Dua

4.7K 581 24
                                    


"Halo, Cantik."

Aku yang sedang menyuap ayam goreng ke dalam mulut menoleh ke asal sumber suara. Bibirku seketika melengkung mendapati Harsa berdiri di hadapanku dengan piring berisi makan siangnya. Dia segera menarik kursi di depanku dan mengacak rambutku pelan.

"Kangen," bisiknya manja membuatku hanya bisa menggigit bibir menahan senyum.

Seharian ini Harsa berada di luar kantor, melakukan kunjungan ke toko-toko Daymart, merek dagang dari toko ritel milik Darma Trijaya, untuk mengecek langsung promo belanja yang sedang berjalan. Sebagai manajer divisi marketing, dia bertanggung jawab dalam memastikan setiap promo belanja yang sudah ditetapkan bisa dinikmati oleh semua konsumen tanpa kendala. Oleh karena itu melihatnya sudah kembali di saat jam makan siang membuatku cukup terkejut walau sebenarnya senang.

"Aku pikir kamu baru balik ke kantor nanti sore," ucapku sambil kembali menyuap ayam goreng dan tumis sawi, menu makan siang yang tersisa karena aku terlambat datang ke kantin. Harsa yang juga sedang menikmati menu yang sama denganku hanya menggeleng pelan, menelan makanannya sebelum kembali menjawab.

"Aku tadi udah dateng ke lima toko, dan semua promo untuk dua hari ini motong semua. Kayaknya sih semua udah oke, nggak perlu perbaikan apa-apa makanya aku bisa balik ke kantor sekarang. Kalo dua minggu yang lalu kan promonya pada bermasalah tuh. Konsumen beli karena ngeliat harganya murah ternyata pas di kasir masih harga normal. Tapi untuk yang sekarang aku udah pastiin semuanya bareng tim IT juga, aman."

Aku hanya tersenyum mendengar penjelasannya. "Baguslah kalo aman semua. Jadi si bos nggak bakal ngamuk-ngamuk lagi kayak dua minggu lalu."

Setelah menghabiskan makan siang yang terlambat itu, aku dan Harsa memutuskan untuk segera kembali ke kantor. Kembali berkutat pada rutinitas hari senin yang menjemukan dan membuat kepala pening.

"Bu Nirmala, anak yang saya minta di cut kemarin kenapa masih ada di toko area saya, ya? Kan saya udah bilang nggak mau pake lagi, kontraknya mau saya putus. Malah tadi saya lihat masih sibuk jadi kasir. Gimana sih, Bu?"

Aku yang sedang menandatangani setumpuk kartu kepegawaian untuk para staf yang akan naik grade hanya memandang bingung pada Pak Haris, Area Manajer Daymart yang meng-handle wilayah dalam kota Palembang. Pria berusia pertengahan empat puluh itu sedang menatap garang padaku. Aku hanya bisa menarik napas dalam, kemudian merapikan kembali semua berkas kepegawaian yang ada di mejaku, sebelum menatap ke arah Pak Haris dan memintanya untuk duduk.

Area manajer yang memang terlihat jelas tidak suka padaku sejak pertama aku memegang jabatan sebagai pimpinan divisi Human Resource itu hanya mendengkus sebelum akhirnya menarik kursi yang tersedia.

"Ada apa, Pak Haris?" tanyaku dengan senyum lembut.

Pria itu kembali mendengkus tak suka, menyugar rambutnya kasar kemudian menatapku. "Ratih, anak yang saya minta datang menemui Bu Nirmala kemarin, kenapa masih ada di toko area saya?"

"Memangnya kenapa, Pak?"

"Saya kan minta untuk langsung di cut aja, Bu! Saya sudah nggak mau pakai dia lagi kerja di area saya. Kerjanya lamban, susah dikasih tahu juga," seru pria di hadapanku ini marah.

Beberapa staf yang mejanya tidak begitu jauh dari tempatku melirik penasaran mendengar seruan marah Pak Haris. Aku hanya berusaha sabar dan menyunggingkan senyum saat tak sengaja bertatapan dengan orang-orang yang melihatku diamuk oleh pria yang terkenal bertemperamen tinggi ini.

"Begini, Pak, sebelum menetapkan untuk memutus kontrak setiap karyawan, saya perlu tahu dari kedua sisi apa yang menjadi permasalahannya. Saya sudah tanya Ratih dan dia mengakui kalau sebulan terakhir kinerjanya memang nggak sesuai harapan karena sedang ada masalah dengan orang tua. Dia meminta diberi kesempatan sekali lagi dan saya rasa nggak ada salahnya, kan? Lagipula kontraknya akan berakhir tiga bulan lagi. Jika setelah diberi kesempatan ternyata masih nggak ada perubahan, kita bisa selesaikan kontraknya dan nggak memperpanjang lagi."

Wedding ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang