28 - Gunshot

68 4 0
                                    

As always, jangan lupa ninggalin jejak yess 💕💕💕

Jamie melangkahkan kakinya menuju pintu keluar bar.

Mew menatap punggung Jamie namun fokus matanya beralih ke seorang perempuan berjaket hitam di ujung bar yang terus menatap Jamie. Mew tampak tidak asing dengan perawakannya. Perempuan itu terus melihat ke arah perginya Jamie.

Mew berdiri hendak menghampiri perempuan yang mencurigakan itu, niatnya terhenti saat sadar bahwa perempuan tengah mengambil sesuatu dari saku jaketnya.

A gun.

Mew segera berlari ke arah Jamie.

DORRRR

"Jamieeee!!!!"

Jamie terjatuh ke lantai. Jamie menoleh ke arah sampingnya, tampak Mew terbaring sambil memegang samping perutnya.

"Tidak, tidak. Phi, kau harus bertahan, okay," ucap Jamie panik.

Namtan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya dan pandangannya jatuh ke seorang perempuan yang tengah memegang pistol. Perempuan tersebut tampak kaget, sepertinya ia salah sasaran. Perempuan itu langsung menodongkan pistol ke arah pelipisnya.

"Noo," Namtan mencoba menghentikannya dan berlari ke arah perempuan tersebut namun terlambat, perempuan itu keburu menarik pelatuknya.

DORRRR

Tubuh perempuan itu pun terjatuh ke lantai.

Sementara itu, Gulf langsung menelpon bantuan.

"Phi, kamu harus bertahan, okay," ucap Jamie sambil menangis.

Mew tersenyum sambil menahan sakit, "I'm sorry, babe. I'm really sorry,"

Jamie menggelengkan kepalanya," Ssshh, simpan tenagamu"

Tak lama kemudian datanglah Zee dan beberapa anak buahnya.

"Oh god, bawa langsung ke mobil. Kita langsung ke rumah sakit," ucap Zee.

Zee dan Jamie ikut bersama mobil tersebut untuk segera pergi ke rumah sakit.

Namtan masih berdiri mematung disamping tubuh perempuan yang sudah tidak bernyawa itu. Kepalanya hancur karena peluru yang menembus dan terdapat darah dimana-mana.

"Babe, kenapa kamu disitu? Who's she?" tanya Gulf lalu menghampiri Namtan.

"Pelakunya. She's dead. She shot herself," ucap Namtan dengan suara bergetar.

Memang sulit untuk mengetahui siapa identitas wanita tersebut namun dari perawakannya, hanya ada 1 nama yang muncul di benaknya.

Alice.

Gulf meminta anak buahnya untuk mengurus tubuh perempuan itu, sementara ia dan Namtan segera menuju rumah sakit.

***

Jamie terus menangis di pelukan Zee. Zee mengusap pelan punggung Jamie untuk menenangkan adiknya. Tak lama kemudian datanglah Baifern dan Mario.

"Sweetheart, are you okay?" tanya Baifern panik.

Jamie menjawabnya terbata-bata di sela isak tangisnya, " I am okay but he's not, Mom"

"Hey, Mew adalah anak yang kuat. Dia tidak akan pergi begitu saja hanya karena tertembus sebuah peluru," ucap Mario.

"Uhum, selama aku bekerja bersamanya, dia tidak selemah itu, J upps I mean Am," ucap Gulf menimpali.

"Bagaimana dengan pelakunya?" tanya Saint.

Midnight || Mew SuppasitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang