S1| 21. Detention

288 32 5
                                    

Di pagi hari, kedua kakak-beradik berserta Mamahnya melakukan kegiatan yang biasa mereka lakukan di weekday.

Soojung mengatakan kalau dirinya akan pulang sedikit terlambat karena di agensi yang menaunginya tengah ada kegiatan penyelisihan model. Baik Giselle maupun Minjeong berusaha meyakinkan Mamahnya kalau mereka akn baik-baik saja.
Sebelum pergi, Soojung menciumi kening kedua putrinya.

Kakak-beradik ini telah berada di dalam bus, karena hari ini akan ada ujian harian, Minjeong membaca catatan yang dia bawa. Sementara kakaknya berdiam diri sembari mendengarkan musik lewat earphone-nya.

Sesampainya di gerbang sekolah, mereka berdua melihat Minhyung berjalan seorang diri.
Mereka menghampirinya agar dia tidak kesepian sekaligus mencoba memperat hubungan sedarah mereka.

"Apakah tidurmu nyenyak? Oppa?"

Minhyung sedikit terkejut mendengar Giselle memanggilnya dengan sebutan Oppa.

"Oh, maaf. Mungkin ucapanku buat canggung, tapi kamu lahir duluan dibandingkan denganku. Jadi sudah sepantasnya aku memanggil kamu dengan sebutan Oppa, begitupun juga dengan Minjeong."

"Terserah kalian saja, aku tidak akan protes."

Mendengar sahutan Minhyung yang masih badmood, Giselle mencoba menghiburnya dengan aegyo-nya. Walaupun kakaknya yang melakukannya, tapi Minjeonglah yang merasa malu melihat tingkahnya.

"Aish, jinjja. Eonni, geumanhae. Kenapa eonni membuatku merasa malu." gerutunya dalam batin.

Sekilas, Minhyung tersenyum kecil dan Giselle merasa senang karena usahanya berhasil.

"Sudahlah, Oppa. Jangan berlarut dalam kesedihan terus, lebih baik kita bersenang-senang saja." ujar Giselle.

Mereka bertiga berpencar satu sama lain, dan pergi ke kelasnya masing-masing. Saat makan siang tiba, mereka bertiga kembali berkumpul di salah satu bangku kantin.
Dan sepertinya Minhyung mulai enjoy dengan permbicaraan yang dilakukan oleh Giselle dan Minjeong, bahkan dia terlihat lebih bahagia dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

Di tempat yang berbeda, Soojung tengah menunggu pesananan makanannya di restaurant yang tidak jauh dari tempatnya bekerja, dia merasa curiga dengan salah satu pembeli yang berada di dekatnya. Karena selama dia menunggu makanannya, orang itu seakan memperhatikannya. Karena penasaran, Soojung berpura-pura tidak mengetahuinya.

Saat dirinya tengah menyantap makan siangnya, seseorang dengan nomor yang tidak dikenal olehnya tiba-tiba mengirimkan pesan kepadanya.

|Nomor tidak dikenal|
"Apakah kamu tahu kalau putrimu, Minjeong. Tengah dalam bahaya, bahkan satu putrimu lagi akan berujung sama dan sepertinya kamu tidak tahu kalau sekolah akan di pulangkan lebih awal. Oh, ini sebuah keberuntunganku, haha. Aku harap tadi pagi kamu sudah mencurahkan kasih sayangmu pada mereka."

Jantung Soojung berdetak kencang setelah membaca isi pesan itu, dia menaruh uang untuk makan siangnya diatas mejanya, lalu bergegas pergi dari restaurant itu.
Saat dirinya ingin mendekati mobilnya yang terparkir di parkiran agensinya, seseorang membungkam kain ke mulut dan hidungnya dari arah belakang.

Dengan sisa kesadarannya, Soojunng berusaha untuk berteriak nan memberontak, tapi karena efek obat itu dengan cepat menjalar, Soojung pingsan dan tubuhnya dibawa ke dalam mobil sedan warna hitam. Ternyata mereka terdiri dari 4 orang yang sudah diberikan oleh arahan bosnya, mereka membawa Soojung ke tempat apartment yang jaraknya sangat jauh dari sekolah Giselle dan Minjeong.

Kim Soohyun yang tengah mengadakan rapat di Hotelnya, mendapatkan pesan dan juga foto yang menunjukkan Soojung yang tengah pingsan namun berada di dalam bathtub, bahkan dia lebih syok saat melihat lumuran darah keluar dari mulut Soojung.

I Just Love Her NOT You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang