Chapter 2 : Melepas Rindu

9.7K 1K 37
                                    

Suara klakson motor diluar kosan membuat Alika buru-buru berdiri dan berlari keluar, meninggalkan ketiga teman barunya. Ia sudah tau kalau itu adalah motor Abangnya. Feeling seorang adik tidak pernah meleset.

"Abanggg!" Alika melambaikan tangannya pada seseorang yang baru saja melepas helm-nya di depan pagar.

Azka, cowok itu tersenyum pada Alika dan membalas lambaian tangan. "Bukain dong, dek, pagarnya."

"Mager ah. Buka sendiri aja." ujar Alika sambil duduk di kursi yang ada di teras. Azka mendengus, tapi tetap membuka pagarnya.

Berjalan semakin dekat, membuat Alika segera berdiri diatas kursi dan merentangkan tangannya. Azka melakukan hal yang sama, mengambil langkah lebar sambil merentangkan tangannya. Siap memeluk adiknya.

Saat Azka sudah berada di hadapan Alika, Alika segera memeluk leher Azka erat dan melingkarkan kakinya di pinggang Azka. Tangan Azka refleks memegang kedua sisian paha Alika agar tidak jatuh.

"Kangen." kata Alika dengan manja setelah mencium pipi Azka. "Abang kangen sama Alika, gak?" tanya Alika menatap Azka.

"Iya. Kangen banget banget banget sama Alika." jawabnya sambil menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung Alika. Padahal hanya sehari tidak bertemu, tapi interaksi antara sepasang anak kembar itu seperti melepas rindu yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu.  Alika tertawa kecil karena merasa geli. "Udah mandi, kamu?"

"Udah. Alika udah wangi. Coba cium." Alika sedikit mendongak agar Azka dapat mencium lehernya.

Azka mendekatkan wajahnya dengan leher Alika. Menghirup aroma parfum bayi khas Alika di ceruk leher gadis itu dalam-dalam. "Eumm wangiii."

"Bener-bener kayak bocah tuh anak." ujar Chiko yang mengintip di celah gorden.

"Heum. Tapi Alika lucu banget. Jadi pengen halalin tuh bocah." sahut Rangga yang juga mengintip.

Chiko menatap horror Rangga. "Gak usah macem-macem lo sama Alika. Lo pacarin aja cewek-cewek yang udah pada loss, jangan yang masih polos kayak Alika." Chiko menunjuk keluar, dimana Alika yang masih dalam posisi yang sama, digendongan Abangnya. "Lo lihat tuh, Abangnya kelihatan sayang banget sama Alika. Pasti Alika bener-bener dijagain."

"Yaelah gampang itu mah. Tinggal ambil hati Abangnya ter–"

"Jadi doyan yang berbatang lo?" tanya Leon tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel yang ia mainkan.

"Jing! Gak usah ngomong lo, Yon!" kesal Rangga membuat Chiko tertawa kecil.

Masih dalam posisi yang sama, Alika memainkan daun telinga milik Azka, lalu melirik sekilas kearah seseorang yang berjalan mendekat. "Bang, motornya masukin dulu, nanti di curi sama orang." ujarnya membuat Azka menoleh ke belakang.

"Kal, motornya masukin dulu." ucap Azka.

Haikal, sahabat Azka yang baru saja akan menginjakkan kakinya di teras, mengurung niatnya dan berbalik sambil menggerutu. "Buset dah, gue di jadiin babu."

Alika tersenyum melihat Haikal menggerutu. Sedangkan Azka menyentil dahi Alika pelan membuat Alika menatapnya. "Baru sehari di tinggal, udah main kabur-kaburan aja kamu."

Bingung harus merespon apa, jadi Alika tersenyum manis pada Azka lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Azka. Azka mengusap punggung Alika. "Gak mau turun?"

"Enggak. Masih kangen."

Azka mendengus geli, lalu mulai melangkahkan kakinya menuju pintu kosan yang terbuka. "Kamar kamu dimana? Abang mau–, Al?" Azka menghentikan langkah tepat di ambang pintu.

Anak KosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang