HOROR WARISAN KELUARGA SUTEDJA

912 119 3
                                    

Amira, Fadel dan Isyana saat ini sedang duduk berhadap-hadapan di ruang meja makan, suasana yang hening pada malam hari ini membuat mereka hanya saling menatao kosong, tiba-tiba ada suara jejak kaki yang masuk ke dalam ruangan, berjalan seorang lelaki berusi aempat puluh tahunan sedang membawa tas koper hitam ditangannya, dan mengambil kursi ditengah-tengah mereka.

"Selamat malam, perkenalkan nama saya adalah Derajat, saya pengacara ayah kalian Bapak Wijaya Sutedja, saya ingin mengucapkan turut berduka cita atas kecelakaan yang menimpa ayah kalian"

Mereka hanya memandang wajah Pak Derajat dengan rasa bingung

"Silahkan tolong langsung dibacakan saja pak" Ucap Fadel memecah keheningan 

Amira dan Isyana memandang wajah Fadel dengan tatapan marah

"kamu benar-benar keterlaluan ayah baru saja meninggal tadi pagi, tapi kamu malah memikirkan warisannya" ucap Amira marah

"Sudahlah kita harus menikhlaskannya, sekarang kita harus fokus ke depan akan hak-hak kita, jujur saja kamu juga membutuhkannya kan?" ucap Fadel kesal

Mereka bertiga memang sudah ditinggalkan ibu mereka saat kecil, saat Amira masih berusia 10 tahun dan dia anak pertama dari keluarga Sutedja, setelah ibu meninggal ayah yang mengurus mereka semua, tapi Ayah yang berlatar belakang tentara memang mengajarkan mereka dengan cukup keras dan disiplin, bahkan mereka tidak pernah dibolehkan menikmati kekayaan yang ayah mereka miliki, dengan peraturan-peraturan yang amat sangat ketat, tidak heran sikap Fadel yang sepertinya menunggu-nunggu saat ini.

"Baiklah sesuai permintaan Fadel, saya akan langsung membacakan amanat ayah kalian" Ucap Pak Derajat

Suasana hening kembali

"Yang Pertama, Amira kamu akan mendapatkan tanah di Bandung seluas 100 hektar dan sepertiga uang simpanan keseluruhan"

"Yang kedua, Fadel akan mendapatkan perusahaan Susu dan peternakan hewan di Sukabumi dengan luas 120 hektar dan Sepertiga simpanan keseluruhan"

"Yang Ketiga Isyana, akan mendapatkan rumah dan Tanah di Jakarta dengan luasan 5000 mtr dan sepertiga simpanan keseluruhan"

"jika dijumlahan dengan uang maka kalian akan mendapatkan jumlah yang sama"

"Tapi itu akan dicairkan jika kalian terbukti tidak melakukan pembunuhan berencana terhadap ayah kalian, dan siapa yang bisa menemukan pembunuh nya maka kalian akan mendapatkan bagian dari pembunuh tersebut"

Wajah mereka tampak kaget

"Apa-apaan ini sudah jelas ayah meninggal karena kecelakaan" ucap Fadel marah

"Kenapa ayah bisa berfikir kami akan membunuhnya?" tanya Amira 

"Itu sangat aneh, tidak mungkin salah satu dari kami membunuh ayah kami sendiri" bela Isyana

"Tapip ini adalah wasiat dari ayah kalian dan sudah disahkan oleh notaris, jadi polisi akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini, jika kalian bertiga terbukti tidak bersalah maka kalian boleh mendapatkan hak kalian, tapi dalam proses penyelidikan tidak ada dari kalian yang boleh meninggalkan rumah ini.

Dan keesokan harinya petugas mulai berdatangan kerumah, menanyakan setiap orang yang berada disana.

Dari keterangan Fadel lah yang terkahir bertengkar dengan ayah, dia meminta jatah bulannnya untuk ditambah, karena dia terlibat judi dan kalah, dan ayah jelas-jelas menentangnya.

Amira sudah berumah tangga dia hampir jarang pulang ke rumah, tetapi mendekati kematian ayah memang dia sedang mengina di rumah.

Isyanalah satu-satunya yang masih tinggal dengan ayah, dia juga yang menjaga ayah di hari tuanya, oleh karena itu mungkin ayah memberiny arumha ini sebagai warisannya.

Setelah penyidik mendengar semua keterangan dari pelayan dan orang di rumah, berarti ketiga-tiganya memang berada di rumah ini pada saat ayah mereka meninggal.

Tiba-tiba satu penyidik lagi datang dan membisikkan sesuatu ke telinga penyidi berkumis tebal

"Baiklah, mobil ayah kalian sudah diperiksa dan ternyata ditemui kabel yang diputus sehingga remnya tidak dapat berfungsi, dan ini memang ada unsur kesengajaan" ucapnya

"Apa? maksudmu ayah kami dibunuh?" teriak Isyana

"Tidak mungkin, ayah sangat apikk terhadap barang-barangnya apalagi mobilnya" ucap Amira

"Mengapa kalian membesar-besarkan masalah ini" ucap Fadel kesal "Ayah mungkin kali ini lalai bisa saja kan" 

Setelah seminggu berjalan penyelidikan belum membuahkan hasil, masing-masing tetap bersikeras tidak ada yang melakukannya.

Tiba-tiba malam itu Bapak Jeremi si penyelidik berkumis tebal baru saja tidur pulas di sofa, dia melihat wajah samar mendekatinya. Dan cahaya bersinar terang sekali dan dia melihat Isyana yang tertidur pulas dikamar, tiba-tiba suara pertengkaran terdengar dari kamar samping

"Dasar pria tua pelit, aku tidak meminta semua uangu hanya beberapa ratus juta saja, apa kamu ingin aku dibunuh oleh bandar judi itu" teriak Fadel

"Kamu yang berjudi dan kamu minta ayah menggantinya, tidak akan pernah, kapan kamu akan belajar menjadi dewasa"

dan pertengkaran hebat terjadi sampai akhirnya Fadel menutup pintu kamarnya

Amira baru saja masuk kekamar Isyana saat pulang dari berbelanja.

"Kenapa? bertengkar lagi?" tanya Amira

"Iya kak, ayah marah karena mas Fadel msih main judi" ucap Isyana

"Dasar lelaki tidak tahu diri, Isyana kamu jangan bilang-bilang ayah dulu ya kakak  bercerai" pinta Amira

"Iya kak, ayah pasti akan sangat marah kalau tahu" jawab Amira lesu

"Dan Mas Hendra memenangkan semua perwalian dan harta di pengadilan, kakak hanya diusir dan ditendang, kakak tidak punya apa-apa lagi" ucap Amira menangis

"Iya kak"

"Kakak bingung" jawab Amira

"Kenapa kak?" tanya Isyana

"Kenapa ayah begitu pelit kita semu asudah dewasa harusnya ayah memberikan kita smeua sedikit modal untuk melanjutkan hidup ini" geram Amira

"Mungkin ayah punya tujuan lain" jawab Isyana

" Tidak akan, kita hanya harus menunggu dia mati, ISyana" ucap Amira kesal dan langsung tidur kaarena kelelahan

Hari itu pun tiba, ayah sedang memanaskan mobilnya, isyana memanggil ayah kedalam karena sudah membuatkan sarapan untuk ayah.

Ayah pun menuju ke dalam rumah, tetapi Isyana malah berjalan ke arah mobil saat ayah sudah masuk ke dalam, dia mengeluarkan gunting dan dia memotong kabel rem yang ada disana.

Pak Jeremi kaget, Isyana anak yang sangat baik berbeda dari kakak-kakaknya kenapa ia melakukan itu, fikir Penyidik itu. Tiba-tiba cahaya mengembalikan dia ke sofa tempat dia tertidur.

Keesokannya, Isyana ditangkap oleh Pak Jeremi, setelah 3 jam masa penyidikan akhirnya Isyana mengakui, bahwa dia mendapat ide dari kata-kat Amira, karen saat itu ternyata Isyana sedang hamil dan Rendi pacarnya tidak mau bertanggung jawab dan meninggalkannya, dia tahu sifat ayahnya akan mengusir dia dari rumha jika dia sampai tahu, dan dia tidak mau bayi ini menanggung beban baginya, ketika itulah dia memutuskna untuk membuat ayahnya celaka.

Fadel dan Amira sungguh tidak menyangka dia akan melakukan hal seperti itu, Isyana anak paling penurut dan pendiam, tapi melihat kondisi Isyana mereka berjanji tidak akan mengambil bagian Isyana, dan memberikannya kepada anak Isyana yang akan dirawat oleh Amira.

ANALOGI HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang