13. HUKUMAN

22 6 0
                                    

Happy Reading

🌼
🌼
🌼



"Saya tambah dua jam pelajaran." Xiaojun, si ketua osis SMA Byeol berkata dengan entengnya.

Im Seul dan Jeno membulatkan mata mendengar Xiaojun menambah hukuman mereka. Awalnya, mereka masih merasa beruntung karena mereka harus menjalani hukuman sampai jam istirahat, jadi mereka bisa langsung ke kantin. Tapi jika di tambah dua jam pelajaran, mereka harus menunggu istirahat yang kedua. Dan pastinya itu akan sangat lama jika di tunggu.

"Tolong kak, jangan tambah hukumannya, ya?" pinta Im Seul puppy eyes yang langsung membuat Jeno mengangkat alisnya sebelah.

"Tidak bisa!" ucap Xiaojun menekan setiap kata.

Kemudian laki-laki itu pergi meninggalkan Im Seul dan Jeno, setelah memastikan kalau kedua adik kelasnya menjalani hukuman dengan benar.

Suasana antara Im Seul dan Jeno hening. Mereka tak saling berbicara karena sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak ada yang berbeda, karena keduanya berpikir tentang kejamnya hukuman dari anggota osis hanya karena hal spele.

"Hufttt...." Im Seul terlihat sudah mulai malas mengerjakan hukuman ini. Tapi bel masuk belum di bunyikan, jadi mau tak mau Im Seul hanya pasrah menjalankan hukuman.

Sedangkan Jeno, laki-laki itu sepertinya lemas karena tadi pagi ia melewatkan sarapan. Semalam ia juga terlalu lelah karena melakukan beberapa hal. Wajah Jeno juga mulai pucat, pandangannya hampir saja menghilang.

Seseorang mendekati keduanya.

"Jeno-ya? Im Seul-i?" keduanya menoleh malas, tapi sedetik kemudian, wajah Im Seul langsung sumringah. Gadis itu merasa senang saat tahu siapa yang tengah menghampirinya. Ekspresi Jeno masih seperti semula karena ia benar-benar lemah.

"Eoh, kenapa kalian bisa di hukum?" tanya Soobin penasaran. Tangannya menggenggam botol air mineral yang sengaja ia bawa untuk Jeno. Soobin awalnya tak percaya kalau saudaranya bisa dihukum, tapi setelah dilihat-lihat dengan seksama, ternyata benar. Dan akhirnya Soobin membawakan air minum karena tahu Jeno tak memakan sarapannya tadi.

"Apa ini untukku kak?" tanya Im Seul merebut air minum dari tangan Soobin.

"It-"

"Astaga, terima kasih kak Soobin," sela Im Seul ketika Soobin hendak menjawab minuman itu untuk Jeno. Lalu Im Seul langsung membuka tutup botolnya dan meminum air itu sekitar seperempat dari isi botol.

Di sela-sela Im Seul meminum air itu, Soobin memperingatkan agar ia membagi minumannya dengan Jeno, gadis itu pun menurut. Baru saja selesai menutup botol dan hendak memberikan minuman pada Jeno, laki-laki itu ambruk.

"Aaa!!" Im Seul berteriak karena terkejut. Kedua remaja itu langsung panik dan jongkok untuk menyadarkan Jeno. Tapi usaha mereka sia-sia karena Jeno sudah terlanjur pingsan. Soobin langsung bergegas ke ruang kesehatan untuk mengambil tandu dan meminta bantuan.

Im Seul yang sedikit merasa bersalah menjadi sangat panik. Ia menyesal karena minum terlebih dahulu, seharusnya ia membiarkan Jeno untuk meminum air itu agar energinya terkumpul. Tapi dengan egoisnya ia langsung meminum air dari Soobin. Im Seul menepuk pipi Jeno beberapa kali. Ia berteriak minta tolong pada siapa saja. Namun yang menghampiri bukannya membantu malah memperhatikan sambil mengambil video atau gambar. Hingga Soobin datang bersama anggota kesehatan dan beberapa anggota osis.

Mereka langsung memindahkan Jeno ke tandu dan membawa laki-laki itu ke ruang kesehatan. Sesampainya diruang kesehatan, Jeno langsung di tangani oleh perawat yang hari ini di jadwalkan untuk berjaga.

REMINISCE : LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang