"Setidaknya kalo gak bisa mencintai jangan menyakiti."
***
Udah siap baca? Jangan lupa vote dan komen nya^^
***
Anna dan Sela menyeruput es kopi mereka masing-masing. Mereka bertiga sengaja mampir ke kafe dekat sekolah, katanya Karisa mau ngomong sama mereka berdua tapi sampe sekarang Karisa tetap menundukkan kepalanya.
"Maaf ya. Gara-gara aku kalian jadi salah paham." Karisa menundukkan kepalanya merasa bersalah.
Anna memeluk Karisa dari samping, "Nggak, Kar. Anggap aja kita marahin Reyhan karena udah nyakitin lo mulu."
"Masalah lo sama Reyhan emang belum selesai, tapi masalah lo sama si Shintia orang shinting itu belum kelar. Tunggu aja, bakal gue bales ntar." ucap Sela dengan semangat.
"Aku gak papa kok. Udah kalian tenang aja, kalo Kak Shintia udah ngelewatin batas aku bakal balas dan kasih tau kalian. Oke?" Anna kaget dan melepas pelukannya
"Ng-"
"Oke." potong Karisa.
"Oke. Tapi kalo lo bohong, awas aja." Sela kalo lagi marah bukan kaleng-kaleng. Liat aja nanti, kalo Shintia udah berlebihan Sela bakal balas lebih parah lagi.
Kringg
Lonceng berdentang lumayan nyaring, pintu kafe terbuka menampakkan beberapa laki-laki yang tertawa sambil mencari meja. Karena hari sudah lumayan sore dan ini adalah hari sekolah, pastinya keadaan kafe tak seramai saat hari libur.
Anna memajukan kursinya dan membisiki Sela dan Karisa, "Eh..coba liat kebelakang, itu kan Kak Reyhan sama yang lainnya." Sela dan Karisa menolehkan kepalanya kebelakang, tepat dibelakang mereka adalah meja Reyhan dkk.
Sela dan Karisa duduk membelakangi pintu kafe, jadi tidak tau siapa yang datang setiap pintu kafe terbuka.
"Wah..ada Kakak cantik disini." heboh Deri membuat mereka ikut menoleh.
Deri mengangkat mejanya mendekati meja Karisa lalu duduk disamping kanan Anna. Otomatis Reyhan, Arka, Tio, dan juga Fahri ikut duduk dekat Karisa dan yang lainnya.
Tio duduk di sebelah kiri Anna, Arka duduk di sebelah kiri Sela, Fahri duduk di sebelah kanan Sela, dan Reyhan duduk di sebelah kiri Karisa. Mereka duduk membentuk lingkaran.
"Ekhmm.." Karisa memecah keheningan sekaligus menetralkan detak jantungnya. Duduk di sebelah Reyhan membuat jantungnya berdetak tak karuan.
"Jantung, kamu jangan keluar dulu ya." batin Karisa.
"Karisa minta maaf sama kalian. Maaf gara-gara aku kalian diomelin sama Sela dan Anna. Aku gak tau kalo bakal jadi kayak gini, kalo kalian mau marah jangan marahin mereka berdua. Marahin aku aja." Karisa menunduk sambil memainkan jari tangannya gugup.
"Itu tau, seharusnya lo jelasin sama mereka berdua bukan diam-diam aja."
"Gausah didenger, Kar. Reyhan kalo ngomong emang gak ngotak." ucap Tio.
Karisa tersenyum kecut. Hatinya terasa dicabik-cabik, badannya menjadi kaku seketika, nafasnya sedikit tercekat.
"Huh..gapapa Sha, gapapa. Lesha pasti bisa." batinnya.
"Neng Karisa, mending sama Abang Deri aja sini. Dijamin bahagia lahir dan batin."
"Bukannya bahagia, yang ada malah gila." sewot Fahri.
"Mending sama Babang Fahri aja Neng, dijamin aman, tentram, sejahtera dan bahagia."
"Lo kira keamanan negara."
KAMU SEDANG MEMBACA
KARISA
Teen Fiction❗Follow sebelum membaca❗ 🚫PLAGIAT DILARANG MENDEKAT🚫 *** "Murah banget sih jadi cewek." Reyhan menatap Karisa rendah. Reyhan mengeratkan genggaman, "Lo mau rusak persahabatan gue? iya?!" bentaknya. "Kak Rey dengerin penjelasan aku dulu." ucap Kari...