Chapter 1

12.4K 551 39
                                    

Aku berharap ini berjalan seperti biasanya. Tapi kenapa selalu tidak sesuai dengan apa yang ku inginkan?

Apa yang ku inginkan, tidak pernah ku dapatkan.

Tanpa sengaja, aku bertemu dengannya. Awalnya, aku tidak begitu familier dengan dirinya. Tapi, dengan caranya sendiri lah yang membuat dirinya dicintai.
–Mew

.
.

"Kamu, bisa tolong saya?"

Ia menoleh, "Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Tolong berikan flashdisk ini pada Bu akademik di aula ya. Saya ada kelas pagi ini, tidak sempat". Perintahnya.

"Baik, saya permisi ya pak" Mahasiswa itupun pergi.

Ini bukan hari pertama bagi Mew untuk mengajar di kampus. Tapi ini hari pertamanya untuk mengajar para siswa tahun pertama. Dia cukup terkenal dengan kebaikannya dan tanggung jawabnya sebagai dosen yang baik.

Mew, dosen perfilman yang cukup terkenal juga karna ketampanannya. Banyak mahasiswi lain yang kerap menyukainya diam-diam.

Ia juga hampir menjadi aktor pada tahun 2018 tepat saat ibu nya meninggal saat audisi. Sejak hari itu, Mew tidak pernah lagi beranjak untuk mengikuti audisi pemilihan aktor untuk sebuah film.

Setengah jam telah terlalu. Mew menerangkan matkul nya sambil menghidupkan proyektor dari laptop nya.

Tiba-tiba, pintu pun terbuka dan masuklah seorang lelaki yang terengah-engah. Mew pun mematikan proyektor tersebut, lalu menunjuk lelaki tersebut dengan sebuah laser.

"Siapa namamu?" Tanya Mew.

"Gulf kanawut. Saya tersesat saat ingin kembali dari kamar mandi" jawabnya.

"Bagaimana saya bisa percaya dengan ucapanmu yang baru saja tidak memanfaatkan waktunya yang berharga?"

Gulf menunduk, "Izinkan saya untuk tetap mengikuti kelas ini".

Tak lama Mew berpikir, ia pun memperbolehkan Gulf untuk mengikuti kelasnya dengan syarat Gulf tidak boleh terlambat untuk kelas selanjutnya.

Gulf pun duduk di kursinya dan mulai mengeluarkan buku dan pulpennya.

Setelah kelas berakhir kini tersisa Mew dan Gulf dikelas, Ia menghampiri Mew yang sedang merapihkan laptop dan binder yang dibawanya.

"Pak Suppasit"
"Kenapa Bapak membiarkan saya mengikuti kelas? Padahal Aku sudah melewatkan setengah jam" Tanya Gulf dengan rasa penasaran.

"Tidak" jawabnya dengan singkat.

"Tidak?"

"Tidak ada alasan untuk itu, kamu barusan yang nganterin flashdisk  itukan? Saya maklumi itu"

Mew pun berjalan keluar dari kelas. Sedangkan Gulf masih diam terpaku disana. "Ada yang salah denganku" bisik Gulf.

.
.

Gulf POV

Aku tidak tau apa yang mereka pikirkan tentangku. Apa aku salah berbeda dengan yang lain? Aku juga tidak tau mengapa aku di lahirkan seperti ini.

"Dasar Gay!"

"Manusia homo kayak elo itu harus dimusnahkan dari muka bumi!"

"Gua tau kenapa lo dicampakkan sama keluarga lu sendiri. Karna lo gay!"

"Lo gay!"

"Gay!"

"Mati aja sana!"

Aku lelah hidup dengan keadaan yang seperti ini.

Bruughh! Aku selalu diperlakukan kasar oleh orang-orang di sekitarku. Rasanya, aku ingin menghilang dari dunia dan melupakan semuanya agar tidak merasa kesakitan lagi.

"Lemah, masa gitu aja udah berdarah. Dah, ayo pergi. Biarkan saja "si terong" mati kesakitan".

Tapi, aku percaya. Pasti akan ada orang lain yang akan mengubah hidupku menjadi yang lebih baik tanpa harus mengubah diriku yang homo ini.

.
.

"Loh?"

"Hah?"

"Gulf, kamu kenapa?" Tanya Mew.

"S - Saya, tidak sengaja menabrak papan informasi di tangga. S - Saya selalu terburu-buru" Jawabnya dengan sedikit ragu.

Mew pun menarik tangan Gulf agar duduk di atas ranjang. Ia mengambil beberapa kapas dan obat antibiotik dari dalam lemari kaca.

"Saya tidak tau kalau Pak Suppasit juga seorang perawat"

Mew menatap mata Gulf, " Kebetulan Admin kesehatan sedang mengambilkan obat tidur di gudang. Jadi, saya yang menggantikan sementara".

"Oh, begitu ya"

Mew menyelesaikan perbannya di sikut Gulf dan di jidatnya. Lalu, ia menjabat tangan Mew. Gulf seketika membulatkan matanya.

"Saya ingin berkenalan sebagai teman, Kenalin aku Mew Suppasit. Namamu?"

"Kamu sudah tau siapa aku, kan?"

"Senang bertemu denganmu, Gulf"

"Iya, Pa–

Mew memotong ucapan Gulf, "Saat kita berdua saja, kamu boleh panggil namaku, gausah takut kayak gitu ya". Senyum yang ia kembangan membuat jantung Gulf berdetak kencang tidak karuan.

"Iya, Mew.. aku juga". Gulf membalasnya dengan senyumannya juga.

.

Sejak hari itu lah kehidupan mereka berubah perlahan demi perlahan. Dengan kedekatan diantara mereka membuat beberapa mahasiswa lain yang pernah mengganggu Gulf tidak lagi mengganggunya.

Dan disinilah awal mula cerita akan dimulai





PENGENALAN TOKOH

Mew Suppasit Gulf Kanawut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mew Suppasit
Gulf Kanawut

IG: –mewsuppasit
      –gulfkanawut

Budayakan follow authornya juga
supaya tidak ketinggalan update
selanjutnya, klik vote nya jgn lupa~

Querencia [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang