Hello-hello hai?
Apa kabar kalian?
Wah wah, setelah sebulan gak update, akhirnya bisa update lagi. Maaf yaa.
Jangan lupa vote dan komen disetiap paragraf yaa.
Saran dan kritik kalian sangat dibutuhkan buat menyempurnakan cerita AK ini.
Happy reading guys!
_____
Leon meletakkan dua mangkuk bakso di meja yang sudah Bian pilih. Hari ini, entah kenapa Leon terlihat lebih berseri, dan entah anugerah dari mana, Leon tiba-tiba menawarkan diri untuk memesan makanan. Biasanya, Leon paling anti dalam mengantri.
"Anjir, bakso mulu, perasaan. Bosan gue!" ujar Bian melihat Leon yang memesan bakso untuk mereka berdua.
"Gak usah ngelunjak. Makan!"
Bian berdecak. Ia memasukkan bulatan bakso berukuran sedang ke dalam mulutnya, lalu kembali mengeluarkannya karena masih panas.
"Makanya gak usah bertingkah." ujar Leon menyodorkan minum pada Bian, dan ia juga menyempatkan diri untuk memukul belakang kepala Bian, membuat si empu mendelik.
Bian mencebikkan bibirnya, mencibir. "Mikinyi gik isih birtingkih. Ndasmu bertingkah! Kalem gini, dibilang banyak tingkah."
Telinga Leon terasa pengang mendengar ocehan Bian yang tidak terima disebut banyak tingkah. Bian ini tipe-tipe manusia yang tidak tau diri. Bahkan Leon melihat Bian yang diam-diam mengambil bakso dimangkuknya. Dasar!
"Yon, nanti gue ikut ke kosan lo ya?" Leon hanya berdeham menanggapinya. "Lo tenang aja, gue gak bakalan ngerepotin lo kok." ujar Bian menambahkan.
"Gue mau nyari adek gue. Katanya sih ngekost dikomplek tempat kosan lo. Siapa tau kan tetanggaan sama lo." Bian melirik Leon yang dengan tenang kembali memakan baksonya. "Nah, selama gue nyari kosan adek gue, lo tolong masakin indomie buat gue ya? Stok indomie lo masih banyak kan?" Bian mengangguk yakin. "Pasti masih banyak."
Bian ini mandiri sekali. Dia bertanya sendiri, dan menjawab sendiri.
"Ntar lo bantuin nyari ya?"
Leon mengernyit, mencoba mengingat. "Adek lo yang mana nih?"
"Yang cewek."
"Mukanya kayak gimana?"
Bian menegakkan kepalanya, menatap Leon dengan mata melotot. "Tiap ke rumah, lo sering ketemu, anjir!"
"Gue gak pernah merhatiin." ujar Leon sambil mengedikkan bahunya acuh.
Bian menghela nafas. Mau heran, tapi ini Leon yang tidak pernah mempedulikan sekitar. "Yang mukanya kayak gue, bedanya dia cewek. Orangnya gak banyak tingkah, kalem, ca'em kayak gue. Sebelas, dua belas-lah sama gue."
Leon melirik Bian tidak yakin. Kalau soal fisik, sih, tidak perlu diragukan lagi. Soalnya keluarga Bian tuh isinya good looking semua. Tapi kalau soal sifat, Leon ragu. Soalnya bentukan Abangnya aja kayak gini, apalagi adiknya?
🐇🐇🐇
Kelas Leon sudah selesai sejak dua jam yang lalu, seharusnya ia sudah pulang. Tapi karena Bian menyuruhnya menunggu hingga kelasnya selesai, Leon terpaksa menurutinya.
Tapi saat kelas Bian selesai, Bian mengajak Leon ngopi-ngopi sebentar di cafe. Katanya sih, me-refres otak. Eh malah kebablasan sampai jam setengah empat. Jadilah, jam empat kurang, mereka baru tiba di kosan tempat Leon tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kosan
Teen Fiction[PLAGIAT = SAMPAH!] Apa jadinya jika cewek polos, manja dan 'sedikit' pemalu atau bisa dibilang nyaris tidak punya malu, memutuskan untuk ngekost? Namanya Alika Naila Khazana Putri, biasa di panggil Alika atau Al. Cewek yang mempunyai wajah imut da...