12. Api Unggun dan kisahnya

94 11 1
                                    

"Haaa!!! Akhirnya refreshing jugaaa!!!" teriak Anna.

"Shtt, diem bisa gak? Berisik banget tau!"

Anna cengengesan membalas ucapan Sela. "Ya, sorry. Gue kan happy banget. Lo gak bisa apa liat gue happy dikit aja?" Sela memutar bola matanya malas.

Pembagian bus sedang dibacakan oleh Dafa selaku ketua osis. Ada banyak seruan dari para murid-murid, entah karena merasa tidak adil, ada yang senang karena satu bus dengan teman satu circle, ada yang malas mengikuti kegiatan, dan masih banyak lagi.

"Oke, sekarang semuanya masuk ke bus-nya masing-masing." perintah Dafa.

"Untung gue bareng kalian."

"Emang kenapa, Sel?"

"Gue kan udah kenal kelakuan lo pada." Karisa hanya mengangguk. Mereka bertiga langsung mengambil tempat duduk dibelakang. Mereka mengobrol kecil, tentang apa yang akan dilakukan disana, dan lain-lain.

Perjalanan akan berlangsung kurang lebih 3 jam. Selama perjalanan mereka semua bernyanyi bersama, ada yang membuat stand komedi, drama romansa, joget random, guna mengurangi kebosanan selama di jalan. Tak banyak yang mual-mual karena efek guncangan dari bus, untung saja bus yang mereka tumpangi menggunakan tidak menggunakan AC. Jika ia, mungkin mereka akan terjebak dalam lingkup 'bau muntah'.

Bus berhenti di rest area. Sembari menunggu mesin bus yang di dinginkan, mereka semua mencar mencari spot foto, jajanan kecil, bermain kejar-kejaran, bercerita, dan ada yang ke toilet mengeluarkan makanan di dalam perutnya.

"Baik anak-anak, kita berhenti dulu di sini, kalian bebas mau ke mana, asal tidak boleh keluar dari zona ini. Berkumpul lagi dua puluh menit dari sekarang ya. Terima kasih," mereka bersorak ramai dan mulai memisahkan diri.

"Cerita di situ aja yuk, sambil makan jajan." Karisa menunjuk bangku yang berada di bawah payung dekat tanaman bunga.

Beruntung mereka bertiga hanya 7 menit membeli jajanan nya. Masih lumayan banyak waktu yang bisa dihabiskan untuk bercerita.

"Gak mau tau, pokoknya kita harus satu tenda." seru Anna.

"Iya, betul!" sorak Sela dan Karisa.

Di waktu yang sama dan tempat yang berbeda, kelima cogan itu sedang bermain game TOD dengan modal botol coca-cola yang diisi sedikit air keran.

Tak, bagian atas botol berhenti di Deri, "Mampus lu kena!" ucap Fahri.

"Truth gue mah." jawabnya santai.

"Menurut lo, Kak Risa cantik gak?" Deri menatap Reyhan diam-diam.

Deri membetulkan posisi duduknya sambil berdehem, "Cantik lah anjir, luar dalem euy cantiknya. Kalo bisa udah gue jadiin pacar. Buta tuh orang yang nyakitin perasaannya."

Tio menahan tawanya. Mereka cukup sadar siapa yang Deri sindir, sang empunya pun menatap Deri tajam.

"Lanjut." titah Reyhan.

Botol kembali diputar dan berhenti tepat ke arah Reyhan.

"Truth."

"Ah, gak seru. Dare lah, Bang." ucap Fahri melas.

"Serah gue dong. Kalo kayak gitu kenapa gak main DoD?" kesalnya.

"Khusus lo DoD." ucap Tio.

"Bacot, apa?"

"Pacaran sama Karisa." putusnya.

Semua mata tertuju ke Tio. "Maksud lo?" tanya Arka.

"Ya pacaran. Reyhan tembak Karisa terus mereka pacaran. 3 bulan aja deh, kalo nyaman lanjutin, kalo risih putusin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang