Kitt bush....
Setelah bus berhenti di halte depan sekolah, Im Seul langsung berlari menyebrang agar bisa segera sampai di lingkungan sekolah. Dengan kaki panjangnya, Im Seul bisa berlari dengan cekatan.
Saat sampai dilantai dua, gadis itu berhenti berlari dan berjalan menuju ke deretan kelas 2. Im Seul mengintip salah satu kelas diantara kelas yang lain. Merasa keadaan di sekitarnya aman tanpa penghuni, Im Seul kembali melancarkan aksinya. Ia mengendap-endap memasuki kelas itu, lalu setelah sampai dibangku nomor dua dari belakang dan samping kiri, Im Seul membuka tas dengan panik. Ia takut ada seseorang yang tiba-tiba masuk dan melihat dirinya disini.
Setelah menyita waktu beberapa detik untuk mengambil kotak bekal, Im Seul menempelkan sebuah sticky note bertuliskan Makan ini ya kak, semoga harimu menyenangkan-! dikotak bekal berwarna biru muda miliknya.
Im Seul tersenyum sejenak. Hatinya merasa bahagia bisa memberikan makanan yang dibuat khusus olehnya untuk orang yang ia sukai, bahkan menyukainya.
Tersadar dari lamunannya, Im Seul bergegas keluar dari kelas itu. Saat membuka pintu kelas, kehadiran seseorang membuatnya terkejut.
Wajahnya pucat pasi seketika saat melihat siapa yang ada dihadapannya.
"Sedang apa kau?" tanya siswa itu.
"A-aku...."
Im Seul bingung harus menjawab apa. Disaat-saat seperti ini, pasti otaknya tak dapat bekerja. Rasanya ia ingin memperkecil tubuhnya atau mungkin menghilang secara tiba-tiba adalah pilihan yang tepat.
Hingga dewi fortuna menyelamatkan nasibnya kali ini. Matanya melihat ke belakang siswa dihadapannya itu "Eoh, guru," ucapnya.
Siswa itu menoleh ke belakang, dan Im Seul langsung melarikan diri. Gadis itu berlari secepat mungkin menuju ke koridor kelas satu. Hingga saat ia berbelok, kakinya terpeleset.
Dugh!
Brak!Tubuhnya mendarat diubin dengan sempurna. Tak lupa, tanaman hias yang berdiri dipojok koridor ikut terguling karena terdorong tubuh Im Seul yang kecil namun berbobot.
"Yaaa!! Hiks..."
Lututnya terasa sakit karena bergesekan dengan ubin, sikunya membentur pot yang lumayan besar. Ia berhasil menyita perhatian siswa dan siswi yang berlalu lalang di koridor.
Semua siswa berhenti bergerak, seolah-olah gravitasi yang menghentikan mereka. Im Seul menatap ke arah mereka secara bergantian, berharap seseorang menolongnya. Tapi,
"Hahaha...."
Sebagian siswa mentertawakan Im Seul. Ada yang masih diam memperhatikan, ada juga yang tak peduli dan kembali pergi. Gadis itu berdecak sebal. Masih pagi, tapi ia sudah mengalami banyak masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCE : LAST LOVE
Fanfiction【Lee Jeno】 "Takdir itu indah, ya. Bisa-bisanya mempertemukan dua keistimewaan menjadi sebuah perasaan tanpa kepastian"