01

77 7 0
                                    

[Semester genap, kelas sebelas.]

Raihan Pratama

Orang-orang bilang, Raihan tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang bilang, Raihan tampan. Selain punya wajah yang sebelas-dua belas sama boyband Korea, dia juga punya tinggi yang hampir mencapai pintu rumah. Tingginya 187. Tiap masuk ke kelas, Raihan harus nunduk supaya gak nabrak bagian atas pintu kelas. Dia juga terkenal sebagai orang paling tinggi di SMA Rajawali—tempat sekarang Raihan bersekolah. Keliatan bongsor sih. Mungkin kalau muka dia gak ganteng kayak sekarang, udah abis tuh jadi bahan bully-an karena menjadi minoritas diantara mayoritas manusia.

Ya, mau bagaimanapun, sebuah fakta bahwa di dunia ini orang-orang memandang wajah sebagai nomor satu. Wajah dulu baru sikapnya. Kalau wajahnya ganteng dan cantik meskipun kelakuan jelek, orang-orang suka mempertimbangkan posisi lo. Kenyataannya memang begitu walaupun seringkali ditepis beberapa persepsi.

Tetapi tentu saja gak menutup fakta bahwa ketika lo berkelakuan baik, lo juga akan diterima di masyarakat.

Kendati demikian, bukan berarti Raihan memiliki perangai yang buruk. Untung saja dia terlahir sebagai Raihan Pratama yang segala sikapnya diawasi oleh Kanjeng Mami Ajeng Purwaningsih. Dari Raihan kecil, dia didik buat bersikap baik kepada orang-orang yang dia temui bagaimanapun orang itu bersikap kepada dirinya. Beliau sering menasehati Raihan supaya jadi pribadi yang tetap berkelakuan baik dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Sayangnya maminya gak tahu aja kalau anak sulungnya itu sedang ada dalam fase penasaran dalam hidupnya. Ya, masa muda ini sudah pasti banyak hal yang membuat anak-anak seperti Raihan penasaran sama segala hal di dunia ini. Dia juga lagi berada dalam fase dimana remaja lagi coba-coba dan ingin melakukan sesuatu yang baru.

Di masa SMA ini, Raihan nakal banget. Tiap hari kerjaannya diceramahin sama Kanjeng Mami sampai telinga rasanya panas. Beliau ngoceh mulai dari nilai Raihan yang anjlok, baju Raihan yang kotor soalnya dipakai main basket tanpa ganti kostumnya dulu, lalu terakhir karena dia sering main game di rumah tanpa inget waktu. Walaupun begitu, Raihan gak pernah balik marah ke maminya. Dia tahu, dia salah. Makanya Raihan ngebiarin aja sewaktu maminya marah-marahin dia. Nanti kalau beliau udah puas baru deh Raihan baik-baikin kayak nanyain ke maminya mau atau gak dia beliin martabak kesukaannya.

Iya, Raihan suka gitu nyogoknya. Dan biasanya maminya mau dibeliin asalkan dia janji gak nakal lagi. Raihan sih janji aja dulu tapi beberapa hari kemudian dia ngelakuin hal yang sama. Kanjeng Mami marah lagi, dia beliin martabak lagi. Selalu seperti itu siklusnya. Kalau maminya bosen sama martabak, dia sering ganti jadi pecel lele yang berada di dekat rumah Wawan. Sekalian main sih ke sananya.

Sumpah, Raihan senakal itu. Suka kasihan sama Kanjeng Mami tapi gimana lagi, dia udah seneng sama kebiasaan dirinya ngelakuin itu. Tapi tenang aja, Raihan gak pernah berada dalam fase yang lebih buruk dari itu. Kenakalan-kenakalan yang dia lakukan masih dalam batas wajar. Dia gak pernah tuh yang namanya nyobain minum-minuman keras ataupun ngerokok. Dia juga—meskipun dicap playboy, tapi gak pernah nyentuh pacarnya lebih dari batas wajar. Bisa-bisa kalau Raihan melewati batas, dia diblacklist dari keluarganya sendiri setelahnya.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang