37

3.9K 727 32
                                    

Damian menghadap ayah Megan, hari ini ia ingin meminta putri bungsu pria itu untuk dinikahkan dengannya.

Ada rasa cemas yang Damian rasakan, ia takut jika mantan mertuanya tidak mengizinkannya. Namun, demi Megan dan calon buah hati mereka. Damian harus memperjuangkan kisah mereka.

"Selamat pagi, Ayah." Damian menyapa mantan mertuanya yang saat ini sedang membaca surat kabar.

Ayah Megan melipat surat kabarnya dan meletakannya di meja. Ia sedikit terkejut melihat Damian ada di depannya. "Damian, apa yang membawamu ke sini?" Pria itu pikir mungkin ada hubungannya dengan Zara lagi. Entah apa yang sudah putri sulungnya lakukan kali ini.

"Ayah, ada yang ingin aku bicarakan dengan Ayah." Damian selalu cara dengan sopan pada mantan mertuanya. Pria ini tahu cara memperlakukan orang yang lebih tua dengan baik.

"Lalu bicaralah."

"Aku ingin meminta restu dari Ayah untuk menikahi Megan."

Ayah Megan merasa ia salah dengar. "Ulangi kata-katamu."

Pada titik ini, Damian semakin merasa khawatir, tapi pria itu menyembunyikannya dengan sikap yang tenang. "Aku meminta restu dari Ayah untuk menikahi Megan."

Kini ayah Megan mendengar dengan jelas nama yang disebutkan, itu adalah Megan bukan Zara.

Ayah Megan menyukai Damian, tapi merestui Damian dan Megan sama saja membuat keributan tiada akhir di dalam keluarganya. Ia tahu watak putri sulungnya, putrinya itu pasti akan terus berkelahi dengan putri bungsunya.

"Ayah, aku mencintai Megan. Dan Megan juga merasakan hal yang sama. Kami ingin menikah, dan itu harus dengan restu Ayah." Damian bersuara lagi. Ia tahu sulit bagi mantan ayah mertuanya untuk mengambil keputusan saat ini juga karena ayah mertuanya berada di antara Megan dan Zara yang sama-sama putrinya.

"Apakah Zara sudah mengetahui hal ini?" tanya mantan mertua Damian.

"Dia sudah mengetahuinya. Dan dia tidak mengizinkan aku dan Megan menikah." Damian menjawab sejujurnya.

"Kenapa harus Megan, Damian? Kau membuat situasi menjadi rumit." Ayah Megan menghela napas berat.

"Karena Megan bisa memberikan cinta yang aku inginkan, Ayah."

Pintu ruang kerja ayah Megan terbuka. Sosok Megan muncul dengan membawa nampan berisi teko dan cangkir. Ia meletakannya di atas meja, menuangkan teh hangat untuk Damian.

Ayah Megan melihat ke arah putrinya, tidak ia tidak marah pada Megan yang mencintai mantan kakak iparnya sendiri. Ia hanya tidak berpikir bahwa Damian adalah pria yang bisa meluluhkan hati putri bungsunya.

Dahulu hingga saat ini, ia telah memperkenalkan Megan dengan banyak pria, tapi Megan tidak pernah menanggapi dengan serius. Megan selalu sibuk bekerja dan tidak memperhatikan kisah cintanya.

Pikiran lain muncul di benak ayah Megan. Apakah mungkin alasan putrinya tidak mau menikah karena pria yang ia cintai hanyalah Damian seorang?

"Megan, katakan pada Ayah, apakah Damian adalah penyebab kau tidak pernah tertarik pada pria yang Ayah perkenalkan denganmu?" tanya pria itu.

Megan yang duduk di seberang ayahnya merasa sedikit malu, tapi memang benar itu alasannya. Ia telah mencintai Damian sejak lama. Yang pasti itu sebelum Damian bertemu dengan Zara.

Di masa lalu Damian pernah membantunya, dan saat itu juga ia jatuh cinta pada Damian di pandangan pertama. Siapa yang menyangka ternyata beberapa tahun kemudian Damian menjalin kisah asmara dengan kakaknya, Zara.

Megan hanya bisa menahan perasaannya, menyembunyikannya dengan baik hingga tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.

"Ayah benar," jawab Megan.

ELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang