09

33 4 0
                                    

Selepas merasa gagal mendapatkan Syakila, ia menuruti Irena untuk lebih serius belajar dan gak menyia-nyiakan kelebihan yang Tuhan berikan untuknya yaitu kecerdasan. Berkat hal itu juga, Raihan berhasil meraih posisi yang telah diperkirakan Irena yaitu peringkat ketiga dari angkatannya di hari kelulusan sampai maminya kaget sendiri karena baru tahu anak sulungnya itu ternyata pintar.

Iya, secepat itu waktu berlalu. Tanpa disadari, mereka sudah berada dipenghujung kegiatan selama masa SMA.

Prom Night.

Raihan gak bisa berbohong. Meskipun ia ingin menepikan dulu perasaannya yang sempat kecewa karena masalah percintaan, tetapi tetap ada harapan di dalam hatinya untuk memiliki pasangan di hari yang istimewa itu. Apalagi setelah melihat secara langsung sikap antusias kedua sahabatnya yang sudah memiliki wanita incaran sejak lama.

Rama dan Selatan.

Iya, mereka ribet sekali.

Jika biasanya, orang-orang akan memusingkan urusan pakaian apa yang akan dipakainya untuk malam spesial itu, mereka justru sama-sama membingungkan bagaimana cara agar mampu mengungkapkan perasaan yang sejak lama dipendamnya. Sebenarnya kalau itu sih lebih mengacu pada Rama. Kalau Selatan justru sedang berjuang untuk menyatakan kembali perasaannya kepada Amara setelah sebelumnya sempat ditolak.

Senekat itu seorang Selatan Yudistira demi Amara Athirah Salsabila. Sikapnya yang gak mudah menyerah dalam memperjuangkan perasaannya kadang membuat Raihan iri. Ya, walaupun Raihan gak berharap cinta yang diperjuangkan itu adalah untuk Syakila, paling gak Raihan juga ingin memperjuangkan perasaannya kepada gadis yang memang tepat untuk dirinya dapatkan tanpa menimbulkan luka untuk orang lain.

"Yaelah, Ram. Lo bawa diri aja udah pasti diterima sama Syakila," celetuk Raihan semalam sebelum keberangkatan mereka ke acara perpisahan sekolah. Orangnya santai sekali dengan tangan memegang cup Latte sambil sesekali meneguknya. Sama sekali gak memperdulikan sikap panik sahabatnya yang biasanya tenang; Rama.

Bahkan Rama yang biasanya jarang ngumpul bareng Raihan, Selatan dan Wawan saja sampai ikut datang ke tempat kumpul mereka. Malam itu Raihan dan Rama yang sama-sama mengenakan topi hitam dan mengambil posisi duduk bersebelahan. Keempat sahabat itu mengambil posisi di sudut kafe untuk menghindari keramaian jalan raya di depan kafe sana.

"Ya, masa cuma bawa diri? Yang romantis dikit kek!" Malah Wawan yang duduk di depan Rama dan Raihan tepatnya di sebelah Selatan, memprotes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, masa cuma bawa diri? Yang romantis dikit kek!" Malah Wawan yang duduk di depan Rama dan Raihan tepatnya di sebelah Selatan, memprotes. Gak sadar diri kalau dirinya sendiri gak tahu menahu soal urusan begini. Ya, iyalah. Teman masa kecilnya menyukai dia saja, Wawan gak sadar sampai sekarang.

Selatan yang sebelumnya sibuk memainkan ponselnya kini menaruh ponselnya di atas meja lalu beralih melihat Rama, "bawa aja mawar, Ram. Syakila tuh orangnya kayaknya sederhana. Gak perlu tuh segala surprise. Apa adanya aja."

Rama mengangguk-anggukkan kepalanya. Memang saran Selatan itu yang paling masuk akal untuk dia lakukan. Ia bahkan gak bisa membayangkan kalau dirinya harus bersikap lebih daripada itu. Bukan Rama banget lah kalau bersikap seperti itu. Rama lebih suka yang simpel namun terkesan berarti.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang