Chapter 0.8

2.6K 259 11
                                    

"Gulf, mau kuliah? Udah sehat ya"

.
.

Gulf bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya, sedangkan Mew juga bersiap untuk pemotretan karena tertunda semalam. Tapi, Gulf bilang kalau ia akan berangkat sendiri dan biarkan Mew fokus dengan pekerjaannya saja.

Mew mengiyakannya tanpa rasa curiga sedikit pun. Akhirnya Mew berangkat duluan dengan mobil nya. Yang tidak di ketahui Mew adalah, ternyata Gulf menguntitnya sampai ke studio.

Gulf bilang kepada Mild dan Kao kalau ia ada urusan penting yang harus di selesaikan. Setelah ia selesai dengan urusannya, Gulf akan menemui mereka di taman kampus seperti biasanya.

Saat itu Mew di depan mengendarai mobil nya dengan santai, sedangkan Gulf mengikutinya dengan sebuah taksi yang ia pesan melalui aplikasi. Dan supir nya juga setuju untuk mengikuti mobil Mew sampai di tujuannya.

Saat Mew berhenti tepat saat memarkirkan mobil nya, Gulf turun dan mengendap melihat Mew masuk ke dalam studio tersebut. Gulf juga ikut masuk tapi dengan gelagatnya yang sangat seperti penguntit profesional.

Ia berpura-pura bertanya pada security disana, menanyakan dimana toilet berada. Tapi saat melihat Mew berbelok di lorong depan toilet, ia langsung mengikutinya.

Pintu ruang studio pemotretan tidak tertutup sempurna jadi Gulf dapat mengintipnya dari celah pintu. Ia melihat Mew menyapa para kru tetapi berbeda dengan salah satu wanita berparas cantik tersebut.

Mew memeluknya dan wanita tersebut mencium kedua pipi Mew dengan manja. Mew tertawa kecil disana. Melihat hal tersebut tentu saja membuat Gulf kesal sekaligus sedih.

Dia sangat terkejut sampai ia tidak sengaja mendorong pintu, Mew dan lainnya pun menoleh padanya. Namtan yang sedang memeluk Mew juga menoleh tapi dengan tatapan tidak perduli dengan Gulf.

"Gulf?" Sahut Mew.

Gulf langsung berlari dengan perasaannya yang bercampur aduk tak karuan. Mew pun mengejarnya, "GULF–!" Teriak Mew yang sampai security pun tak dapat menahan Gulf yang berlari.

Saat di depan studio, akhirnya Mew dapat menahan Gulf sebelum ia menyebrangi jalan. Gulf terus meronta agar tangannya dilepaskan Mew.

"Gulf, yang kamu liat itu tidak sama dengan kebenarannya! Dengar penjelasan aku dulu!"

"Gak! Kau pikir aku tidak tau, sejak kemarin kau kembali. Siapa yang berani nya mengechatmu semalaman penuh? Kamu kira aku bodoh ya?" Rengek Gulf yang masih berusaha untuk melepaskan dirinya dari Mew.

"Tapi–!"

"Tapi, apa! Lagi pula bukannya aku tidak tau kalau kau masih mencintai mantan mu itu, denganmu yang seperti itu membuatku merasa kalau aku ini hanyalah pelampiasan, KUCEP MEW!" Teriak Gulf, dan pada saat itulah Gulf dapat melepaskan tangannya dari genggaman Mew.

Gulf langsung berlari menyebrang jalan, dan menaiki taksi di sebrang jalannya. Mew hanya bisa terdiam, karena yang Gulf katakan memanglah benar. Mew belum sepenuhnya melepaskan rasa cintanya pada Namtan.

Mew melihat di kaki nya terdapat ponsel yang ia berikan pada Gulf tergeletak tak jauh dari kaki nya. Ia memungut ponsel tersebut dan melihat layar ponsel tersebut yang sudah retak tapi masih dapat di hidupkan.

Mew terharu saat melihat wallpaper lockscreen di ponsel tersebut merupakan foto Mew saat ia masih menjadi dosen. Ia juga meriksa isi galeri ponsel tersebut dan ia sangat terkejut karena disana penuh dengan foto Mew yang Gulf sengaja memfotonya secara diam-diam.

Sejak itu, Mew sadar kalau selama ini ia sudah salah besar kepada Gulf. Ia hanya bisa mengeluarkan air matanya untuk saat ini dan terduduk meringkuk di pinggir jalan melihat kepergian Gulf.

Querencia [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang