[7] - SARGAS WARNING!

172 51 60
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca
______________________________________

Kali ini aku tidak akan takut sama kamu
_

_____________________________________

There's gotta be another way out
I've been stuck in a cage with my doubt
I've tried forever getting out on my own
But every time I do this my way
I get caught in the lies of the enemy
I lay my troubles down
I'm ready for you now
Bring me out
Come and find me in the dark now
Every day by myself I'm breaking down
I don't wanna fight alone anymore
Bring me out
From the prison of my own pride
My God
I need a hope I can't deny
In the end I'm realizing I was never meant to fight on my own

🎶 Ashes Remain - On my own

_________________________________________________________________

"Tumben sekali kamu berangkat pagi hari ini." ucap Riko dingin tanpa menatap Sakantara.

"Bukan urusan lo!" Sakantara melanjutkan langkahnya, namun terhentikan lagi ole perkataan ayahnya.

"Mau jadi anak teladan kamu?" Riko menghampiri Sakantara kini mereka saling menatap, Riko menatap dingin putranya dan Sakantara menatap Riko dengan penuh kebencian.

"Permisi, kiriman atas nama Sakantara!" teriak kurir yang berada di depan rumahnya, mereka berdua menuju ke depan pintu rumah.

"Heh, akhirnya kiriman gue datang juga." batin Sakantara, Sakantara menandatangi pesanannya, lalu menyodorkan beberapa lembar uang pada sang kurir.

"Oke terimakasih." ucap kurir lalu pergi tanpa ada jawaban dari Sakantara.

Sementara Riko masih bingung mengapa Sakantara membeli begitu banyak kaca, bukankan dirumah ini sudah tersedia kaca.

"Oh Iyah, bokap gue tersayang ini gue beli khusus buat lo,"

"Jadi silahkan lo simpan ditempat dimana lo bisa ngaca tiap harinya." Sakantara tersenyum sinis.

"Apa maksud kamu!" Riko berbicara dengan suara lantang. Karena sudah tidak tahan dengan perilaku anaknya kepadanya.

"Heh, gue cuma mau lo sadar diri aja, berapa banyak perempuan yang lo hamilin dan gak tanggung jawab!" ucap Sakantara santainya yang membuat amarah Riko semakin memuncak.

"Sakantara!"

"Kak caka!" Tangan Riko terhenti saat mendengar suara gadis kecil berlari ke arah mereka, dengan segera dia menurunkan tangan yang tadinya hendak memukul Sakantara.

Sakantara tersenyum saat gadis kecil itu berlari menghampiri nya, amarahnya kepada sang ayah seketika mulai mereda saat kedatangan gadis kecil yang biasa disebut peri kecil olehnya. Sakantara menunduk, lalu mengelus rambutnya dengan lembut.

"Hai, peri kecilku Elena, kamu sudah bangun?" tanya Sakantara.

Elena tersenyum dan mengangguk
"Hm, iyach kak, udjah"

Elena memandangi ayah dan kakaknya, dia bingung kenapa ekspresi keduanya seperti tidak saling menyukai. "Kalian kenyapa?"

"Tidak, kita tidak papa Elena, kita sedang bermain," ucap Riko, Elena tersenyum bahagia. Dia mengira jika mereka sedang bertengkar ternyata tidak.

SAKANTARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang