Gulf menghaluskan obat nya dengan air, kemudian dengan sendok ia masukkan ke dalam mulut Mew. Tapi sayang, obat tersebut kembali mengucur keluar dari mulutnya.
"Minum obat saja ga bisa, aku harus apa". Gulf sedikit frustasi dibuatnya.
Tak lama, Gulf memikirkan suatu hal. Ia kembali menghancurkan obat nya, lalu ia makan. Walau begitu tidak Gulf telan, namun ia memberikannya pada Mew melalui mulutnya.
Bibir mereka kini saling bersentuhan. Saat Gulf yakin kalau Mew sudah menelan obatnya ia lalu kumur-kumur dan bercermin dikamar mandinya.
"Setidaknya, aku sudah menolongnya" Ucap Gulf sambil sesekali memegangi bibirnya.
.
.Sinar matahari masuk dari celah jendela dan menyinari Mew. Ia pun terbangun, dan masih merasakan sakit kepala.
"Uugh! Sakit kepala, sialan" Rengek Mew sambil memegangi kepalanya.
Tiba-tiba Gulf datang, "Gausah punya kepala aja sekalian".
"Kalo ga punya kepala ngapain juga aku– Hei! Gimana saya bisa berakhir di asrama kamu?" Tanya Mew.
"Tanya lah dirimu sendiri, Khun. Kamu sendiri ngapain di depan gedung asrama, jelas-jelas harusnya kamu bersama Direktur. RAPAT!" Ucap Gulf sambil mendekatkan wajahnya pada Mew.
Dengan wajah nakal, Gulf mengangkat wajah Mew dengan jari nya. "Khun Mew" Gulf tersenyum smirk.
"Cepatlah keluar dari sini, sebelum aku berubah pikiran dan menjadikan kau babu!"
Mew langsung bangun dari ranjang, "berani nya kamu ngancam saya".
.
..
.Mew terbangun dari tidurnya, ternyata barusan hanyalah mimpinya. Saat ia menoleh kasur yang ia tiduri, Mew melihat Gulf sedang tertidur dengan posisi duduk dilantai.
"Bagaimana kamu bisa tidur disini?" Ucap batin Mew, lalu hendak mengelus kepalanya.
Tapi Gulf keburu ikut terbangun juga, Gulf mengucek-ucek mata nya melihat Mew yang sudah bangun.
Gulf dengan refleks menaruh telapak tangannya di dahi Mew. Ia pun tersenyum, "Syukurlah, demam nya udah mendingan".
Mew bangun dari ranjang, lalu mengajak Gulf duduk disampingnya. Mew menggenggam kedua tangan Gulf dan menatap matanya dengan serius.
"Hari itu, aku memang ga bisa melakukan apapun untuk kamu, Gulf. Tapi aku mohon, bisakah kita seperti dulu lagi?" Tanya mew.
"Maaf, Khun Mew. Saya pikir, saya sudah bisa lepas dari kamu dan saya sudah menyukai orang lain" Gulf melepaskan tangan Mew.
Gulf berjalan ke arah pintu, lalu membukanya. "Khun Mew, silahkan keluar. Bukan saya mengusirmu, tapi saya tidak nyaman lagi"
Mew dengan berat hati keluar dari kamar Gulf, saat Mew sudah beberapa langkah keluar dari kamar Gulf, ia menghentikannya. Dengan senang hati Mew berbalik badan, tapi ternyata Gulf hanya ingin mengembalikan pulpen milik Mew yang tertinggal di loker nya.
Mew kembali lesu, "Tidak apa-apa, aku sudah memberikan pulpen itu padamu" Jawab Mew lalu ia menghilang dari pandangan Gulf.
Walau gulf merasa ada yang mengganjal di hati nya, ia tetap tidak akan menerima Mew kembali setelah apa yang telah terjadi.
Ini hari Sabtu, biasanya Gulf pergi bermain bersama Mild. Tapi, dia tidak ada. Kebetulan, Kao datang dengan baju nya yang rapih.
"Kao!" Ujar Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia [MewGulf]
FanfictionSELESAI✓ . Querencia? Bermakna dari bahasa spanyol yang berarti menghantui, sedangkan bahasa istilah dari bahasa inggris berarti suatu tempat yang jauh aman dan nyaman untuk di tinggali. Follow author juga untuk mendapatkan info lebih lanjut tentang...