Chapter 9

2.8K 296 26
                                    

Ini akan menjadi Chapter yang panjang
Baca sampai habis ya!


.
.

"P'Mew"

.
.

Gulf sempat tersadar sebentar, lalu Mew menggenggam tangan Gulf sambil mencium punggung tangan nya perlahan. Mew juga gemetaran melihat Gulf yang tubuhnya dipenuhi luka lebam yang bahkan terlihat sudah membengkak.

Ambulance membawanya, sedangkan Mild dan Kao bantu menjelaskan kejadian demi kejadian pada polisi. Sementara polisi lainnya mengamankan TKP, Mild dan Kao dibawa kekantor polisi untuk di minta keterangan.

"Kira-kira saudara Mild tau ciri-ciri pelaku penganiayaan terhadap korban?" Tanya polisi tersebut.

"Ini hanya dugaan kami sejak 3 hari yang lalu, pak. Dan ini cerita yang cukup panjang untuk jelaskan"

Mild dan Kao menjelaskannya dengan rinci, sedangkan di rumah sakit Mew sedang menunggu Gulf di luar ruangan. Ia terus bejalan kesana kemari khawatir dengan keadaan Gulf.

Tak lama salah satu perawat keluar dan mengatakan bahwa Gulf sedang beristirahat untuk memulihkan tubuhnya dan mungkin akan bangun satu sampai dua hari kedepan. Lalu, disusul dokter yang bertanya dimana wali Gulf.

Dan Mew bertanggung jawab atas Gulf disana, dokter mengatakan bahwa sebelumnya mungkin sekitar dua hari yang lalu Gulf mengalami pemerkosaan bergilir oleh sejumlah lelaki yang berbadan lebih besar dari Gulf dan Mew yang mendengar itu sangat terpukul dengan kenyataan tersebut.

Dokter mengatakan kalau Gulf juga sudah sekitar tiga sampai empat hari tidak mendapatkan asupan makanan apapun dan itu membuat peradangan pada lambungnya dan di perut dan wajah serta kaki dan selangkangan Gulf terdapat luka yang diakibatkan oleh pukulan yang cukup keras.

Seperti itulah kondisi Gulf saat ini, dokter mengatakan segalanya pada Mew. Lalu ia menepuk pundak Mew sebelum akhirnya dokter meninggalkan Mew.

Mew sangat terpukul mendengar pernyataan dokter yang cukup membuatnya pun tidak dapat membayangkan betapa sakitnya menjadi Gulf. Mew duduk di bangku sebelah Gulf memegangi tangannya yang sedang di infus tersebut.

Mew benar-benar meneteskan air matanya saat itu, sampai ia sudah tidak bisa berkata kata lagi melihat Gulf. Bahkan melihatnya penuh dengan luka lebam yang membiru di wajahnya saja sudah membuat Mew sedih dengan itu.

"Gulf, semangat. Kamu pasti bisa melewati ini semua, aku akan selalu ada untuk kamu Gulf. Aku janji!"

Dan tanpa sadar, ia mulai tertidur disana. Mew sempat bermimpi kalau ia memiliki sebuah balon dan balon itu terbang meninggalkannya. Karena itu, ia kembali terbangun dari tidurnya lalu melihat kalau Gulf tidak berada di atas ranjangnya.

Sontak Mew kaget dan mencoba melihat sekeliling kamar, lalu Gulf keluar dari dalam toilet. Mew yang melihatnya langsung memeluk Gulf dengan hangat. Gulf juga ingin membalas pelukan tersebut tapi ia kesulitan karena lengan nya yang masih di pasangkan infus.

Gulf duduk di atas ranjangnya, sedangkan Mew duduk di bangku menghadap Gulf. Mata Mew sangat berbinar-binar melihat Gulf sekarang sudah siuman.

"Gulf, kamu boleh cerita?" Tanya Mew.

Tapi Gulf hanya terdiam dengan tatapannya yang kosong melihat langit dari balik jendela. Perlahan Gulf menggelengkan kepala nya, lalu meringkuk menutupi wajahnya.

Ia merasa malu, karena sekarang ia sangat merasa hina dan kotor. Mew dengan lembut mengusap rambutnya, "Gapapa kalau kamu belum bisa cerita.. tapi kamu harus makan dulu ya. Mau makan apa?"

Querencia [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang