Seorang gadis terobsesi hingga nekat melakukan aksi bunuh diri karena mendapat kenyataan bahwa orang yang selama ini ia suka ternyata sudah memiliki kekasih.
Deskripsi itu menarik perhatian Im Seul. Dan di bukalah sebuah website yang berisi tentang aksi bunuh diri seorang gadis. Alasan gadis itu sampai ingin bunuh diri karena sebuah penyakit mental. Erotomania namanya. Karena memang baru mendengar penyakit itu, Im Seul langsung mencari tahu tentang Erotomania sebelum kumpulan ekstrakurikuler di mulai.
Im Seul membulatkan matanya saat membaca artikel tentang Erotomania. Dari gejala, dan kebiasaan seseorang pengidap Erotomania itu persis dengan apa yang sering Im Seul lakukan.
"Selamat siang semuanya."
Suara lantang itu membuat Im Seul terkejut. Ia terlalu fokus pada artikel penyakit mental yang sering muncul di dalam dirinya. Keterkejutan Im Seul tak berakhir di sini saat gadis itu melihat Jeno berdiri di depan dan menyapa seluruh anggota basket. Im Seul membuka mulutnya.
Jisung yang sadar akan keterkejutan Im Seul langsung bertanya.
"Ada apa? Kau baik-baik saja kan?" tanya Jisung yang khawatir dengan temannya.
Im Seul tak menjawab, baik mengeluarkan kata atau bergerak sekalipun. Gadis itu masih tak menyangka dengan keberadaan Jeno di anggota basket.
"Bedebah itu," gumam Im Seul tak mengedipkan mata.
"Bedebah?" Jisung mengikuti arah pandang Im Seul yang tertuju pada Jeno.
"Ya~ jangan asal bicara. Jika kakak senior mendengarnya, kau akan kena hukuman," bisik Jisung.
"Aku tidak peduli, dia yang sudah membuatku menjadi gadis tersial," kesal Im Seul.
"Sebelumnya saya, Lee Jeno kapten basket kelas 2 meminta maaf karena kemarin tidak ikut hadir. Namun, kali ini saya akan memberikan beberapa informasi tentang turnamen basket antar sekolah dari pengurus osis, Huang Renjun."
Jeno membuka sebuah map dokumen yang ia bawa. Seluruh anggota basket dari kelas 3, 2, dan 1 memperhatikan Jeno dengan seksama, termasuk Im Seul yang berusaha fokus pada pembahasan, bukan dendam yang ia pendam karena ulah Jeno. Kapten basket kelas 2 itu dengan teliti menjelaskan detail dari pelaksanaan turnamen basket antar sekolah. Hingga tibalah saatnya Jeno menyebutkan nama anggota basket yang akan mengikuti latihan dan di seleksi.
Karena mayoritas yang memiliki kemampuan adalah laki-laki, akhirnya Jeno memutuskan untuk mengambil tim laki-laki saja. Untuk tim perempuan bisa berlatih seperti hari-hari biasa.
"Karena waktu sudah sore, maka kumpulan ini saya tutup. Terima kasih untuk seluruh anggota basket yang bisa hadir hari ini. Untuk informasi lebihnya, kita akan sampaikan saat latihan. Selamat sore dan hati-hati di jalan. Seluruh anggota bisa meninggalkan ruangan."
Semuanya membuyar dan keluar dengan tertib. Sedangkan Jeno dan beberapa anggota basket kelas 2 dan 3 masih berada di sana untuk membicarakan sesuatu.
Im Seul yang mendapat giliran keluar terakhir, tak melepaskan tatapan tajam pada Jeno yang tak menyadari keberadaannya. Jisung yang hendak berbelok ke arah kumpulan senior mereka langsung di tahan.
"Kau mau kemana?" tanya Im Seul.
"Aku ada urusan sebentar," jawab Jisung.
"Urusan apa? Dengan si bede- emp...." Jisung langsung membekap mulut Im Seul.
"Sudah, kau pulang saja. Periksalah mentalmu itu," ucap Jisung asal.
Im Seul membulatkan matanya. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan berbisik namun matanya melotot.

KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCE : LAST LOVE
Fanfiction【Lee Jeno】 "Takdir itu indah, ya. Bisa-bisanya mempertemukan dua keistimewaan menjadi sebuah perasaan tanpa kepastian"