Takdir Cermin
Fantasy
By. dcherrygum
***
"ROSELIAA, CEPAT TURUN KEMARI!!!"
"TIDAK AKAN IBU, TIDAK AKAN PERNAH!!"
Rosé meniup poninya sebal, kenapa ibu harus membawa mood buruknya disaat ia sedang asik membaca buku fiksi favorit dihari liburnya. Ia membanting buku di tangannya ke sofa, lalu mengalihkan pandangan menatap lesu kebun rumahnya yang penuh dengan bunga bermekaran.
Suara yang menjerit dari lantai bawah itu dia hiraukan untuk berkali-kali, sampai terdengar suara langkah menaiki tangga dengan tergesa-gesa. Maka dengan tergesa-gesa pula, Rosé beranjak dari duduknya, berlari keluar kamar menuju ruang membaca yang berada diujung lorong lantai dua.
"Rosé!! Ayo turun sebentar!" Ibu sepertinya sudah sebal tingkat maksimal, Rosé bisa dengan jelas mengetahuinya lewat nada bicara nyonya rumah itu.
Rosé duduk di salah satu kursi kayu tua yang selalu menjadi tempatnya ketika gadis itu berada diruang baca.
"Tidak akan ibuu, Rosé tidak mau dijodohkan!" Rosé mengerutu, menyilangkan tangannya, duduk tegap dan menatap Ibunya tidak suka.
Ibu membuang napas jengah dengan perilaku putri bungsunya yang sungguh membuatnya emosi. "Rosé, siapa yang bilang kalau Ibu akan menjodohkanmu?"
"Kak Chandra yang memberi tahuku, ia memberitahuku kalau Ibu dan Ayah akan menjodohkanku dengan anak kenalan ayah," kata Rosé menatap ibunya yang juga menatapnya.
Ibu memijat pelipisnya pusing. "Ibu dan ayah tidak memaksakanmu, kalau kau mau kau boleh berkenalan lebih dulu."
Rosé tetap menggeleng kukuh. "Tidak akan ibu, lagi pula kenapa ibu tidak menjodohkan Kak Chandra saja dibanding aku? Lagian aku masih muda."
"Ibu sudah menjodohkannya dengan banyak orang tapi disaat hari-H kakakmu itu selalu melarikan diri dengan kerjaan sebagai alasannya. Maka dari itu ibu tidak akan memberi tahu kalian lagi kalau ibu akan menjodohkan kalian, ibu sudah paham dengan satu sifat yang kalian berdua miliki."
Rose bergumam. "Jika saja Kak Chan beritahu lebih awal, mungkin aku sudah mengajukan surat pindah kerja keluar kota, atau luar negeri, kurasa itu bukanlah ide yang buruk."
Ibu berkacak pinggang. "Ibu sudah mengetahui otak licik kalian, ibu sudah menjadwalkan pertemuan ini saat kau libur kerja. Jadi bagaimana pun alasannya, semua tidak akan ibu terima!"
"Ck, aku akan menolak perjodohan ini, apa pun yang akan ibu lakukan aku akan tetap menolaknya. Aku sudah cukup besar menentukan jodohku, Bu! Aku sudah mengerti tentang hal itu!" Rosé menatap ibunya kesal, dengan wajah datar khasnya saat marah.
Ibu terlihat pasrah, tetapi guratan marahnya semakin terlihat diwajah berumur namun masih terlihat cantik itu. "Kalau begitu buktikan, bawa calonmu malam ini, tunjukkan kepada ayah dan ibu kalau pria itu akan menikahimu!"
Setelah itu ibu berlalu, meninggalkan Rosé yang meremas rambut tebalnya yang terkuncit kuda frsutasi. Rosé membuang muka, menatap dinding berhias lemari tanam kayu jati yang sudah sangat tua, mungkin sejak ia kecil atau bahkan sebelumnya ada. Lemari kayu antik yang harganya mungkin tidak pernah ia bayangkan.
Menatap lemari itu lamat-lamat, kelamaan matanya terkena silau dari pantulan kaca yang berada dilemari. Rosé menggeram kesal, dengan sedikit dorongan gaib ia beranjak mendekati lemari, lalu mengambil kaca itu. Awalnya ia berencana membuang kaca itu, tapi setelah ia lihat-lihat kaca itu terlihat sangatlah indah, mengapa ia baru melihatnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH HIGH MUMBUL
FanfictionKontes kepenulisan FF oneshot teamorosie untuk umum.