Happy Reading
🌼
🌼
🌼Im Seul menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Tanpa melepas sepatu dan seragamnya, Im Seul memilih untuk langsung meregangkan otot-ototnya. Seperti biasa, rumah Im Seul sepi karena ibunya tengah bekerja di tempat laundry yang terletak tidak jauh dari rumah tinggalnya.
Disela-sela pandangan gelapnya saat menutup mata, Im Seul teringat kejadian aneh tadi saat di sekolah. Matanya terbuka seketika. Seperti yang dilakukan seorang aktor di film horor.
"Aku dipeluk? Apakah aku dipeluk? Apa dia memelukku?!"
"Astaga! Jangan-jangan.... dia...." Im Seul membulatkan matanya menatap ke langit-langit kamar tanpa fokus.
"Dia.... menyukaiku?"
Nafas Im Seul naik turun dengan cepat, seperti seseorang yang mengidap penyakit asma dan kini tengah kambuh.
"Sebentar-sebentar.... apa mungkin dia menyukaiku? Tapi, sepertinya tidak mungkin. Aku dan dia tidak pernah kenal. Bahkan kami tidak pernah bertemu sebelumnya."
Cinta tumbuh bukan karena pertemuan, melainkan takdir yang akan menumbuhkan cinta lalu membuat dua insan bertemu dan menjalin hubungan.
Tiba-tiba, kalimat ibunya yang pernah ia dengar mengalir begitu saja didalam otaknya.
"Maksud ibu bagaimana?" tanya seorang anak berumur 9 tahun.
"Im Seul, saat ini, kalimat itu tidaklah penting. Tapi, suatu saat kau akan mengerti arti dari kalimat itu."
Nam Eunbi mengusap lembut puncak kepala Im Seul. Lalu menyanyikan lagu penghantar tidur untuk putrinya.
"Hha. Dia menyukaiku?" bibirnya menyunggingkan senyum tidak percaya.
Im Seul terlihat berpikir keras, memikirkan kebenaran tentang siswa bernama Lee Jeno yang menyukainya.
"Bisa jadi, dia menyukaiku. Lihat saja, bagaimana bisa kotak bekalku diambil? Aku tidak memberikan padanya kan pagi tadi? Aku membuat makanan itu untuk kak Soobin bukan untuk dia. Tunggu sebentar, dia juga menyelamatkanku dari siswa yang mengendarai sepeda itu. Dia memelukku. Apa itu yang dinamakan.... modus?" cerocos Im Seul.
"Ya tuhan.... hentikan ini.... aku bisa gila jika seperti ini. Oh ya ya, aku tidak bisa menyimpulkan kejadian itu. Aku akan mencari bukti, apa dia benar menyukaiku."
Im Seul mengubah posisinya jadi duduk. Ia membuka sepatu dan kaos kakinya. Lalu pergi ke kamar mandi. Namun sebelum ia melangkah,
"Dia menyukaiku?" tanyanya lagi dan lagi.
"Yaa.... aku bisa gila karena ini," ucap Im Seul berjalan menuju kamar mandi sambil mengacak-acak rambutnya.
Im Seul mendongak ke langit. Hitam. Ia sedikit mempercepat langkahnya sepulang dari toserba. Ia takut hujan akan turun sebelum dirinya sampai di rumah. Jika ibunya tahu, pasti Im Seul akan dimarahi karena malam-malam keluar rumah untuk membeli camilan dalam keadaan langit mendung.
🌼🌼🌼
Gadis itu melangkah riang menyusuri gang yang sepi, hingga sesuatu membuatnya berhenti melangkah dan berusaha merasakan suasana di belakangnya. Im Seul menoleh ke belakang, namun tidak ada siapa-siapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCE : LAST LOVE
Fanfictie【Lee Jeno】 "Takdir itu indah, ya. Bisa-bisanya mempertemukan dua keistimewaan menjadi sebuah perasaan tanpa kepastian"