Chapter 14 : Transaksi

4.3K 703 146
                                    

Halo-halo hai?

Wahh gak kerasa ya udah setahun aja aku ghosting kalian😂

Apa kabar kalian?

Masih nungguin cerita AK kah?

Btw terimakasih buat kalian yang masih nungguin cerita AK.

Maaf, aku sibuk kerja, jadi gak sempat buat nulis cerita AK.

Oke langsung aja, seperti biasa, jangan lupa vote dan komennya yaa...

Jangan lupa juga saran dan kritiknya, cek typo juga guys.

Happy reading!

_____


Pada dasarnya, seorang adik adalah kasta terendah di dalam sebuah persaudaraan. Alika contohnya. Meskipun ia sangat di manja oleh keluarganya, tapi Alika kerap kali dijadikan babu oleh para Abangnya.

Masih mending Azka yang hanya menyuruh Alika untuk mengambilkan minum, itu pun saat Azka sedang benar-benar lelah atau sakit.

Lah Bian? Benar-benar bikin Alika emosi. Untung Alika anaknya baik, rajin menabung dan penyabar, jadi kalau di suruh apa-apa oleh Bian, ya nurut saja.

Tapi Alika itu orangnya pendendam. Dulu saat semua anggota keluarganya ada dirumah, Bian pernah menjahilinya. Ia memanggil Alika yang sedang memberi makan hewan peliharaannya dihalaman belakang, sedangkan dirinya berada dikamar. Saat Alika sampai dikamar Bian, Bian menyuruhnya mengambilkan remot AC yang jaraknya KURANG DARI SETENGAH METER! Melihat raut wajah Alika yang kesal, tapi tetap menurutinya, Bian terbahak kencang.

Yang kedua kalinya, hal yang sama terjadi. Bian memanggil Alika yang saat itu sedang serius menonton film horror bersama Azka dan Adiguna. Kesabaran Alika masih berada dibatas normal.

Saat Alika baru saja membuka pintu kamar Bian dan hendak bertanya, Bian terlebih dahulu berkata, "Tolong tutupin pintu, dek."

Tolong tutupin pintu, dek...

Tolong tutupin pintu!

Sebelumnya, pintu kamar Bian tertutup! Dan Bian memanggilnya hanya untuk menyuruhnya MENUTUP PINTU yang sebelumnya TERTUTUP!

Kesabaran Alika sudah diluar batas. Akhirnya Alika menuruti Bian untuk menutup pintu dengan membantingnya kasar, sekaligus menguncinya dari luar.

Dan setelahnya, Alika mendiami Bian selama hampir satu minggu. Meski begitu, Bian tidak pernah kapok.

Karena rumus Bian ;

Alika kesal = kesenangannya.

Alika kesal sampai menangis = puncak kesenangannya.

Tolong katakan, bukan hanya Bian kan yang memakai rumus itu? Pasti semua Abang seperti Bian yang sangat senang membuat para adiknya kesal. Apalagi adik perempuan.

"Dek, tolong ambilin minum dong. Capek banget abis keliling-keliling nyari kosan kamu."

Lamunan Alika terganggu karena suara Bian. Alika mendelik, lalu memajukan bibir bawahnya, siap mencibir. "Cipik ibis kililing-kililing nyiri kisin kimi. Heleh! Abang bohong! Abang abis ngopi-ngopi kan di cafe?! Bukan keliling-keliling nyari kosan Alika?! Iyakan?!"

Anak KosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang