Chapter 11 : Berhasil

5.4K 887 412
                                    

Helo-helo hai?

Apakabar kalian?

Ada yang nunggu ceritanya AK gak?

Oh ya, kemarin kaget banget notif rame.

Btw, kalian tau cerita AK dari mana?

Semoga betah sampai ending ya baca cerita ini.

Jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf yaa?

Follow juga akun ini. Hehe, ngelunjak nih author.

Oh ya satu lagi, kritik dan saran kalian sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan cerita AK yang banyak kurangnya ini.

Happy reading guys!

_____

"Abang, pulangnya naik taksi lagi?" tanya Alika pada Azka sembari berjalan menuju gerbang, dengan tangan Alika yang melingkar di lengan Azka. Kebiasaan Alika, selalu menggandeng lengan seseorang yang sedang bersamanya.

Azka menjawabnya hanya dengan deheman, dan itu membuat Alika geram.

"Jangan cuek-cuek sama Alika, ih!"

"Nanti ada yang jemput, Alikaaa." jawab Azka gemas.

Alika mengangguk mengerti. "Nanti jajan ya?"

"Kamu jajan terus ah."

"Ya kan itu bikin Alika se—lho? Yang jemput Bang Bi?!" Alika menoleh dan menatap garang pada Azka, saat melihat di depan gerbang ada Bian sedang bersandar di mobilnya sambil memainkan ponsel.

Mengusap tengkuk salah tingkah, dengan netra yang menatap acak, asal tidak bersitubruk dengan netra Alika yang menatapnya garang. Azka bukannya takut melihat tatapan garang Alika, tapi Azka takut khilaf untuk mendekap dan menciumi wajah Alika.

Jika Alika pikir dirinya sudah terlihat garang, tapi dimata Azka, jatuhnya Alika malah semakin imut. Membuat Azka ingin mendekapnya semalaman.

"Anu... Itu—"

"Itu apa?!"

"Itu... Bang Bi lagi dapat tugas dari kampusnya. Harus nyamar jadi supir taksi."

"Bang..." Alika menghentikan langkahnya, menatap Azka dengan mata memicing.

Azka semakin mengatupkan bibirnya, salah memberikan Alasan. Azka sama seperti Alika, tidak pandai berbohong.

"Bang Bi, kuliahnya jurusan Arsitektur, harusnya dikasih tugas gambar, bukan jadi supir taksi." ujar Alika mengingatkan.

"Eumm gak tau-lah. Katanya, dosennya Bang Bi random, jadi ya gitu. Kata Bang Bi, gak apa-apa, hitung-hitung buat nambah uang jajan."

Alika mengangguk mengerti mendengar penjelasan Azka, lalu melanjutkan langkahnya. Dan disaat bersamaan, Bian melambaikan tangannya ke arah mereka berdua.

"Silahkan masuk, cantiknya Abang." ujar Bian membukakan pintu mobil belakang untuk Alika.

Alika tersenyum malu, lalu masuk ke dalam mobil. Saat Azka hendak ikut masuk ke dalam mobil, Bian langsung menahannya dan memberikan kunci mobil pada Azka.

Anak KosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang