Chapter 20

1.4K 145 6
                                    

"p'Mew dimana?"

.
.

Setelah satu hari telah berlalu, Gulf sudah merasa sehat seperti biasanya. Ia keluar dari ruang rawatnya, kebetulan ada Mild yang juga baru saja sampai. Mild melihat Gulf di depan pintu ruang inap Mew pun langsung menghentikannya saat itu.

"ehm, Mild?"

"G , Gulf! Jangan masuk kesana" Ucap Mild sambil menunduk.

Gulf berbalik badan, dengan wajah polosnya sambil mencoba untuk menatap mata Mild. Tapi, Mild seolah menghindar kontak mata dengan Gulf.

"Ada apa sih? Hari ini kau sangat aneh, Mild. Aku udah sehat loh, ga seneng ya?" Tanya Gulf dengan nada polosnya semakin membuat Mild tak tega mengatakan sesuatu padanya.

"Mild, Kau melarang ku masuk ke dalam ya?"

Mild membulatkan matanya, tentu saja ia tidak tahu harus berkata apa pada Gulf. Karena Mild hanya terdiam kaku, Gulf tak menghiraukannya. Ia pun tetap melangkah masuk kedalam ruang inap Mew.

Tapi yang ia lihat hanya seorang perawat yang sedang merapihkan ranjang kasur tersebut. Gulf celingukan disana, lalu perawat tersebut pun menghampiri Gulf.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya perawat tersebut.

"Loh, p'Mew kemana?"

"Pasien sudah di pindahkan ke rumah sakit besar, untuk kontak yang bisa dihubungi saya tidak tahu. Permisi"

Setelah menjelaskannya pada Gulf, perawat itu segera keluar dari ruangan yang telah ia bersihkan. Gulf mendengar jawaban tersebut terdiam melongo menatap Mild. Seakan mata Gulf menyiratkan beribu pertanyaan yang tentu saja Mild mengerti dengan kode tersebut.

Mild sontak menggeleng lemas kepalanya, ia lalu menepuk pelan pundak Gulf dan langsung memeluknya.

"Mild, jangan bilang dia pergi ninggalin gua?!"

"MILD!"

"Mild, dia ga ninggalin gua untuk yang ke sekian kali nya kan?!"

"JAWAB!!"

Gulf menggenggam erat pundak Mild dengan kedua tangannya. Perlahan ia melepaskannya, dengan tatapan kosong ia langsung berlari menuruni tangga menuju resepsionis. Mild segera mengejar Gulf yang berlarian di koridor.

Sempat di marahin beberapa perawat yang mengingatkan Gulf untuk tidak berlari, tapi ia tidak menghiraukannya. Sesampainya ia di meja resepsionis, belum Gulf berbicara perawat tersebut hanya memberikan secarik kertas pada Gulf.

**

"Gulf!"

"Gulf, kau tidak sendiri. Gua selalu ada buat lu, gua siap temanin lu sampai kapan pun. Kita udah seperti saudara Gulf, masih ada Kao yang juga perhatian sama lu!" Ucap Mild sambil ia terus memeluk Gulf dari belakang setelah ia melihat Gulf telah membaca pesan dari Mew.

"Terus maksud dia apa ninggalin gua kayak gini, Mild?! Apa maksud dia?!!!"

"Gulf tenang, jangan teriak begitu.."

"Gimana gua bisa tenang?!" Gulf menghempaskan Mild.

Ia berbalik badan, menatap Mild dengan tajam. Gulf menarik kerah Mild, "katakan apa yang kau tahu, Mild".

"Katakan sekarang atau saya akan pergi dari hadapanmu" Ancam Gulf yang terus menyudutkan Mild, ia sudah tidak bisa menahan rasa kesal dan sedih nya.

.
Kalau memang p'Mew sakit, ngomong aja! Aku akan menjaga nya sampai ia sembuh! Kenapa mereka semua malah menghindar. Apa salahku disini?

Apa aku hanya beban baginya? Apa maksudnya pergi meninggalkanku seperti ini?

Jelas sekali perawat itu menghindariku. Mild, kau pun sama.
.

"Gulf, jangan gegabah. Jujur, gua juga kaget pas tau khun Mew pergi"..

"Terus.. aku harus gimana?"

"Ya?"

"Aku . . harus gimana?" Tanya Gulf dengan wajah murung nya.

Mild tidak bisa berkata-kata, setelah sekian menit mereka berdiam diri disana. Akhirnya Gulf memilih untuk pulang ke apartemen nya. Gulf sudah berjanji pada Mild tidak akan melakukan hal gila disana. Mild pun membiarkannya.

Sedangkan Gulf pulang ke apartemennya, Mild pun juga kembali ke apartemen nya. Di sana sudah ada Kao yang menunggunya. Dan disana pula, ada Mew yang sedang depresi dengan kejadian yang barusaja terjadi.

"Mau sampai kapan kau disini?" Tanya Mild.

Mew hanya menggeleng, membuat Mild kesal dengannya. Refleks Mild langsung menarik kerah baju Mew sambil menatap tajam kearahnya.

"Beraninya kau kembali membuat Gulf menangis seperti ini!"

"Mild, sabarlah dulu!.. kau jangan begini!" Ucap Kao yang berusaha memisahkan Mild dan Mew.

"Setidaknya bicara baik-baik dengannya! Dia mungkin akan menerimanya! Hahh, ughh! SIALAN!" Mild pun melepaskan tangannya dari kerah baju Mew dan langsung menendang meja yang ada di dekatnya.

Mild pun terduduk dengan kesal sambil terus menatap Mew dengan tajam. Mew tahu kesalahannya, tapi ia tidak ingin meninggalkan Gulf dengan menyedihkan suatu saat nanti. Ia memilih meninggalkan Gulf dengan cara seperti ini agar Gulf dapat membenci dirinya.

"Khun, apa kamu masih ingat dengan janji saat itu? Kalau kau membuat Gulf menangis lagi, akan ku rebut  kembali Gulf dari sisimu."

Mew mengangguk pelan.

"Bagaimana dengan perawatan mu selanjutnya?"

"Aku akan pergi sejauh mungkin.." Jawab Mew dengan nada keputusasaan nya.

.
.



**

Back to Gulf

Sudah hampir enam bulan berlalu, Gulf masih tidak bisa menemukan keberadaan Mew. Bahkan ia sampai membuat list rumah sakit besar di seluruh bagian daerah negara nya. Tersisa satu rumah sakit besar yang terletak tak jauh dari tempat saat hari kebahagiaan mereka yang harusnya terjadi. Rumah sakit besar desa pohon pinus.

Mungkin itu adalah harapan terakhir Gulf.










Hai? Nong pian balik..
maaf ya udah lama ga
Ngelanjutin alur nya...

Terima kasih para readers..
setia Querencia yang masih
menunggu kelanjutannya :)

Klik tombol vote (bintang)
dibawah ya. Sarannya atau
kritik nya bisa tinggalkan di
kolom komentar, yya!! . .

Bye Bye, see u next chapt









Querencia [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang