Chapter 13 ⚠️

3.1K 256 22
                                    

"ผืมิว, เราคิดถึงผืครับ"(P'Mew, Rao Khidtheung phi khab)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ผืมิว, เราคิดถึงผืครับ"
(P'Mew, Rao Khidtheung phi khab)



.
.

Sudah hampir satu bulan Mew dikerja tugaskan diluar negara. Walau begitu, mereka tetap sering berkomunikasi melalui telpon video. Tetapi, tetap saja rasa rindu tidak akan pernah terobati walau hanya sedikit.

Kini Gulf bekerja di cafe, menjadi barista amatiran ataupun pelayan disana. Jadi, walau Mew tidak ada bersamanya setidaknya ada teman di cafe nya yang juga selalu peduli pada Gulf.

"Gulf, nanti kau bisa kunci cafe kan? Aku harus pergi sekarang" Ucap Leo.

"Siap, bang. Hati-hati di jalan ya" Ujar Gulf.

Hari sudah malam, dan biasanya Gulf pulang jam 21.30 malam tapi sekarang ia pulang lebih malam, karena ia baru saja ke datangan pelanggan lain. Ia memesan kopi pada Gulf.

Walau Gulf menolak, karena toko udah tutup. Tapi ia kasihan karena, mungkin sama ini pelanggan terakhirnya. Ia pun menyeduh kopi tersebut dan segera memberikannya pada pelanggan tersebut.

"Kamu Gulf kan?" Tanya orang tersebut.

Gulf tampak binggung karena ia tidak mengenal orang tersebut. Gulf hanya mengangguk, sambil tangannya yang masih bebersih meja nya.

"Aku tau kamu Gulf. Jadi kamu kerja disini ya, ga buru-buru pulang kerumah?" Tanya Orang tersebut.

Gulf semakin binggung, memangnya ada apa. Tak sengaja ia melihat tanda pengenal yang dipakai orang tersebut yang berasal dari studio tempat Mew bekerja juga. Dan orang tersebut adalah kelompok kru yang sama dengan Mew.

"P'Mew sudah pulang?!" Sontak Gulf bertanya.

"Harusnya sih udah.. kamu ga coba telpon dia aja? Oke, saya permisi dulu ya".

Orang tersebut pun pergi dengan kopi ditangannya. Mendengar perkataannya, Gulf pun segera melanjutkan bebersih cafe nya dan bersiap untuk pulang.

Setelah Gulf menyelesaikan pekerjaannya, ia segera mengunci cafe tersebut dan pulang ke apartemennya.

Dalam perjalanan ia pulang, Gulf menyempatkan diri untuk sambil menelpon Mew. Tapi tidak di angkatnya, Gulf semakin tidak sabar sampai dirumahnya.

Setelah berharap penuh akan kepulangan Mew, tapi ternyata mew tidak ada di seluruh ruangan disana. Saat ia membuka pintu kamar nya. Ia tetap tidak menemukan Mew disana. Ia terkapar lelah karena terburu-buru pulang dari cafe nya. Lalu memandang foto mereka berdua saat di pantai bulan lalu.

Querencia [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang