll be a happy girl❤😏
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE LIKE ME
DragosteHe is Mystery. He is Bastard. and i've found myself falling for him. and i promise he will never find someone like me. #### Aku merasa jijik mengetahui Kakak tiri ku adalah simpanan tunangan ku. Aku tak tau apa Aiden sudah mengetahui hal ini atau ti...