20. SELAMA LATIHAN

10 4 0
                                    

"Kau siap berlatih sekarang?" tanya Jeno dengan raut wajah penuh keseriusan.

Im Seul merasa jengah ketika melihat wajah Jeno yang hanya sekedar pencitraan didepan pelatih basket saat ini. Padahal biasanya Im Seul selalu dimarahi atau disalahkan ketika salah. Atau bahkan, Jeno yang bermalas-malasan untuk melatih Im Seul.

Sudah dari beberapa hari yang lalu mereka mulai berlatih bersama. Banyak pelajaran yang mereka dapatkan dari kemampuan masing-masing. Jeno yang merasa ilmunya sudah turun-temurun kepada Im Seul jadi senang. Selain cantik dan berhasil membuat hati Jeno luluh, Im Seul ternyata memiliki skill basket yang bagus. Ia benar-benar tidak salah pilih.

"Sejak kapan aku tidak siap untuk berlatih?" balas Im Seul sedikit berbisik.

"Ya takutnya kau merasa malu karena ada pelatih."

Posisi mereka berada di tengah lapangan basket sedang berhadapan siap bermain bola basket. Anggota turnamen lain berada di pinggir lapangan untuk melihat pertandingan Jeno dan Im Seul. Hari ini adalah hari terakhir dimana semuanya berhenti berlatih dan menunjukkan skill yang sudah dilatih.

Hingga sebuah peluit dibunyikan, pertandingan pun dimulai. Semua berteriak keras karena di awal pertandingan saja sudah terasa panas. Im Seul dan Jeno memang tidak bisa diremehkan untuk kali ini. Mereka bertanding dengan bagus.

Banyak siswa dan siswi yang berdatangan, ada juga yang pergi padahal pertandingan baru saja dimulai.

Beberapa menit bermain, peluit kembali dibunyikan tanda berhentinya pertandingan. Setiap anggota turnamen dites terlebih dahulu untuk mengetahui kadar pengetahuannya tentang basket dan permainannya di lapangan nanti.

Hingga tibalah akhirnya penentuan kapten basket turnamen. Awalnya, pelatih mereka, guru Sehun sudah memberitahu bahwa yang menjadi ketua itu Jeno karena sesuai dengan peraturan sebelumnya, jika ada turnamen, maka yang memegang adalah tingkat dua. Untuk tingkat satu dan tiga bisa ikut serta sebagai penguat tim saja atau bisa dibilang, hanya orang-orang yang memiliki skill bagus saja sama seperti Im Seul dan Jisung. Namun, beberapa siswa tingkat tiga anggota basket meminta pelatih untuk menunjuk Yuta sebagai ketua karena ini adalah turnamen terakhir yang akan diikuti oleh Yuta di sekolah.

Guru Sehun tetap berlaku adil, apapun alasannya, peraturan tetaplah peraturan, jadi ia harus menegakkannya dengan benar.

"Kemampuan Jeno dan Yuta memang bagus, namun peraturan tetap peraturan, jadi saya memutuskan kalau Jeno yang akan menjadi kapten di turnamen ini," final guru Sehun yang kemudian pergi karena ada telepon masuk.

"Iya hallo?"

"Im Seul-i," panggil Jeno.

Im Seul yang tengah merapikan barang-barangnya menoleh.

"Hmm?"

"Kau langsung pulang?"

Im Seul nampak berpikir.

"Emm... sepertinya aku ingin menemui kak Soobin dulu."

"Untuk apa?"

"Aku ada urusan."

"Boleh aku temani?"

Pertanyaan Jeno berhasil membuat Im Seul mengerutkan kening sambil menahan tawanya yang ingin meledak.

"Kau ini kenapa? Hahahahaa."

Akhirnya tawa Im Seul tak terbendung lagi.

"Apanya?"

"Kenapa jadi manis sekali akhir-akhir ini? Dari mulai memberiku minuman, mentraktrik tteokbeoki, mengantarku pulang, membawakanku makanan, menung-"

REMINISCE : LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang