"Bos memanggil mu" Belinda, salah satu karyawan yang telah lama bekerja disini memberitahuku.
Aku mengernyit tak nyaman, aku merasa sedang berada di dalam masalah meski aku tak membuat masalah apapun.
Aku mengetuk pintu ruangan bos ku sebelum dipersilahkan masuk.
"Kau sibuk Aimee?" Tanya bos ku, mata nya berwarna biru pudar.
"Tidak terlalu" jawab ku sopan.
Ia duduk di kursi kerja nya, sesekali melirik ku, nampak bimbanh juga tak nyaman.
"Seseorang menelpon ku" ia memulai "Apakah kau mengenalnya?"
Aku mengernyit.
"Pemilik dari OmniPrime Corporation, ia menelpon ku, ia tak bertanya soal bisnis ku tapi bertanya tentang dirimu"
Daniel sialan. Dia sahabat Aiden.
"Dia meminta janji temu dengan mu, imbalannya mereka akan menyuntikan dana ke perusahaan kita"
"Kau tidak bisa melakukan itu bos" ucap ku kesal.
"Aku tau, aku tau, tapi kau sendiri paham bagaimana keadaan kita, bisnis sedang lesu dan orang tak lagi memerlukan buku cetak untuk membaca selagi mereka memiliki handphone di tangan mereka" ucap Bos nya dengan teeburu-buru "Mereka sedang giat melakukan projek start up dan kita akan menjadi salah sati proyek yang diperbaharui jika kau setuju bertemu dengannya"
Daniel sialan. Menggunakan rasa simpati dan takut seseorang untuk mengontrol pikiran orang.
"Aku tidak tau apapun tentang bisnis ini" ucap ku mencoba menolak "Aku tidak bisa bertemu dengannya"
Bos ku menatapku "Dia menjamin keamanan mu"
"Aku tidak mempercayainya"
"Ia mengenal mu Aimee" ucap Bos ku "Aku tau dia mengenal mu, sangat mengenal mu, ia memberitahu ku detail tempat tinggal mu bahkan rumah lama mu, ia bilang ia teman masa kecil mu"
Dia berbohong.
"Dan dia juga berbicara soal Ibu mu kalau tidak salah"
Aku menatap bos ku tak percaya.
"Apa itu? Oh, sebuah kalung, ia bercerita soal kalung"
"Apa dia bilang?" Gigiku bergemeltuk menahan emosi.
"Temannya akan mendonasikan kalunb itu di acara amal malam ini"
***
Daniel Firtenzal, kelompok dari beberapa mafia dalam bisnis kesehatan, ia menyuplai obat-obat murah ke negara dunia ketiga, lalu menyuap para politikus korup dan Dokter tamak untuk menyembunyikan fakta bahwa obat yang mereka berikan memberikan efek samping dan memberi efek ketergantungan pada penggunanya.
Dan mereka mulai menjual obat-obat itu saat orang mulai ketergantungan. Tidak jauh lebih baik dari pendahulunya, Kakek Daniel, Robert Firtenzal, melakukan suap ke rumah sakit-rumah sakit di negara dunia ketiga dan memberi obat kepada ibu muda yang baru saja melahirkan, tanpa memberitau bahwa efek samping nya akan membuat Ibu-ibu muda itu kesulitan mengeluarkan asi mereka sehingga pada akhirnya mereka terpaksa membeli susu formula, susu formula yanh di produksi oleh salah satu anak perusahaan Firtenzal.
Aiden berteman dengan orang semacam ini, ahh lebih tepatnya bersahabat. Mereka berdua pasti memiliki pola pikir yang sama.
Aku memandang tampilan diriku di dinding lift, gaun hitam melingkupi tubuh ku, warna khusus yang ku pilih agar ia tau bahwa aku datang kesini atas dasar paksaan dan bukan kemauan ku sendiri.
Aku sering mendatangi acara amal semacam ini, lebih tepatnya acara untuk orang-orang kaya pamer. Dulu, dulu sekali aku sempat kesal kepada Ayah ku karena ia menyumbangkan sebuah cincin bertahta ruby milik Nenek dari Ibu ku. Ibu ku bilang ada banyak cerita bersejarah dari cincin itu tapi Ayah ku nekat menyumbangkannya tanpa berbicara lebih dulu dengam Ibu ku karena mengetahui salah satu relasi bisnis Ayah ku telah menginginkan cincin itu dari lama.
Lift yang ku naiki berhenti, aku keluat dan 2 orang pria berseragan rapi menyambut ku, aku mencoba tenang, namun semakin aku berjalan semakin aku merasa gugup.
Aku dituntun ke sebuah ruangan.
"Nama anda Nona?"
"Joubert, Aimee Joubert"
Dia mempersilahkan ku masuk.
Aku melihat banyak orang berlalu lalang di hall, merasa canggung karna aku hanya sendiri. Aku menarik nafas mencoba menenangkan diriku dari rasa panik yang perlahan naik ke dada ku. Aku tak dibesarkan oleh rasa rendah hati, jika aku harus memilih pada kesempatan ini aku akan menjadi Aimee yang angkuh.
Karena jika aku menunduk sedikit saja, orang akan memanfaatkan ku.
Seperti Aiden, Daniel dan Ayah ku.
Lelaki brengsek.
Aku baru berjalan beberapa langkah saat aku melihat sosok tak asing menghampiri ku.
"Mencari seseorang?"
Aku menatapnya datar "Bagaimana bisa kau memiliki kalung Ibu ku yang tersimpan selama bertahun-tahun di kotak brankas nya?"
Daniel tersenyum, "Bukan aku. Tunangan mu yang memilikinya"
"Dia bukan lagi tunangan ku" aku menegaskan.
Ia memandangku lalu mengangkat bahunya acuh.
"Dimana dia?" Tanya ku tak sabar.
Daniel tak lagi menatapku namun seseorang di belakang ku dan itu membuatku mengikuti arah pandangan matanya.
Aiden.
***
🤣🤣🤣🤣 so here we areeeeeeeeeeeeeeee
Buka draft ternyata ada chap yang belum ku up
Voment and i'll be a happy girl.
🌻

KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE LIKE ME
RomanceHe is Mystery. He is Bastard. and i've found myself falling for him. and i promise he will never find someone like me. #### Aku merasa jijik mengetahui Kakak tiri ku adalah simpanan tunangan ku. Aku tak tau apa Aiden sudah mengetahui hal ini atau ti...