12 - But Why

70 4 0
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote and comment :)

"Est?!"

"Umm, hai" ucapnya canggung.

Di cafe, Jamie duduk bersama Est.

"So tell me, " ucap Jamie menuntut.

"Aku nggak bisa, " jawab Est enteng sambil meminum milkshakenya.

"Apa kamu dibayar sama Mom?" tanya Jamie.

"Tidak"

"Apa Mom menyuruhmu aneh-aneh?"

"Tidak"

"Lalu apa?" tanya Jamie kesal.

"Ini tidak ada hubungannya dengan Bibi," ucap Est.

"Lalu, apa ini berhubungan dengan .."

"Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan Paman Mario, " sela Est seakan tau pertanyaan Jamie, " Aku tidak bisa memberi tahumu tapi yang jelas disini aku mau memberi tahumu untuk jangan pergi sendiri. Ini bukan pertama kalinya kamu diikuti seseorang,"

"Jadi waktu kamu mengikutiku sampai cafe?"

"Aku hendak memperingatkanmu bahwa ada orang yang mengincarmu tetapi pada saat itu kamu malah salah sangka mengira aku orang jahatnya," jawab Est santai.

"Gimana ngga salah paham, you wear hoodie, mask, cap kayak lagi nyamar tau ngga, " ucap Jamie tidak mau kalah.

"Terserah, Miss. Untung saja hari ini aku tepat waktu. Aku enggak bisa selalu terus-terusan memantau dan melindungimu. O ya, pacarmu kan punya banyak anak buah, suruh dia lebih memperhatikanmu dan juga perhatikan orang sekitarnya, kali aja diam-diam orang itu musuh, " ucap Est.

Jamie mengehentikan aktivitasnya, " Bagaimana kau bisa tau tentang pacarku dan anak buahnya?"

Est langsung menutup mulutnya dan merutuki sesuatu, " Okei kayanya aku harus pergi karena semakin lama aku disini, semakin banyak aku spill the tea, " ucapnya lalu beranjak pergi.

Jamie hendak mencegah Est untuk pergi namun Est langsung melengos begitu saja. Tak lama kemudian datanglah Saint menjemput Jamie namun Saint malah menjemputnya di kampus sehingga Jamie harus kembali berjalan kesana. Baru saja keluar cafe tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Nong J?"

"Ow, P'Push. Kau sedang disini juga. Ada urusan disini?" tanya Jamie ramah.

"Umm. I-iya. Aku sedang berjalan-jalan dan kebetulan ada urusan di sekitar sini. Jadi sekalian," jawab Push sedikit gelagapan.

"Oh, baiklah. Aku harus kembali ke kampus. Aku duluan, Phi," ucap Jamie lalu membungkuk pergi.

Setelah memastikan Jamie sudah jauh, Push menelfon seseorang.

"Aku sudah melihatnya. Dia sedang sendiri. Kau yang bodoh tidak bisa menanganinya. Apa harus aku lagi," ucapnya geram.

***

Meanwhile, Est segera pergi ke markas untuk menemui seseorang. Tampak seorang pria berjas rapi tampak sudah menunggunya, "Bagaimana?"

"Hampir saja. Untung tadi aku sempat menyelamatkan Jamie kalau tidak, entahlah apa yang akan dilakukan mak lampir itu," ucap Est sambil menghisap rokoknya.

"Kau yakin itu Alice?" tanya pria itu.

"Yas, coba perlihatkan aku lagi foto wanita itu, " pinta Est.

Pria berjas itu segera mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan foto seorang wanita. Setelah melihat foto tersebut, Est menganggukkan kepalanya mantap.

Midnight || Mew SuppasitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang