15. Neji dan kisahnya.
Buat anak-anak kos bu Tsunade, neji ini orang paling waras setelah sasuke. neji memang terkenal punya mulut pedes tapi buat anak kosannya bu Tsunade udah kebal sama omongan pedes Neji. neji emang terkenal mageran dan suka tidur. Dia bahkan pernah tidur didepan pintu karena pintu kosan udah dikunci waktu itu. Tapi kemarin pas sakura ngabarin kalo dia dihadang sama preman. neji langsung lari ke warung dan ngabisin duitnya buat beli rokok sama gorengan. neji gak suka ribut, cinta damai dia tuh.
Buat sakura pribadi Neji udah kaya kakaknya, gak cuma neji deh semua yang ada di kosan bu Tsunade udah kaya keluarga kedua sakura. neji gak banyak omong emang anaknya. Tapi pas kakinya kesleo Neji yang ngurut kakinya sakura.
neji berdiri di balkon lantai dua sambil menyalakan rokoknya. Neji jarang ngerokok, dia ngerokok kalo lagi banyak pikiran doang kok.
Kania menarik rokok Neji lalu membuangnya."Rokok gak baik buat kesehatan tau" kata Kania,ia tersenyum manis ke Neji.
Neji jadi agak salting sekarang Baru aja Neji mau membuka mulutnya tapi udah didului sama Kania
"Mau bilang karena cuma rokok yang mengerti kamu? Papanya sakura dulu juga bilang kaya gitu".
"Rokok emang bisa menenangkan sesaat tapi kamu gak tau kan apa yang rokok lakukan sebenarnya? Dia memakan umur kamu dan juga hidup kamu" kata
Kania, Neji terkekeh. Baru kali ini ia diceramahi oleh seorang ibu setelah hampir 10 tahun gak ketemu ibunya."Memakan hidup saya pun, saya tidak peduli. Mati lebih cepat akan lebih baik untuk saya. No body cared about me anyway" kata neji.
"You are wrong. Orang-orang yang ada dibawah peduli denganmu" kata Kania, ia merengkuh bahu neji. "And i care about you too"
"Do you want to share your pain with me?" kata Kania, neji menundukan kepalanya. Dan bersamaan dengan itu air matanya mengalir membasahi pipinya. Kania memeluk neji.
"It must be hurt huh?" Neji menganggukan kepalanya, Kania mengusap punggung Neji.
"It's ok boy. Kamu keluarkan semua kesakitan kamu ke tan--ehh tidak-tidak. Panggil saya mama, ibu, mommy, bunda atau apapun yang penting itu panggilan untuk seorang ibu" kata Kania. Kania mengerti kesedihan Neji karena Kania adalah seorang psikologi.
"Bun--bunda" kata neji, rasanya lega sekali. Selama sepuluh tahun ini Neji ingin sekali memanggil seseorang bunda tapi baru kali ini ia dapat melakukannya.
"Good boy" kata Kania, ia mengusap puncak kepala neji. "Kamu bisa menganggap tante ini bundamu"
"Beneran tan?" tanya neji, Kania menganggukan kepalanya.
"Ya. Tante bisa menjadi bundamu. Tapi bunda gak bisa nikah sama ayahmu soalnya tante masih cinta
sama papinya sakura dan gak ada niatan untuk menikah lagi" kata Kania, Neji terkekeh lalu ia mengendurkan pelukannya. Kania mengusap pipi neji."Papa saya sudah meninggal saat saya masuk kuliah bun" kata neji. Kania menutup mulutnya.
"Maaf bunda gak tau itu. Sekali lagi bunda minta maaf" kata Kania, ia menggenggam tangan Neji. Neji tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Saya gak menceritakan apa-apa ke bunda tapi rasanya hati saya lega. Terimakasih bunda" kata Neji.
"Karena kita tidak berkomunikasi dengan mulut, kita berkomunikasi dengan hati. Kamu menyampaikan semua apa yang kamu rasakan saat bunda memelukmu. Bunda bisa merasakan itu" kata Kania.
"Gak usah berbicara formal. Pakai bahasa sehari-hari aja. sakura biasanya juga pakai bahasa biasa, dia kadang juga pakai bahasa gaul anak sekarang. Emang agak rada-rada itu anak. Hmm, kamu mau nyoba masakan bunda?" Neji menganggukan kepalanya.
Kania menggandeng Neji. Neji senang. Ini adalah hari yang selalu ia tunggu-tunggu setelah 10 tahum hidup tanpa ibunya. Meskipun Kania bukan ibu kandungnya tapi ia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu dari Kania.
Dibawah, sakura dan yang lainnya sudah berkumpul di meja makan. Mereka semua tersenyum ke Kania dan Neji kecuali sakura. sakura masih ternganga melihat bundanya menggandeng Neji.
"MAMI! KAK NEJI ITU UMURNYA JAUH DARI MAMI! MAMI MAU JADIIN KAK NEJI SIMPENAN?! AK--" ino yang duduk disampingnya sakura
Langsung menyumpal mulut sakura dengan roti lapis. "Ehh enak, mau lagi ino tolong ambilin"."TANTE!! ANAKNYA GAK MAU DI MASUKIN KE RSJ AJA ?KITA SEMUA UDAH NYERAH NGADEPIN SAKURA TAN" rengek temari.
"Iya tan. Udah gak kuat sama otak supernya sakura tan" tambah tenten.
"Udah pernah didaftarin ke RSJ, tapi ditolak katanya
tingkat kegilaan sakura diatas rata-rata. Mereka gak sanggup. Jadi terpaksa tante deh yang rawat, siapa lagi kalo bukan tante yang urus?" kata Kania, sasuke
langsung mengacungkan tangannya.Semua perhatian beralih ke Sasuke. Oh sekarang sudah mau menunjukan rasa sukanya pada sakura?
"Mau tanya tan kapan mau
makan, sasuke sudah
laper" kata sasuke."WOOO!!" sorak semua yang ada di meja makan.
"TAN GAK MAU TES D-" sakura melemparkan roti lapis yang baru saja ia gigit ke gaara.
"Lo ngomong lagi sumpah gue lempar piring ya gaar" kata sakura.
"Sudah-sudah ayo makan" kata Kania. Kania duduk disamping sasuke. sasuke mengambilkan piring untuk Kania.
"Kamu gak mau sama sakura beneran?" tanya Kania, Sasuke langsung terbatuk-batuk. sai yang ada didepannya langsung memberikan segelas air dan langsung diminum oleh Sasuke.
"Tenang. Tenang. Tante gak akan paksa kamu kok. Tante aja yang orang tuanya kadang gak kuat sama kelakuan sakura apalagi kamu" kata kania.
"Memang tante ijinin saya untuk dekat sama sakura?" bisik sasuks, Kania
menganggukan kepalanya. Sasuke menutup mulutnya
tak percaya."Selagi ada yang mau sama sakura dan kuat hadapi sakura tante setuju. Ini rahasia kita, oke?" kata Kania, sasuke menganggukan kepalanya.
"MAMAH SEKARANG SUKA BERONDONG? ABIS KAK NE--"
"Berisik banget sumpah!"
rutuk sai. sai langsung tersenyum ke Kania, merasa gak enak udah memarahi sakura didepan Kania. "Gapapa kan ya tan sakuranya dimarahin? Udah dongkol banget ini rasanya. Udah gak tahan""Marahin aja gapapa. Tante
kasih ijin kok" kata Kania,
Kania mengambilkan nasi dan lauk untuk Neji."Kamu mau coba ini lotek[ makanan Bandung] kesukaan sakura" Neji
menganggukan kepalanya.tenten tersenyum melihat Neji tersenyum saat ini. Gatau kenapa senyumnya neji itu nular. Gak cuma ke tenten, tapi sai, dan yang lainnya kecuali Ino dan sakura. Mereka sedang rebutan dada ayam.
"Mang berdua ini selalu aja
ribut! Heran" kata Tenten."Kalian ngerebutin apa sih?" tanya sai.
"Dada ayam!" kata Ino dan sakura serempak. sai
menghela nafasnya. Emang
Ino harus secepatnya dipisahin dari sakura. Biar gak ketularan freaknya sakura."Paha atas aja sih. Biasa juga
kamu makan paha atas" Ino
menggelengkan kepalanya."Ino pokoknya mau apa yang sakura mau!" kata ino.
"Ini bun kelakuan anaknya bunda, selalu ribut gini" kata shika, semuanya menganggukan kepalanya kecuali gaara dan Sasuke.
Sasuke memberikan dada ayamnya ke sakura. Dan perdebatan sakura Ino berakhir. Mereka melanjutkan makan mereka.
Terima kasih Sasuke jadi penyelamat.
♡˖♡˖♡
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Kosan Bu Tsunade
RandomJepang rasa lokal Sebuah kos kosan di Jakarta yang dihuni berbagai macam manusia, daerah, rahim dll. [Beberapa ada yang sudah di revisi] ❗Bahasa non baku Start: 12 Desember Finish: -