32-End

239 6 1
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak okee 😘😘

****

Ash tengah asik berswafoto dengan Felix pacarnya begitu juga dengan Dita dan Mary. Est menghampiri Jamie sembari merangkul Dita, kekasihnya. Ya setelah sekian lama Dita menaruh perasaan terhadap Est, akhirnya Est membalasnya.

" Sis, you have to smile," ucap Dita terkekeh pelan.

"Biarkan saja dia," goda Est sambil menjulurkan lidahnya.

Jamie hanya menggelengkan kepalanya dan menatap Est datar. Ia sedang tidak mood hari ini. Hari ini merupakan hair kelulusannya, hari yang penting baginya namun kedua orang tuanya malah sibuk bekerja dan kekasihnya .... yah sudah bisa ditebak kenapa ....

Ia sibuk. Ngurus perusahaan, pasokan senjata, dan teman-temannya.

Jamie duduk di kursi sembari menopang dagunya.

"Sendirian, huh?" tanya Rexer sambil menghampiri jamie dan duduk di sebelahnya.

"As you can see," jawab Jamie malas.

"Told ya, seharusnya lu jadi sama gue," ucap Rexer.

Jamie memasang wajah tidak suka dengan pernyataan Rexer. Bukan apa-apa, semenjak 2 tahun ini Rexer masih selalu mencoba mendekatinya, tak peduli dengan semua penolakan Jamie. Pada awalnya Jamie emncoba memaklumi, namun makin kesini Jamie menjadi risih dengan kelakuan Rexe, apalagi menghadapi rasa percaya diri Rexer yang terlalu tinggi membuat Jamie muak.

"Ngomong kayak gitu sekali lagi gue sumpel tu mulut pake high heels. You're so annoying," ucap Jamie.

Seakan kebal dengan respon Jamie, Rexer hanya tertawa.

"Chill, babe,".

Jamie berdiri dari tempatnya dan bersiap untuk pergi meninggalkan tempat itu. Ia tidak tahu mau kemana yang terpenting ia tidak mau bertemu dengan spesies yang bernama Rexer.

"Nong? Mau kemana?"

Jamie refleks membalikkan badannya. Tampak Zee datang bersama Saint dengan sebuket bunga ditangannya.

"P'Zee. P'Saint. Aku pikir kalian berdua tidak akan datang," ucap Jamie sarkas.

"Tentu saja kami datang. Kalau kami tidak datang, siapa yang lagi yang akan menyelamati kelulusanmu," jawab Saint.

Melihat ekspresi adiknya yang semakin kesal, Zee mendekat ke arah Jamie dan menarik Jamie ke dalam pelukannya.

"Happy graduation, na. Jangan sedih, okay," ucap Zee lalu mencubit dan menairk kedua pipi Jamie agar ia tersenyum.

Tiba-tiba saja Saint menyodorkan ponselnya ke Jamie. Jamie hanya diam menatap Saint heran. Untuk apa ia memberikan ponselnya?

"Cepatlah. Ada yang ingin bicara denganmu," ucap Saint.

"Papa sama Mom?" tanya Jamie masih enggan untuk meraih ponsel Saint.

Saint yang gemas langsung menarik tangannya Jamie dan meletakkan ponsel itu di telapak tangan Jamie. Ia lalu mendekatkan tangan Jamie beserta ponsel dalam genggamannya ke arah telinganya.

"Halo?"

"Happy graduation, babe,"

Senyum Jamie merekah saat ia mendengar kalimat itu. Namun tak lama kemudian senyum itu memudar saat ia menyadari bahwa mereka terpisah oleh jarak.

"Hmm. Thank you, Phi,"

"Nong, ada apa? Kamu kedengarannya lemas," ucap Mew dengan ada khawatir.

Midnight || Mew SuppasitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang