Bab 17: Truth or Dare

11 7 1
                                    

"Eh, main truth or dare yuk" Ajak Jeno.

Kanaya, Chandra, dan yang lain sedang ada di halaman belakang villa.

"Masih pagi, udah main gituan aja" Jawab Faranissa.

"Ngga liat noh, matahari udah melambai-lambai. Pagi dari mana coba. Lagian mau main mah kapan aja, mau pagi kek, siang, subuh juga ngga masalah"

"Idih sewot bener lu"

"Ngga mau nih?"

"Sini Jen. Berisik banget dari tadi" Akhirnya, Silvia buka suara dan menyuruh Jeno duduk di sampingnya.

"Tadi ngajak main truth or dare kan? Yuk lah main"

"Tuh, Kanaya aja mau" Jeno langsung menaruh botol yang dia pegang dari tadi, di tengah-tengah mereka.

"Pada ngerti kan cara mainnya? Kalau botolnya ngarah ke salah satu dari kalian, berarti yang kepilih harus milih antara truth or dare. Oke?" Ucap Jeno, menjelaskan bagaimana peraturan bermainnya.

"Iya ngerti. Cepetan puter botolnya" Jeno langsung memutar botolnya setelah Kanaya menyuruhnya.

Botol berputar, dan masih terus berputar. Sampai akhirnya, botol tersebut berhenti dan mengarah ke Mark.

"Truth or dare?" Tanya Jeno.

"Truth"

"Aku mau nanya" Ucap Faranissa bersemangat untuk menanyakan sesuatu ke Mark.

"Wih pacar sendiri nih yang nanya. Siapin jawaban dari sekarang bang"

"Pernah ngga, ngerasa bosen sama aku? Atau ada niatan buat akhirin hubungan kita, karena bosen?" Satu pertanyaan sudah Faranissa berikan ke Mark.

"Hati-hati bang jawabnya, salah dikit bisa tamat lu" Ucap Chandra.

"Bosen itu wajar, dan itu hal yang semua manusia sering rasain. Jadi kalau ditanya bosen atau ngga, yang pasti aku pernah bosen, apalagi di dalam suatu hubungan kayanya ngga mungkin deh ngga ada rasa bosennya. Tapi untuk mengakhiri hubungan cuma karena bosen, aku ngga pernah. Kalau bosen itu dicari solusinya, bukan diakhiri hubungannya" Mark menjawab dengan penuh hati-hati, takut saja dia salah ngomong.

"Terus, kenapa kakak bosen sama aku?"

"Udah, sekali nanya aja. Ntar yang ada jadi sesi tanya jawab" Ujar Jeno dan memutar kembali botolnya.

Botol berputar, dan berhenti tepat di hadapan Jeno.

"Berhenti di gue nih?"

"Lu harus pilih dare. Nyebur ke kolam renang sekarang juga" Ucap Chandra dengan sedikit memaksa.

"Oke. Gue pilih truth"

"Sil, ngga ada yang mau ditanyain ke Jeno?" Tanya Kanaya, dan semua tatapan menuju ke Silvia. Sedangkan yang ditatap hanya diam tidak mengucapkan sepatah katapun.

"Kamu ngga ada yang mau ditanyain? Beneran? Jangan sampe aku yang nanya nih"

"Si bego, kan lu yang seharusnya ditanya" Ucap Mark dan memukul Jeno.

"Sil? Beneran ngga ada yang mau ditanya?" Tanya Kanaya sekali lagi.

"Kenapa... Kamu suka sama aku?" Tanya Silvia.

"Silahkan dijawab saudara Jeno" Ucap Faranissa.

"Kenapa aku suka sama kamu? Hmm... Menurut aku nih ya, suka sama seseorang itu ngga perlu alasan khusus. Karena, kalau alasan itu hilang berarti rasa sukanya juga hilang? Dan terlebih lagi, aku suka sama kamu karena itu kamu, Silvia. Bukan orang lain" Jawab Jeno dengan jawaban yang menurut temannya, itu adalah kata-kata yang lumayan sweet.

NO LONGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang