17. GUGUP

15 5 0
                                        

Pagi ini, Jeno berangkat sekolah tidak sendirian. Ia bersama saudaranya, Choi Soobin. Kemudian saat hendak masuk gerbang, Jaemin ikut bergabung dengan dua remaja yang tak saling mengobrol.

"Hai all, Jaemin yang tampan datang," teriak Jaemin sebelum benar-benar bergabung dengan Jeno dan Soobin.

Banyak orang yang menoleh ke arah Jaemin yang berlari dengan berbagai gaya lenjeh. Jeno dan Soobin yang merasa jadi pusat perhatian hanya bisa membuang nafas gusar.

"Kau ini bisa diam tidak!" Soobin langsung memukul lengan Jaemin, yang di pukul langsung meringis kesal.

"Biasa saja, tidak usah memukul. Sakit tau tidak," protes Jaemin.

"Lemah," sindir Jeno.

Jaemin melotot ke arah Jeno karena tak terima dipandang lemah. Tapi sedetik kemudian, ekspresi wajahnya berubah karena teringat hal semalam.

"Astaga, aku hampir lupa. Teman kita sudah berkencan kau tau?" Jaemin berusaha menggoda Jeno.

Soobin mengernyitkan dahi terkejut. "Berkencan? Siapa?"

"Ya siapa lagi kalau bukan mmm..." lidah Jaemin membuat benjolan di pipi yang mengara kepada Jeno. Soobin yang memang langsung tau isyarat dari Jaemin merasa aneh.

"Tidak, jangan percaya dia." Jeno mengelak.

"Jeno berkencan? Dengan siapa?"

Tiba-tiba Nari bergabung. Entah dari arah mana, tapi Nari sudah berada di samping Jaemin. Semuanya menoleh ke arah Nari dan hanya memperhatikan gadis itu.

"Kenapa?" tanya Nari yang merasa aneh saat di tatap ketiga teman angkatannya.

"Jen-"

"Kak Jeno!"

Panggilan itu membuat keempat remaja yang melangkah menuju lobi langsung berhenti dan menoleh.

🌼🌼🌼

Im Seul bergegas menuju ke sekolah. Ia harus menemui Jeno dan Jaemin terlebih dahulu sebelum semuanya terjadi. Niatnya, Im Seul akan menemui kedua laki-laki itu ke kelasnya, tapi dewi fortuna menemukan mereka di lingkungan sekolah menuju ke lobi.

"Jen-" Im Seul membekap mulutnya.

"Dasar bodoh, ini di sekolah," gumamnya merutuki dirinya sendiri.

"Kak Jeno!" teriak Im Seul tanpa menyadari keberadaan Soobin dan satu remaja perempuan yang ikut menoleh, memperhatikan.

Im Seul berlari mendekat, tapi tiba-tiba tali sepatunya copot dan terinjak oleh kaki yang satunya lagi. Hal itu membuat Im Seul tersandung dan jatuh tersungkur. Sebagian orang yang melihat itu langsung meringis. Begitu juga dengan Im Seul.

Jeno dan Soobin langsung berlari mendekat. Namun Jeno lebih dahulu membantu Im Seul. Lutut Im Seul terluka hingga mengeluarkan darah, baju seragam Im Seul kotor karena debu.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Jeno setelah membantu Im Seul.

Im Seul hanya mengangguk sambil terus membersihkan seragamnya. Jaemin dan Nari ikut mendekat.

"Astaga, lututmu terluka." Jeno jongkok di depan Im Seul dan melihat lutut Im Seul. Gadis itu refleks mundur.

Kalimat Jeno membuat Soobin teringat kejadian dimana ia menolong Im Seul yang menjatuhkan pot.

Jeno kembali berdiri dan tanpa aba-aba langsung menggendong Im Seul. Keempat remaja itu terkejut termasuk Im Seul. Detak jantungnya melaju dengan cepat secara tiba-tiba.

"Ya! Kau mau apa?" tanya Soobin sedikit melotot.

"Aku akan membawanya ke ruang kesehatan."

"Turunkan aku," bisik Im Seul merona karena dilihat oleh banyak orang.

REMINISCE : LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang