"Terkadang orang selalu kita anggap spesial bisa saja menyakiti."
***
Udah siap buat baca part ini??
Kuy di vote dulu! Jangan lupa komen juga yaa..
Selamat membaca^^
***
Malam ini Karisa keluar untuk membeli minuman di supermarket mini depan komplek. Ia memakai pakaian simpel, hoodie hitam dengan celana training hitam panjang dan rambut digerai tak menghilangkan sedikit pun kecantikan di wajahnya.
Sepanjang jalan yang ia lewati sangat sepi, pasti manusia-manusia itu keluar karena ini malam minggu. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, seharusnya mereka sudah pulang.Ia berjalan sambil bersenandung kecil agar suasananya tak begitu hening. Matanya selalu was-was karena takut ada yang membuntutinya dari belakang. Tangannya yang sedari tadi mengepal karena kedinginan dimasukkan kedalam saku.
Ting
Pintu supermarket terbuka bersamaan dengan kata sambutan dari petugas supermarket, "Selamat datang, selamat berbelanja."
Karisa tersenyum kearah petugas itu lalu mengambil minuman dingin dan beberapa jajanan ringan agar malam minggunya tidak hampa. Malas masak ditengah malam adalah kebiasaan manusia, padahal perut sudah lapar. Tapi rasa malas selalu mendominasi dan berujung tidur dengan kelaparan.
"Totalnya seratus sepuluh ribu."
"Ini. Kembaliannya ambil aja." ucap Karisa.
"Apanya yang mau dikembalikan? Uangnya pas begini." heran petugas itu.
"Aku tak ingin menangis, menerka gerimis. Disepanjang lorong itu aku tak ada nyali. Oh Pak..Botakkk." Karisa berjalan sedikit cepat karena rasa takutnya itu bertambah besar, padahal sudah berusaha nyanyi biar gak takut. Tapi masih aja takut.
"Eh..ada neng cantik." Dua preman itu mendekati Karisa dengan senyum jahilnya.
"Ikut kita yuk neng, daripada malam-malam diluar gini sendirian. Mana malam minggu lagi." ajak preman berkepala botak dan berbadan besar itu.
"Iya nih, mending sama kita. Dijamin enak." timpal preman yang satunya. Preman satu ini sedikit aneh, badannya besar tapi rambutnya hanya tumbuh dibagian depan saja.
Karisa mempercepat langkahnya menghiraukan dua preman yang sedari tadi mengganggunya. Pikirannya juga tak bisa diajak berkompromi.
"Gimana kalo badan aku di cincang-cincang? Jangan-jangan aku mau dijual? Aku mau dijadiin babu? Aku dibunuh terus dimakan sama mereka?" Karisa menggelengkan kepalanya, otaknya sudah berfikir yang aneh-aneh sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARISA
Teen Fiction❗Follow sebelum membaca❗ 🚫PLAGIAT DILARANG MENDEKAT🚫 *** "Murah banget sih jadi cewek." Reyhan menatap Karisa rendah. Reyhan mengeratkan genggaman, "Lo mau rusak persahabatan gue? iya?!" bentaknya. "Kak Rey dengerin penjelasan aku dulu." ucap Kari...