Hari demi hari berlalu, Mew tampaknya sudah tidak terlalu keras dan mengekang Jamie terbukti setiap Jamie ingin pergi, ia langsung mengijinkannya begitu saja dan beberapa kali Jamie diijinkan pergi hanya bersama supir dan bodyguard tanpa Saint.
Pengawasan yang mengendor dimanfaatkan oleh Jamie untuk menjalankan rencananya selama ini. Usahanya selama ini ternyata tidak sia-sia.
"P'Mew. Setelah pulang kuliah hari ini, aku ingin pergi ke toko buku. Apakah boleh?" tanya Jamie.
"Tentu saja, boleh. Nanti aku siapkan supir dan mobil. Hari ini aku cukup sibuk bisa jadi aku tidak pulang," jawab Mew.
Jamie hanya mengangguk-ngangguk mengerti.
"Yes, sepertinya ini akan berhasil," batin Jamie. Jamie hanya bermodal nekat, tidak ada rencana yang benar-benar matang.
Jamie kuliah seperti biasa.
KRINGGGGGG
Bel sudah berbunyi dan sekarang Jamie mau menuju gerbang keluar depan.
"Shit," batin Jamie saat melihat ternyata beberapa bodyguardnya sudah menunggu di luar. Tinggal bersama Mew beberapa minggu membuat Jamie perlahan mulai apal dengan wajah-wajah bodyguardnya.
Jamie memutar balik kembali ke masuk ke dalam gedung.
BRUKKK
Ia menabrak seseorang. Ohm Pawat.
"Ow J, ada apa?" tanya Ohm. Ohm tampak khawatir karena Jamie tampak pucat seperti melihat sesuatu.
"Phi, bisakah kau membantuku, ku mohon," ucap Jamie.
"Tentu saja. Kamu butuh apa?" tanya Ohm lembut sambil menggenggam tangan Jamie yang bergetar.
"Bawa aku pergi dari sini tanpa kelihatan orang-orang itu," ucap Jamie sambil menunjuk orang-orang berbadan tegap yang berdiri di depan gerbang.
Melihat Jamie yang ketakutan, Ohm segera menggandeng Jamie menuju pintu belakang.
"Tunggu disini. Aku akan mengambil mobil dulu," ucap Ohm lalu berlari menuju ke parkiran mobil.
Tak lama kemudian sebuah mobil Mercedes Benz putih berhenti di depannya dan membuka kacanya. Setelah melihat bahwa itu adalah Ohm, Jamie bergegas masuk.
Sepanjang perjalanan, Jamie berkali-kali menengok ke belakang, memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya.
"Aku antar ke apartemenmu, ya," ucap Ohm.
Jamie hanya menggeleng, " bawa aku kemanapun selain apartemenku ,"
Ohm langsung tancap gas menuju kediamannya. Sampailah mereka di sebuah rumah besar. Rumah ini tampak besar namun sepi. Hanya ada beberapa satpam yang menjaga rumah tersebut dan 2 orang pembantu.
Ohm menuntun Jamie ke sebuah kamar yang setelah diperhatikan ternyata ini adalah kamar Ohm. Ohm memberinya segelas air putih,
"Minumlah terlebih dahulu. Tenangkan dirimu," ucap Ohm.
Setelah Jamie mulai tenang, Ohm bertanya, "Gimana caranya kamu bisa berhubungan dengan orang-orang tadi?"
Jamie mulai bercerita, " Intinya aku bertemu dengan seseorang yang berbahaya dan sepertinya dia mengejarku,"
Mendengar cerita Jamie, Ohm memeluk Jamie dan membelai rambutnya, " It's okay, J. Kamu akan baik-baik saja disini. Apa ada yang bisa kubantu lagi?"
"Aku meninggalkan ponselku jadi apakah aku bisa meminjam ponselmu jika aku membutuhkan sewaktu-waktu?" tanya Jamie.
Ohm menganggukkan kepalanya, " Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa memberitahu Bibi Alin, yang kamu temui dibawah tadi, Ini ada Ipad untuk kamu gunakan sementara waktu karena aku harus pergi dan tentu saja ponselnya ku bawa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight || Mew Suppasit
Romance[SELESAI] Jamie Juthapich, seorang mahasiswi cantik berusia 20 tahun yang memilih pergi ke Bangkok untuk menempuh pendidikan disana secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang ternyata merupakan pemimpin mafia terbesar disana, Mew Suppasit...