Halo^^ akhirnya aku bisa up chapter ini 😭🙏
Jangan lupa tinggalin jejak yess luv 💕💕"Maaf, Phi. Aku hanya-- " Jamie menghela nafasnya.
"Go on, babe. Talk. Aku akan mendengarkanmu," pinta Mew.
"Aku hanya berpikir bahwa mungkin aku hanya pelarianmu saja, Phi. That's why .. " Jamie menjeda kalimatnya dan suaranya mulai bergetar," That's why you're so hyped up when you heard about her"
Mew menggenggam tangan Jamie dan menautkan jarinya, "Hey, look at me. Kamu bukan pelarian and and I beg of you please get rid of whatever's inside your head. Aku sangat mencintaimu whether you're Ammy or Jamie"
Jamie masih diam menatap Mew, mencoba untuk mencari kebohongan di matanya, namun yang ia temukan hanyalah tatapan teduh yang selama ini ia rindukan.
"Lalu mengapa Phi memilih untuk menyelamatkan Alice?" Jamie memberanikan diri untuk bertanya.
Mew menghembuskan nafasnya kasar dan mulai bercerita.
"Aku memiliki hubungan dengan Alice cukup lama. I met her at the club. Dia bekerja disana but then I take her with me. Dia tinggal bersamaku. Everything was fine until the day she went missing. Aku berpikir bahwa dia diculik dan selama ini aku terus menyalahkan diriku sendiri. Aku terlalu takut untuk memulai hubungan baru until I met you"
"Aku terus-terusan berpikir bahwa dia diculik oleh musuhku. Makanya saat aku mendapat email tentangnya, aku langsung memikirkan segala cara untuk membebaskannya"
"Because you feel guilty for her," Jamie menyambung pernyataan Mew.
Mew menganggukkan kepalanya, "Saat aku tau bahwa ini adalah kelakuan Push which is teman dekatku sendiri, aku benar-benar merasa bersalah and that's why I saved her first"
Mew meminta Jamie untuk mendekat dan membelai pipinya, "Waktu aku melihat warehouse itu meledak dan terbakar, rasanya seperti my whole word fall. Aku mencoba mencarimu namun orang-orangnya P'Tay hanya menemukan liontin mu. Semuanya menjadi lebih parah saat polisi menutup kasusnya dan keluargamu menyatakan kematianmu. Aku merasa seperti penjahat. Aku menganggap diriku sebagai pembunuh saat aku tau bahwa ternyata Alice was toying on me"
"I love you. I really love you. Aku tidak tau berapa kali aku harus menyebutkan ini tapi aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak tau harus membuktikannya bagaimana tapi --"
Jamie membungkam Mew dengan menciumnya singkat, "I know and I believe you, Phi"
"Aku tidak tau bahwa selama ini it's been hard for you too. Sorry, " Jamie menatap sendu Mew.
"So are we good now?" Mew tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya lalu mendekatkan wajahnya.
Jamie menarik dirinya agar menjauh dari Mew lalu tersenyum canggung, "Aku akan memikirkannya"
"Now that we finished talking, aku pulang dulu," ucap Jamie lalu beranjak dari kursinya menuju pintu keluar.
"I thought you will stay here," ucap Mew dengan nada merajuk.
Jamie berbalik dan menggelengkan kepalanya. Bertepatan dengan itu pintu ruang Mew terbuka menampilkan Est yang membawa sebuah koper.
"Am, ini bajumu. Kata P'Zee langsung taruh di dalam saja. Aku taruh dimana?" tanya Est.
Jamie menepuk jidatnya frustasi. Ketahuan sudah bahwa ia tadinya berencana untuk menginap dan menemani Mew di rumah sakit.
"Taruh di dekat sofa itu saja," jawab Mew karena Jamie tak kunjung menjawab pertanyaan Est.
Est lalu menggeret koper itu menuju sofa. Tak lama kemudian masuklah Gulf, Namtan, Zee dan yang terakhir masuklah Saint yang membuat Mew terbelalak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight || Mew Suppasit
Любовные романы[SELESAI] Jamie Juthapich, seorang mahasiswi cantik berusia 20 tahun yang memilih pergi ke Bangkok untuk menempuh pendidikan disana secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang ternyata merupakan pemimpin mafia terbesar disana, Mew Suppasit...